Podcast Aksi Nyata, Seruan buat Pemuda Indonesia untuk Tak Lupakan Tari Tradisional
Senin, 13 Juni 2022 - 18:06 WIB
JAKARTA - Rosmala Sari Dewi merupakan koreografer profesional yang giat mengenalkan dan mengembangkan budaya tradisional Indonesia, khususnya seni tari. Perempuan yang akrab disapa Mala ini berkecimpung di dunia seni tari sejak kecil. Bahkan ia juga mengenyam pendidikan sampai S-3 dengan mengambil jurusan seni tari.
Bagi Mala, pendidikan merupakan hobi, apalagi jika itu berkaitan dengan menari. Hal tersebut ia sampaikan dalam Podcast Aksi Nyata bertema Membanggakan, Tetap Eksis Menjadi Koreografer Tari Tradisional di Tengah Gempuran Budaya Modern.
"Buat aku pendidikan itu kayak hobi. Jadi kalau dengan menari itu hidup. Jadi itu sudah kayak kebutuhan buat aku karena ilmu tidak pernah mati sama kayak zaman," ujar Rosmala Sari Dewi dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo, Senin (13/6/2022).
Mala juga tidak memungkiri bahwa perkembangan teknologi dan zaman membuat pemuda jadi lebih kreatif dengan mencampurkan tarian tradisional dengan tarian modern. Meski begitu, ia merasa setuju-setuju saja dengan hal tersebut karena itu bagian dari bentuk kreativitas seseorang.
"Aku rasa sangat setuju dan bangga, karena itu kreativitas, kan mereka berimajinasi," kata Mala.
Meski begitu, perempuan berusia 36 tahun ini mengatakan, alangkah lebih baik pemuda Indonesia tidak melipat tari tarian tradisional. Sebab, bagaimanapun tari tradisional merupakan sebuah warisan dari nenek moyang kita.
"Menari apa pun sah-sah saja. Mau modern, kontemporer, atau balet atau K-Pop, tapi kalau kamu dengan tradisional itu sangat keren unik dan kaya," terangnya.
Mala menambahkan, jika ingin hidup dengan menari, Anda harus membangun rasa disiplin yang tinggi dan tinggalkan jauh-jauh rasa malas.
"Gimana kamu bisa jadi hidup dengan menari? Kalian harus konsisten, disiplin. Pesan aku, jangan pernah malas karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin," ujar Mala.
"Buat aku tari tradisional itu kayak titipan, ini loh nenek moyang kita kasih warisan yang sangat besar yang bisa membanggakan semua orang di Indonesia dan di mancanegara," pungkasnya.
Lihat Juga: Harris Nasution, Koreografer dan Konseptor Gelaran Tari Kolosal Nusantara di Pembukaan MotoGP Mandalika 2024
Bagi Mala, pendidikan merupakan hobi, apalagi jika itu berkaitan dengan menari. Hal tersebut ia sampaikan dalam Podcast Aksi Nyata bertema Membanggakan, Tetap Eksis Menjadi Koreografer Tari Tradisional di Tengah Gempuran Budaya Modern.
"Buat aku pendidikan itu kayak hobi. Jadi kalau dengan menari itu hidup. Jadi itu sudah kayak kebutuhan buat aku karena ilmu tidak pernah mati sama kayak zaman," ujar Rosmala Sari Dewi dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo, Senin (13/6/2022).
Mala juga tidak memungkiri bahwa perkembangan teknologi dan zaman membuat pemuda jadi lebih kreatif dengan mencampurkan tarian tradisional dengan tarian modern. Meski begitu, ia merasa setuju-setuju saja dengan hal tersebut karena itu bagian dari bentuk kreativitas seseorang.
"Aku rasa sangat setuju dan bangga, karena itu kreativitas, kan mereka berimajinasi," kata Mala.
Meski begitu, perempuan berusia 36 tahun ini mengatakan, alangkah lebih baik pemuda Indonesia tidak melipat tari tarian tradisional. Sebab, bagaimanapun tari tradisional merupakan sebuah warisan dari nenek moyang kita.
"Menari apa pun sah-sah saja. Mau modern, kontemporer, atau balet atau K-Pop, tapi kalau kamu dengan tradisional itu sangat keren unik dan kaya," terangnya.
Mala menambahkan, jika ingin hidup dengan menari, Anda harus membangun rasa disiplin yang tinggi dan tinggalkan jauh-jauh rasa malas.
"Gimana kamu bisa jadi hidup dengan menari? Kalian harus konsisten, disiplin. Pesan aku, jangan pernah malas karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin," ujar Mala.
"Buat aku tari tradisional itu kayak titipan, ini loh nenek moyang kita kasih warisan yang sangat besar yang bisa membanggakan semua orang di Indonesia dan di mancanegara," pungkasnya.
Lihat Juga: Harris Nasution, Koreografer dan Konseptor Gelaran Tari Kolosal Nusantara di Pembukaan MotoGP Mandalika 2024
(tsa)
tulis komentar anda