Studi: Orang yang Banyak Jalan Miliki Tekanan Darah Lebih Rendah
Kamis, 28 Mei 2020 - 14:32 WIB
"Studi ini memperkuat pemahaman kami tentang hubungan antara aktivitas fisik dan tekanan darah serta meningkatkan kemungkinan bahwa obesitas atau indeks massa tubuh bertanggung jawab atas banyaknya hubungan itu," jelas Sardana.
"Ke depan, hasil ini akan berguna untuk melihat bagaimana perangkat pintar bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi beban obesitas, dan berpotensi mengurangi tekanan darah," tambah Sardana. ( )
Para peneliti mengecualikan data dari para peserta dengan waktu pemakaian kurang dari 30 hari untuk memastikan mereka terbiasa mengenakan jam tangan. Peneliti juga mengecualikan data dari hari-hari di mana jam tangan dipakai kurang dari lima jam untuk memastikan penghitungan langkah mencerminkan sebagian besar pergerakan harian seseorang.
Selama sekitar lima bulan, peserta rata-rata berjalan 7.500 langkah per hari. Mereka yang punya jumlah langkah harian lebih tinggi memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah secara signifikan. Dalam analisis sekunder, para peneliti menemukan hubungan antara jumlah langkah dan tekanan darah tidak lagi signifikan jika indeks massa tubuh dipertimbangkan, yang menunjukkan kalau indeks tersebut mungkin menjadi faktor penengah dalam hubungan antara aktivitas fisik tadi.
Namun, penelitian ini tidak dirancang untuk melihat apakah indeks massa tubuh memengaruhi jumlah langkah atau sebaliknya. Temuan tersebut mendukung peran data dari perangkat yang dapat dipakai dalam penelitian epidemiologi guna meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara faktor risiko kardiovaskular dan penyakit kardiovaskular.
Hampir setengah dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat diperkirakan mengidap tekanan darah tinggi, dan banyak yang tidak menyadarinya. Padahal seiring waktu, tekanan darah yang meningkat dapat melemahkan jantung, pembuluh darah, ginjal, dan organ tubuh lain.
"Ke depan, hasil ini akan berguna untuk melihat bagaimana perangkat pintar bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi beban obesitas, dan berpotensi mengurangi tekanan darah," tambah Sardana. ( )
Para peneliti mengecualikan data dari para peserta dengan waktu pemakaian kurang dari 30 hari untuk memastikan mereka terbiasa mengenakan jam tangan. Peneliti juga mengecualikan data dari hari-hari di mana jam tangan dipakai kurang dari lima jam untuk memastikan penghitungan langkah mencerminkan sebagian besar pergerakan harian seseorang.
Selama sekitar lima bulan, peserta rata-rata berjalan 7.500 langkah per hari. Mereka yang punya jumlah langkah harian lebih tinggi memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah secara signifikan. Dalam analisis sekunder, para peneliti menemukan hubungan antara jumlah langkah dan tekanan darah tidak lagi signifikan jika indeks massa tubuh dipertimbangkan, yang menunjukkan kalau indeks tersebut mungkin menjadi faktor penengah dalam hubungan antara aktivitas fisik tadi.
Namun, penelitian ini tidak dirancang untuk melihat apakah indeks massa tubuh memengaruhi jumlah langkah atau sebaliknya. Temuan tersebut mendukung peran data dari perangkat yang dapat dipakai dalam penelitian epidemiologi guna meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara faktor risiko kardiovaskular dan penyakit kardiovaskular.
Hampir setengah dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat diperkirakan mengidap tekanan darah tinggi, dan banyak yang tidak menyadarinya. Padahal seiring waktu, tekanan darah yang meningkat dapat melemahkan jantung, pembuluh darah, ginjal, dan organ tubuh lain.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda