Ogah Divaksin Covid-19? Awas, Terinfeksi Varian Delta Plus

Rabu, 28 Juli 2021 - 21:44 WIB
Ogah Divaksin Covid-19? Awas, Terinfeksi Varian Delta Plus. Foto/Vita.
JAKARTA - Orang yang tidak divaksin Covid-19 berisiko tinggi terinfeksi varian Delta Plus . Varian Delta Plus merupakan mutasi dari varian Delta . Varian dengan simbol AY.1 ini bahkan diketahui lebih berbahaya dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Salah satu sifat yang dimiliki varian Delta Plus adalah resisten terhadap obat Covid-19 maupun terapi antibodi . Di India sendiri, varian Delta Plus ini cukup mendominasi kasus lonjakan kala itu. Beberapa orang yang terinfeksi varian ini bahkan harus dirawat di rumah sakit.

"Kebanyakan adalah orang yang tidak divaksin Covid-19," terang laporan Rutherford Source, Rabu (28/7).



CNN mencatat, varian Delta Plus 40-60% lebih berbahaya dibandingkan varian Alpha. Itu karena varian Delta Plus memiliki spike protein yang memungkinkan mereka untuk bereplikasi lebih cepat dan lebih baik masuk ke sel-sel paru-paru.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sendiri mengatakan bahwa varian Delta Plus harus diwaspadai. Varian yang pertama kali teridentifikasi di India pada Februari 2021 itu bertanggung jawab atas lonjakan kasus di negara tersebut, dengan 4.000 orang meninggal per hari.



"Dan kebanyakan dari mereka yang meninggal belum mendapatkan vaksin," ungkap laporan tersebut.

Karena itu, vaksinasi masih menjadi upaya mencegah seseorang terinfeksi Covid-19 varian apapun. Hal ini disampaikan Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, bahwa vaksinasi, 5M, dan 3T menjadi upaya terbaik yang harus dilakukan.

"Penemuan varian Delta Plus di Indonesia menunjukkan seberapa pentingnya pelaksanaan Test, Tracing, dan Treatment (3T) serta disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan 5M. Baginya, vaksinasi, 3T dan 5M adalah tiga aspek yang harus dilakukan secara lebih kuat lagi untuk merespon kemunculan varian Delta Plus ini," jelas Dicky.

Dicky melanjutkan, karena varian Delta Plus makin cepat menular, sehingga harus diperkuat ketiga unsur tersebut.

"Orang yang mobilitas harus dicegah untuk membawa virus dengan dideteksi. Tidak ada tindakan yang bisa diubah, hanya saja konsistensi, komitmen dan disiplin termasuk meningkatkan surveillance genomic untuk mendeteksi evolusi dari virus serta melihat perubahan perilaku dari virus ini sendiri," kata Dicky.

(dra)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More