Polio Jadi Penyakit Berbahaya karena Tak Miliki Antivirus
Minggu, 21 Januari 2024 - 13:14 WIB
Dokter Dominicus menyebut, polio tidak memiliki antivirus sehingga menjadikan penyakit tersebut berbahaya. Pada penderita polio, otot akan mengalami kematian yang tidak bisa disembuhkan.
“Otot yang mati berusaha ditutup oleh otot di sekitarnya yang masih sehat. Namun, otot yang mati itu sendiri tidak bisa dihidupkan kembali,” papar Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unair itu.
Penatalaksanaan penderita polio hanya melalui rehabilitasi medis.
“Itulah sebabnya, pencegahan adalah kunci," katanya.
Salah satu cara mencegah polio adalah imunisasi. Melansir laman Kemenkes RI, sejak Senin (15/1/2024) lalu dilakukan Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio (PIN) secara serentak di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pemberian imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) itu menargetkan 8,4 juta anak berusia 0-7 tahun.
Imunisasi pada PIN polio ini tidak memandang status imunisasi sebelumnya. Dalam keadaan normal, pada seorang anak atau orang dewasa, kata dr Dominicus, yang penting adalah jenis imunisasi dan berapa kali pemberian. Pasalnya, keberhasilan perlindungan vaksin bergantung antara lain pada 2 hal tersebut.
“Sejauh ini, keberhasilan vaksin sangat baik. Akan tetapi, sebaik-baik imunisasi, ia hanya ciptaan manusia. Maka tidak mungkin membuat vaksin dengan perlindungan 100%, maksimal hanya 99,9%,” katanya.
Dokter Dominicus melanjutkan, kemampuan dan angka perlindungan setiap vaksin akan berbeda terhadap tingkat tujuan yang berbeda pula. Baik itu untuk mencegah kematian, sakit berat, sakit ringan, maupun mencegah penularan.
“Otot yang mati berusaha ditutup oleh otot di sekitarnya yang masih sehat. Namun, otot yang mati itu sendiri tidak bisa dihidupkan kembali,” papar Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unair itu.
Penatalaksanaan penderita polio hanya melalui rehabilitasi medis.
“Itulah sebabnya, pencegahan adalah kunci," katanya.
Salah satu cara mencegah polio adalah imunisasi. Melansir laman Kemenkes RI, sejak Senin (15/1/2024) lalu dilakukan Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio (PIN) secara serentak di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pemberian imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) itu menargetkan 8,4 juta anak berusia 0-7 tahun.
Imunisasi pada PIN polio ini tidak memandang status imunisasi sebelumnya. Dalam keadaan normal, pada seorang anak atau orang dewasa, kata dr Dominicus, yang penting adalah jenis imunisasi dan berapa kali pemberian. Pasalnya, keberhasilan perlindungan vaksin bergantung antara lain pada 2 hal tersebut.
“Sejauh ini, keberhasilan vaksin sangat baik. Akan tetapi, sebaik-baik imunisasi, ia hanya ciptaan manusia. Maka tidak mungkin membuat vaksin dengan perlindungan 100%, maksimal hanya 99,9%,” katanya.
Dokter Dominicus melanjutkan, kemampuan dan angka perlindungan setiap vaksin akan berbeda terhadap tingkat tujuan yang berbeda pula. Baik itu untuk mencegah kematian, sakit berat, sakit ringan, maupun mencegah penularan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda