Nyeri Dada Salah Satu Gejala Terinfeksi Omicron? Ini Penjelasannya
Senin, 17 Januari 2022 - 14:04 WIB
JAKARTA - Nyeri dada bisa menjadi salah satu gejala yang dirasakan seseorang saat terinfeksi virus Covid-19 , khususnya varian Omicron . Kalau itu sudah Anda rasakan, perawatan medis lebih tentu diperlukan.
Berbeda dengan varian lain seperti Delta atau Alpha, Omicron dinilai tidak menimbulkan kesakitan parah yang ekstrem hingga harus dirawat inap. Seperti disampaikan dokter penyakit menular Dr. Andrew Morris, biasanya orang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron cukup menjalani perawatan di rumah.
“Kebanyakan orang dengan infeksi Covid-19 dapat pulih di rumah. Ketika Anda dinyatakan sehat dan divaksinasi, ini kemungkinan akan menjadi penyakit dan gangguan yang relatif ringan. Bisa hampir tanpa gejala atau pilek, hingga sesuatu yang lebih alami,” tulis Dr. Andrew Morris dalam buletin Covid-19 miliknya.
Dengan Omicron, gejala ringan yang paling umum yakni demam di kisaran suhu 38 derajat celcius atau lebih tinggi, batuk, nyeri otot atau kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Selain gejala-gejala tersebut, Anda juga harus memperhatikan tanda-tanda lain.
Mengutip National Post, Senin (17/1/2022), jika Anda sudah merasa kesulitan bernapas ketika hendak berdiri atau menggerakkan tubuh, lalu dada terasa nyeri dan tertekan hingga sesak napas, itulah tanda-tanda Anda harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif karena ini memang merupakan salah satu gejala terinfeksi Omicron yang tak boleh dipandang remeh.
“Beberapa gejala mungkin merupakan sinyal bahwa perawatan medis lebih diperlukan. Gejala mungkin terlihat berbeda, tergantung pada usia. Orang dewasa biasanya bisa dehidrasi, sesak napas atau nyeri dada, dan pusing,” demikian pernyataan dari WHO, seperti dikutip Express.
Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan, pantauan mereka memperlihatkan orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami berbagai gejala. Antara lain kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan terus-menerus di bagian dada, ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga, sampai warna bibir, kuku, dan kulit yang menjadi pucat keabu-abuan atau biru (tergantung warna kulit).
Sebagian orang juga bahkan bisa merasakan kehilangan nafsu makan, pusing, pingsan atau merasa sangat sakit sehingga tidak mampu merawat diri sendiri. CDC menyebut, biasanya gejala-gejala tersebut muncul di hari kedua hingga 14 hari setelah terpapar virus dan bahwa siapa pun dapat memiliki gejala ringan hingga parah.
Berbeda dengan varian lain seperti Delta atau Alpha, Omicron dinilai tidak menimbulkan kesakitan parah yang ekstrem hingga harus dirawat inap. Seperti disampaikan dokter penyakit menular Dr. Andrew Morris, biasanya orang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron cukup menjalani perawatan di rumah.
“Kebanyakan orang dengan infeksi Covid-19 dapat pulih di rumah. Ketika Anda dinyatakan sehat dan divaksinasi, ini kemungkinan akan menjadi penyakit dan gangguan yang relatif ringan. Bisa hampir tanpa gejala atau pilek, hingga sesuatu yang lebih alami,” tulis Dr. Andrew Morris dalam buletin Covid-19 miliknya.
Dengan Omicron, gejala ringan yang paling umum yakni demam di kisaran suhu 38 derajat celcius atau lebih tinggi, batuk, nyeri otot atau kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Selain gejala-gejala tersebut, Anda juga harus memperhatikan tanda-tanda lain.
Mengutip National Post, Senin (17/1/2022), jika Anda sudah merasa kesulitan bernapas ketika hendak berdiri atau menggerakkan tubuh, lalu dada terasa nyeri dan tertekan hingga sesak napas, itulah tanda-tanda Anda harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif karena ini memang merupakan salah satu gejala terinfeksi Omicron yang tak boleh dipandang remeh.
“Beberapa gejala mungkin merupakan sinyal bahwa perawatan medis lebih diperlukan. Gejala mungkin terlihat berbeda, tergantung pada usia. Orang dewasa biasanya bisa dehidrasi, sesak napas atau nyeri dada, dan pusing,” demikian pernyataan dari WHO, seperti dikutip Express.
Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan, pantauan mereka memperlihatkan orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami berbagai gejala. Antara lain kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan terus-menerus di bagian dada, ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga, sampai warna bibir, kuku, dan kulit yang menjadi pucat keabu-abuan atau biru (tergantung warna kulit).
Sebagian orang juga bahkan bisa merasakan kehilangan nafsu makan, pusing, pingsan atau merasa sangat sakit sehingga tidak mampu merawat diri sendiri. CDC menyebut, biasanya gejala-gejala tersebut muncul di hari kedua hingga 14 hari setelah terpapar virus dan bahwa siapa pun dapat memiliki gejala ringan hingga parah.
(tsa)
tulis komentar anda