Jangan Asal Pakai Air Purifier! Ini 3 Tips Cara Mengoptimalkan Udara Berkualitas di Rumah & Kantor
Sabtu, 03 Juli 2021 - 20:30 WIB
Ivan juga memaparkan tiga tips pemilihan dan penggunaan produk air purifier guna mengoptimalkan udara yang berkualitas.
Pertama, untuk gedung perkantoran yang tidak memungkinkan untuk membuka jendela, Ivan menyarankan agar pengelola kantor memastikan mesin pembersih udaranya menggunakan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) yang tersertifikasi secara independen.
Filter HEPA telah terbukti secara ilmiah dapat menyaring partikel di udara, termasuk virus dan bakteri yang berukuran sangat kecil.
Namun, meski ada filter HEPA, Ivan menyarankan agar mematikan lampu UV atau ionisasi di mesin pembersih udara.
"Filter HEPA kalau di- combine dengan UV, selain berpotensi berbahaya kalau terpapar UV langsung, fungsi UV juga tidak efektif. Namun, kalau sudah ada air purifier dengan HEPA dan UV, lampu UV dimatikan saja," sarannya.
Kedua, memastikan mesin pembersih udara yang mau dibeli disesuaikan dengan luas ruangan dan aplikasinya. Misalkan, satu mesin pembersih udara untuk ruangan luas 20 meter persegi, namun diaplikasikan di ruangan berukuran 80 meter persegi. Hal itu tidak akan efektif membersihkan udara.
"Efektivitas suatu air purifier ditentukan oleh seberapa besar CADR, Clean Air Delivery Rate. Air purifier yang akan digunakan untuk ruangan yang lebih besar dengan lebih banyak orang atau ruangan lebih sensitif, seperti ruang praktek dokter membutuhkan CADR yang jauh lebih besar dibandingkan untuk kamar tidur atau rumah tinggal untuk luas ruangan yang sama," begitu ia merinci.
Ketiga, Ivan memberikan tips agar menghindari penggunaan air purifier yang berbasis ionisasi, photocatalytic oxidation atau turunannya, dan sinar UV.
Pertama, untuk gedung perkantoran yang tidak memungkinkan untuk membuka jendela, Ivan menyarankan agar pengelola kantor memastikan mesin pembersih udaranya menggunakan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) yang tersertifikasi secara independen.
Filter HEPA telah terbukti secara ilmiah dapat menyaring partikel di udara, termasuk virus dan bakteri yang berukuran sangat kecil.
Namun, meski ada filter HEPA, Ivan menyarankan agar mematikan lampu UV atau ionisasi di mesin pembersih udara.
"Filter HEPA kalau di- combine dengan UV, selain berpotensi berbahaya kalau terpapar UV langsung, fungsi UV juga tidak efektif. Namun, kalau sudah ada air purifier dengan HEPA dan UV, lampu UV dimatikan saja," sarannya.
Kedua, memastikan mesin pembersih udara yang mau dibeli disesuaikan dengan luas ruangan dan aplikasinya. Misalkan, satu mesin pembersih udara untuk ruangan luas 20 meter persegi, namun diaplikasikan di ruangan berukuran 80 meter persegi. Hal itu tidak akan efektif membersihkan udara.
"Efektivitas suatu air purifier ditentukan oleh seberapa besar CADR, Clean Air Delivery Rate. Air purifier yang akan digunakan untuk ruangan yang lebih besar dengan lebih banyak orang atau ruangan lebih sensitif, seperti ruang praktek dokter membutuhkan CADR yang jauh lebih besar dibandingkan untuk kamar tidur atau rumah tinggal untuk luas ruangan yang sama," begitu ia merinci.
Ketiga, Ivan memberikan tips agar menghindari penggunaan air purifier yang berbasis ionisasi, photocatalytic oxidation atau turunannya, dan sinar UV.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda