Kampanyekan #TemanBikinMood, Cleo Ajak Pecinta Kucing Buat Vlog Aktivitas Bersama

Kamis, 20 Januari 2022 - 23:04 WIB
Kucing sering kali dianggap sebagai teman bahkan keluarga di dalam rumah. Foto Ilustrasi/Freepik
JAKARTA - Bagi sebagian orang, kucing dianggap sebagai hewan peliharaan yang kerap berkelakuan seenaknya. Namun, beberapa studi justru menyatakan hal yang berbeda. Hubungan emosi antara kucing dan pemiliknya jauh lebih mendalam hingga sering kali menjadi hewan kesayangan.

Menurut survey, keberadaan kucing ternyata dapat membantu kita mengatasi rasa kehilangan lebih cepat dan menunjukkan lebih sedikit gejala fisik saat sakit. Selain itu, dikatakan oleh para ahli bahwa kehadiran si mpus ini baik bagi jantung kita. Keberadaannya dipercaya mampu menurunkan tingkat stres yang kita alami.

Aktivitas sebagai bentuk cinta kita kepada kucing kesayangan, seperti mengelus, ternyata juga memberi efek menenangkan yang positif kepada kita sebagai pemiliknya. Maka wajar bila jumlah kepemilikan kucing naik 129% selama lima tahun terakhir, berdasarkan data dari

Euromonitor 2021.

Masa pandemi pun kerap membuat stres banyak orang, namun keberadaan kucing dapat memberikan efek positif bagi kita. Sebuah studi yang dilakukan Mayo Clinic Center for Sleep Medicine juga menunjukkan bahwa 41% orang dalam penelitian, tidur lebih nyenyak dan hanya 20% yang menyatakan hewan peliharaan mengganggu mereka.



Kucing sering kali dianggap sebagai teman bahkan keluarga di dalam rumah. Ketika pemiliknya sedang mengalami kebosanan, kehadiran si mpus ini bisa meningkatkan mood. Lalu bagaimana dengan emosinya?

Sebuah penelitian menemukan bahwa kucing juga melihat kita sebagai sumber kenyamanan dan keamanan. Dengan kata lain, si mpus juga mencintai pemiliknya, bahkan saat mereka tidak benar-benar menunjukkannya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Current Biology mengungkapkan keterikatan antara si mpus dengan pemilik mirip dengan keterikatan anjing dengan pemiliknya.

Sebuah studi di Oakland University juga mengungkapkan hal serupa. Kucing dapat berperilaku berbeda saat pemiliknya tersenyum dan mengernyitkan kening. Peneliti memperhatikan bahwa ketika pemilik tersenyum, kucing merespon dengan berperilaku positif, seperti mendengkur, mengosok-gosok, atau duduk di pangkuan pemiliknya.

Peneliti percaya bahwa si mpus dapat membaca ekspresi wajah pemiliknya dan mereka memiliki kemampuan untuk mempelajarinya dari waktu ke waktu.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More