Mulai Uji Klinis, Apakah Vaksin Merah Putih Digunakan sebagai Booster atau Primer?

Rabu, 16 Maret 2022 - 14:32 WIB
Setelah uji klinis fase 1, vaksin Merah Putih diharapkan bisa memasuki uji klinis fase 2 dan 3 untuk kemudian mendapatkan Izin Penggunaan Darurat dari BPOM. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
JAKARTA - Vaksin Merah Putih segera memasuki uji klinis fase 2. Pada awal Februari lalu, vaksin buatan Universitas Airlangga, PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo itu telah memulai uji klinis tahap pertamanya.

Diharapkan, setelah uji klinis fase pertama selesai, vaksin Merah Putih tersebut bisa memasuki uji klinis fase 2 dan 3 untuk kemudian mendapatkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM.

Segera memasuki uji klinis fase 2, lantas bagaimana nasib vaksin Merah Putih? Apakah dimasukkan ke dalam daftar vaksin primer atau booster?





"Di mana sebenarnya letak vaksin Merah Putih, kita masih proses ya, kami masih proses dalam uji, mudah-mudahan akhir bulan ini sudah masuk ke uji klinis fase 2 dan berikutnya masuk uji klinis fase 3," ujar Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga Surabaya, Fedik Abdul Rantam dalam webinar, Rabu (16/3/2022).

Dijelaskannya, setelah tahapan uji klinis itu selesai, maka baru dapat ditentukan apakah vaksin Merah Putih masuk ke dalam vaksin primer (dosis pertama dan kedua) atau booster (dosis ketiga).

"Tentu, setelah itu baru akan dievaluasi apakah kita masuk vaksin booster atau primary vaccine. Ini tentu memerlukan waktu dan evaluasi ketat," jelasnya.

Dia juga memaparkan perkembangan uji klinis fase pertama pada vaksin Merah Putih. Menurutnya, sejauh ini uji klinis itu menunjukkan hasil yang positif.

"Hasil uji klinik fase 1 sejauh ini kita masih melakukan analisis dari hasil. Laporan ke BPOM juga tentu dalam proses, tetapi sejauh ini baik," kata dia.

Fedik juga memaparkan bahwa saat ini pihaknya telah mempersiapkan produksi vaksin untuk beberapa tahun ke depan.



"Persiapan cell bank dan seed virus ini betul-betul ditata dengan baik, sehingga produksi nanti sudah jelas 3 tahun ke depan sudah tidak ada masalah, baik dalam penyediaan sel maupun seed virus," pungkasnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More