Resah Melihat Hustle Culture, Daniel Mananta Serius Tekuni Bisnis Wellness Tourism

Senin, 04 Juli 2022 - 18:32 WIB
Lalu saat pandemi Covid-19 menghantam dunia sejak awal 2020 lalu, Daniel kembali merasakan keresahan-keresahan yang akhirnya memunculkan sebuah peluang bisnis baru. Daniel mengatakan, dampak dari pandemi Covid-19 sedikit banyak telah mengubah kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Ditambah lagi dengan munculnya fenomena hustle culture, di mana sebagian besar orang menjadi gila kerja hingga melupakan kebutuhan dasar manusia yaitu istirahat. Akhirnya, pada April 2022, Daniel resmi menjadi mitra strategis Bobobox guna mempromosikan gaya hidup sehat untuk menandingin fenomena hustle culture tersebut.

"Ini salah satu bukti keresahan gue juga di mana, banyak orang saking sibuknya kerja, mereka lupa caranya beristirahat dan cara tidur yang benar. Bahkan, mereka harus minum obat untuk bisa tidur, itu enggak makes sense," tegas Daniel.

Padahal, lanjut Daniel Mananta, tidur merupakan kebutuhan manusia yang telah dibiasakan sedari kecil.



"Lantas, mengapa saat ini masih banyak orang membutuhkan obat tidur untuk beristirahat? Ini karena otak kita terus bekerja, terus sibuk, kadang-kadang bukan kita yang sibuk, tapi otak kita yang sibuk," timpalnya.

Kolaborasi Daniel bersama Bobobox khususnya Bobocabin dirasa tepat untuk memberikan sebuah perspektif baru. Tujuannya pun sangat sederhana, Daniel ingin mengajak masyarakat agar meluangkan waktunya untuk mendapatkan istirahat berkualitas sekaligus ikut mempromosikan pariwisata Indonesia.

Lokasinya memang tersebar di sejumlah destinasi prioritas besutan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Meskipun demikian, Daniel tidak menampik masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya, kebiasaan masyarakat Indonesia yang tengah keranjingan bermain smartphone terkhusus media sosial.

Menurut data yang berhasil ia kumpulkan, ternyata rata-rata org Indonesia menghabiskan di depan layar smartphone selama 8-10 jam dalam kurun waktu 1x24 jam. Bahkan, tak jarang ada yang sampai 15 jam.

"Anggap saja kita hidup sampai usia 60 tahun. Kalau dihitung-hitung dengan persentase waktu per hari, kita menghabiskan waktu liat screen smartphone itu bisa sampai 20 tahun. 20 tahun lainnya kita pakai untuk tidur, sisanya untuk aktivitas sehari-hari," kata Daniel Mananta.

"Bayangkan, itu semua waktu yang sangat lama. Jadi bagaimana kalau sekarang ini kita umpetin dulu handphonenya dan liat keindahan dan connect di sekitar kita. Kembali connect lagi sama anak kita, kita main bareng, ngedate sama istri kita. Stop looking down, jangan sampai kita jadi generasi nunduk. Yuk kita jadi generasi yang menetap apa di muka kita," tandasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More