Menghindari Penggunaan Alat Bekas, Ini yang Harus Diperhatikan Sebelum Swab Test!
Selasa, 04 Mei 2021 - 07:45 WIB
JAKARTA - Agar tak tertipu dengan penggunaan alat test swab bekas , masyarakat sebaiknya lebih waspada saat hendak melakukan swab test. Bagaimana cara mengidentifikasi alat swab benar-benar baru?
Beberapa waktu lalu masyarakat sempat heboh karena adanya penyalahgunaan alat swab bekas. Penggunaan alat swab tersebut terjadi di Bandara Kualanamu, Medan. Oknum mencuci ulang alat swab tersebut untuk digunakan kembali dalam pemeriksaan swab. Kejadian tersebut membuat masyarakat harus waspada.
Lalu, bagaimana cara mengidentifikasi penggunaan alat swab yang memang masih baru dan bagaimana cara penggunaan alat swab yang baik dan benar? dr. Hadian Widyatmojo, Sp.PK, Ahli Patologi Klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang menghimbau agar sebelum melakukan swab, baik antigen maupun PCR , masyarakat perlu memastikan bahwa alat swab yang digunakan masih berada di dalam kemasan dan tersegel.
Masyarakat dapat meminta petugas swab untuk memperlihatkan bahwa alat swab masih baru di dalam kemasan dan dibuka di depan pasien. Petugas juga akan menanyakan ulang nama pasien sebelum melakukan pemeriksaan untuk menghindari kesalahan identitas pasien. “Anda bisa mencurigai jika tidak melihat alat swab tersebut dibuka dari tempatnya di depan Anda,” ujar dr. Hadian
Sebelum melakukan pemeriksaan, petugas perlu menunjukkan kepada pasien bahwa alat masih dalam kemasan sebelum dipakai. Petugas akan membuka bungkus plastiknya sesaat sebelum tindakan swab untuk menjaga agar alat tersebut tetap steril dan mencegah kontaminan.
dr. Hadian menegaskan bahwa selama pengambilanya betul dan aman serta menggunakan alat yang direkomendasi dan memiliki izin edar, maka hasil pemeriksaan swab tersebut bisa dipertanggungjawabkan. Masyarakat bisa menanyakan izin edar tersebut pada faskes (fasilitas kesehatan) terkait merek atau tanggal kadaluarsa alat yang digunakan. “Kadarluasa alat swab antar merek pun berbeda beda. Umumnya sebuah alat swab bisa bertahan bertahun tahun dari masa produksinya,” ujarnya.
Alat swab juga harus digunakan dengan cara yang tepat. Yaitu dengan memasukkan ke rongga hidung sampai batas nasopharings, ke rongga mulut sampai batas oropharings, lalu diusap bolak balik dengan stik swab. “Penggunaan alat swab yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berbahaya termasuk perdarahan hidung,” ujar dr. Hadian
Beberapa waktu lalu masyarakat sempat heboh karena adanya penyalahgunaan alat swab bekas. Penggunaan alat swab tersebut terjadi di Bandara Kualanamu, Medan. Oknum mencuci ulang alat swab tersebut untuk digunakan kembali dalam pemeriksaan swab. Kejadian tersebut membuat masyarakat harus waspada.
Lalu, bagaimana cara mengidentifikasi penggunaan alat swab yang memang masih baru dan bagaimana cara penggunaan alat swab yang baik dan benar? dr. Hadian Widyatmojo, Sp.PK, Ahli Patologi Klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang menghimbau agar sebelum melakukan swab, baik antigen maupun PCR , masyarakat perlu memastikan bahwa alat swab yang digunakan masih berada di dalam kemasan dan tersegel.
Masyarakat dapat meminta petugas swab untuk memperlihatkan bahwa alat swab masih baru di dalam kemasan dan dibuka di depan pasien. Petugas juga akan menanyakan ulang nama pasien sebelum melakukan pemeriksaan untuk menghindari kesalahan identitas pasien. “Anda bisa mencurigai jika tidak melihat alat swab tersebut dibuka dari tempatnya di depan Anda,” ujar dr. Hadian
Sebelum melakukan pemeriksaan, petugas perlu menunjukkan kepada pasien bahwa alat masih dalam kemasan sebelum dipakai. Petugas akan membuka bungkus plastiknya sesaat sebelum tindakan swab untuk menjaga agar alat tersebut tetap steril dan mencegah kontaminan.
dr. Hadian menegaskan bahwa selama pengambilanya betul dan aman serta menggunakan alat yang direkomendasi dan memiliki izin edar, maka hasil pemeriksaan swab tersebut bisa dipertanggungjawabkan. Masyarakat bisa menanyakan izin edar tersebut pada faskes (fasilitas kesehatan) terkait merek atau tanggal kadaluarsa alat yang digunakan. “Kadarluasa alat swab antar merek pun berbeda beda. Umumnya sebuah alat swab bisa bertahan bertahun tahun dari masa produksinya,” ujarnya.
Alat swab juga harus digunakan dengan cara yang tepat. Yaitu dengan memasukkan ke rongga hidung sampai batas nasopharings, ke rongga mulut sampai batas oropharings, lalu diusap bolak balik dengan stik swab. “Penggunaan alat swab yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berbahaya termasuk perdarahan hidung,” ujar dr. Hadian
(wur)
Lihat Juga :
tulis komentar anda