Inilah Tips Aman Bersepeda di Luar Rumah Menurut Ahli
Senin, 22 Juni 2020 - 15:43 WIB
"Seperti di Car Free Day, memilih tempat bersepedanya yang benar dong. Daripada lari atau jalan, untuk menghindari orang, nggak papasan, jaga jarak, pakai sepeda itu lebih gampang. Artinya keep your distance," ujarnya.
"Pastikan daerahnya zona hijau. Jakarta sekarang agak ke kuning. Jakarta masih ada beberapa RW yang merah. Jadi itu perlu diperhatikan sebenarnya. Ketika memaksakan keluar rumah, masih perlu yang namanya masker, dan physical distancing perlu diperhatikan," lanjutnya. ( )
Dalam hal ini dr. Andi juga menganjurkan masyarakat untuk tidak bersepeda secara berkelompok. Adapun risiko rendah tertular COVID-19 yaitu dengan bersepeda di luar rumah sendiri atau bersama anggota keluarga di lingkungan yang sepi dan zona hijau. Sedangkan risiko sedang, jika bersepeda di lingkungan luar rumah dengan anggota keluarga dan tidak lebih dari lima orang, menggunakan peralatan sendiri, serta menjaga jarak.
"Car Free Day terus bareng-bareng, group cycling segala macam, ketika kita ikut grup sepeda, pleton, saat ini masih belum direkomendasikan. Yang direkomendasikan sepedaan sendiri di rumah atau sepeda keluar tapi sendiri dan tetap memakai proteksi, maupun bersama anggota keluarga saja," ungkap dr. Andi.
Terakhir, yang tak kalah penting adalah, tidak berkumpul baik sebelum maupun setelah bersepeda, berfoto, atau makan dan minum di kafe.
Menurut dr. Andi, manfaat bersepeda akan hilang jika masyarakat melupakan bahwa saat ini Indonesia masih dalam masa pandemi COVID-19.
"Naik sepeda lebih mudah jaga jarak dengan orang lain, tapi habis itu kumpul-kumpul, makan-makan, minum-minum di kafe, ya percuma. Aktif bergerak baik untuk kesehatan, tapi perlu memperhatikan banyak faktor. Jangan ngebut, tetap pakai masker, dan jangan kumpul-kumpul," pungkasnya.
"Pastikan daerahnya zona hijau. Jakarta sekarang agak ke kuning. Jakarta masih ada beberapa RW yang merah. Jadi itu perlu diperhatikan sebenarnya. Ketika memaksakan keluar rumah, masih perlu yang namanya masker, dan physical distancing perlu diperhatikan," lanjutnya. ( )
Dalam hal ini dr. Andi juga menganjurkan masyarakat untuk tidak bersepeda secara berkelompok. Adapun risiko rendah tertular COVID-19 yaitu dengan bersepeda di luar rumah sendiri atau bersama anggota keluarga di lingkungan yang sepi dan zona hijau. Sedangkan risiko sedang, jika bersepeda di lingkungan luar rumah dengan anggota keluarga dan tidak lebih dari lima orang, menggunakan peralatan sendiri, serta menjaga jarak.
"Car Free Day terus bareng-bareng, group cycling segala macam, ketika kita ikut grup sepeda, pleton, saat ini masih belum direkomendasikan. Yang direkomendasikan sepedaan sendiri di rumah atau sepeda keluar tapi sendiri dan tetap memakai proteksi, maupun bersama anggota keluarga saja," ungkap dr. Andi.
Terakhir, yang tak kalah penting adalah, tidak berkumpul baik sebelum maupun setelah bersepeda, berfoto, atau makan dan minum di kafe.
Menurut dr. Andi, manfaat bersepeda akan hilang jika masyarakat melupakan bahwa saat ini Indonesia masih dalam masa pandemi COVID-19.
"Naik sepeda lebih mudah jaga jarak dengan orang lain, tapi habis itu kumpul-kumpul, makan-makan, minum-minum di kafe, ya percuma. Aktif bergerak baik untuk kesehatan, tapi perlu memperhatikan banyak faktor. Jangan ngebut, tetap pakai masker, dan jangan kumpul-kumpul," pungkasnya.
(tsa)
tulis komentar anda