Pentingnya Peduli Penyakit Gagal Jantung, Ini Kata Dokter Spesialis Kardiovaskular

Minggu, 29 Mei 2022 - 07:56 WIB
"Tingginya angka tersebut disebabkan oleh beberapa tantangan dalam mengobati pasien dengan gagal jantung, terutama karena perjalanan pasien gagal jantung bisa sangat bervariasi, tanda dan gejala awal dapat ringan kemudian memburuk secara bertahap atau tiba-tiba tergantung berbagai faktor.



"Dia juga menyebutkan bahwa penyakit komorbid menjadi faktor utama yang mempersulit pengobatan gagal jantung dan karenanya seringkali penderita gagal jantung dengan komorbid membutuhkan tim multidisplin untuk menangani penyakit ini secara holistik," paparnya.

Kondisi ini adalah alasan kenapa penanganan gagal jantung harus cepat dilakukan, dengan harapan pasien tidak sampai mengalami komorbiditas, yang dapat menyebabkan terbatasnya pilihan pengobatan, memperberat gagal jantung, dan luaran pasien gagal jantung lebih buruk.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PP PERKI, Dr. dr Isman Firdaus, Sp.JP (K), menjelaskan bahwa kesulitan pengobatan gagal jantung juga disebabkan oleh keterlambatan penanganan.

Selain itu adanya hambatan untuk mengakses layanan kesehatan, karena berbagai faktor penentu; sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesadaran kesehatan masyarakat juga menjadi pemicunya.

"Oleh karena itu, penyediaan akses obat-obatan penyakit kardiovaskular sangat penting dan perlu diprioritaskan ke dalam agenda nasional maupun global," ungkap Dr. Isman.

Ia juga menambahkan, PERKI dengan Kelompok Kerja (Pokja) gagal jantungnya senantiasa konsisten berusaha memperbaiki tatalaksana gagal jantung, melalui pengobatan, pencegahan, dan edukasi.

Dalam mendukung pengobatan penyakit gagal jantung, saat ini telah terdapat temuan baru tentang penggunaan obat yang dapat digunakan untuk penyakit gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi (HFrEF).

Pengobatan terbaru ini menggunakan golongan SGLT2-inhibitor yang merupakan salah satu dari 4 pilar utama pengobatan HFrEF. Salah satu obat SGLT2-inhibitor yang ada di Indonesia adalah Empagliflozin, yang pada 4 Maret 2022 lalu, telah mendapatkan persetujuan dari Badan POM untuk indikasi: pengobatan pasien dewasa dengan gagal jantung kronik yang bergejala akibat fraksi ejeksi yang menurun atau yang lebih dikenal dengan Heart Failure with reduced Ejection Fraction/HFrEF," jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More