Petugas Kimia Farma Gunakan Alat Rapid Test Antigen Daur Ulang, Waspada Ini Bahayanya!
Rabu, 28 April 2021 - 13:20 WIB
JAKARTA - Empat orang petugas Kimia Farma kedapatan melakukan rapid test antigen menggunakan alat tes daur ulang . Hal ini membuat hasil pemeriksaan Covid-19 terdeteksi positif. Akibat perbuatannya itu, pelaku diamankan polisi.
Berdasarkan keterangan Dirkrimsus Polda Sumatera Utara, Selasa (27/4) pukul 15.45 WIB, telah mengamankan empat orang petugas Laboratorium Rapid Antigen Kimia Farma Lantai M, Bandara Kualanamu , Medan.
Keempat petugas tersebut kemudian diamankan beserta barang bukti seperti uang dan ratusan alat rapid bekas yang sudah di cuci bersih dan telah di masukkan ke dalam kemasan.
Menanggapi fenomena ini, Epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman mengaku sangat prihatin. Sebab, menggunakan alat tes rapid antigen yang didaur ulang dapat berpontensi menimbulkan hasil keliru.
“Ini memprihatikan dan sangat berbahaya, ya. Karena bisa mengurangi akurasinya secara drastis dan menimbulkan false negative atau false positive, dan ini menghasilkan invalid result,” kata Dicky saat dihubungi MNC Portal, Rabu (28/4).
“Sejauh ini tidak ada dan tidak boleh ada tes Covid ini yang sifatnya daur ulang. Tidak pernah ada anjuran seperti itu meski dalam keterbatasan alat,” sambungnya.
Khawatirnya, sambung Dicky, hal ini dapat berdampak meningkatkan penularan virus corona baru.
Berdasarkan keterangan Dirkrimsus Polda Sumatera Utara, Selasa (27/4) pukul 15.45 WIB, telah mengamankan empat orang petugas Laboratorium Rapid Antigen Kimia Farma Lantai M, Bandara Kualanamu , Medan.
Keempat petugas tersebut kemudian diamankan beserta barang bukti seperti uang dan ratusan alat rapid bekas yang sudah di cuci bersih dan telah di masukkan ke dalam kemasan.
Menanggapi fenomena ini, Epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman mengaku sangat prihatin. Sebab, menggunakan alat tes rapid antigen yang didaur ulang dapat berpontensi menimbulkan hasil keliru.
“Ini memprihatikan dan sangat berbahaya, ya. Karena bisa mengurangi akurasinya secara drastis dan menimbulkan false negative atau false positive, dan ini menghasilkan invalid result,” kata Dicky saat dihubungi MNC Portal, Rabu (28/4).
“Sejauh ini tidak ada dan tidak boleh ada tes Covid ini yang sifatnya daur ulang. Tidak pernah ada anjuran seperti itu meski dalam keterbatasan alat,” sambungnya.
Khawatirnya, sambung Dicky, hal ini dapat berdampak meningkatkan penularan virus corona baru.
tulis komentar anda