Desa Wisata Seribu Gonjong Destinasi yang Menarik dan Unik
Senin, 15 Agustus 2022 - 21:15 WIB
Hingga kini yang masih menekuni kerajinan Keranjang Kibang adalah Datuk Bandaro Sakti. Walaupun sudah usia 70 tahun, namun ia tetap menekuni hasil UMKM Sarugo ini dan setiap keranjang kibang dibuat dalam waktu tiga hari kemudian dijual dengan harga Rp300.000. Jangan lupa beli yang banyak sebagai bukti bahwa kamu bangga produk Indonesia, sekaligus membantu perekonomian warga dan menggeliatkan pariwisata kita. Tetap bangga dengan hasil kreatif lokal dan bangga dengan produk Indonesia.
Agrowisata (Porak Limau)
Desa Sarugo bisa dibilang terkurung bukit, penduduk yang tinggal di sana menggantungkan pada sektor pertanian, terutama hasil jeruk siam Gunuang Omeh yang melimpah. Tanaman jeruk siam ini berada di lahan seluas 200 hektare.
Menurut Musri, petani jeruk mengungkapkan, kebun seluas 200 hentare ini semuanya ditanamin jeruk dan cukup memberikan manfaat bagi masyarakat sini. “Untuk 1 kg jeruk dihargai Rp10.000,” katanya.
Selain untuk hasil pertanian, kebun jeruk ini juga dijadikan Agrowisata. Pengunjung bisa menikmati buah jeruk sepuasnya dengan biaya masuk Rp10.000. Hal ini cukup menarik untuk mendatangkan wisatawan. Sehingga
pergerakan ekonomi cukup baik, mereka panen setiap harinya mencapai 2 ton. Itupun belum panen melimpah.
Jika mengalami panen raya, buah jeruk cukup melimpah sehingga masyarakat setempat mengolahnya menjadi selai jeruk yang dapat dijadikan buah tangah para wisatawan.
Cara mengolahnnya buah jeruk ditambahkan dengan papaya, gula pasir, kayu manis, cengkeh. Setelah semuanya tersedia diolah menjadi selai, kemudian selai yang biasanya dipadukan dengan kue semprong yang terbuat dari tepung.
Uniknya lagi, begitu melimpahnya buah jeruk siam Gunuang Omeh, masyarakat setempat juga dijadikan makanan ikan dewa. Pengunjung desa Sarugo dapat memetik buah jeruk dan sekaligun bisa memberikan ikan dewa yang ada di sungai yang mengelilingi desa wisata Seribu Gonjong.
Agrowisata (Porak Limau)
Desa Sarugo bisa dibilang terkurung bukit, penduduk yang tinggal di sana menggantungkan pada sektor pertanian, terutama hasil jeruk siam Gunuang Omeh yang melimpah. Tanaman jeruk siam ini berada di lahan seluas 200 hektare.
Menurut Musri, petani jeruk mengungkapkan, kebun seluas 200 hentare ini semuanya ditanamin jeruk dan cukup memberikan manfaat bagi masyarakat sini. “Untuk 1 kg jeruk dihargai Rp10.000,” katanya.
Selain untuk hasil pertanian, kebun jeruk ini juga dijadikan Agrowisata. Pengunjung bisa menikmati buah jeruk sepuasnya dengan biaya masuk Rp10.000. Hal ini cukup menarik untuk mendatangkan wisatawan. Sehingga
pergerakan ekonomi cukup baik, mereka panen setiap harinya mencapai 2 ton. Itupun belum panen melimpah.
Jika mengalami panen raya, buah jeruk cukup melimpah sehingga masyarakat setempat mengolahnya menjadi selai jeruk yang dapat dijadikan buah tangah para wisatawan.
Cara mengolahnnya buah jeruk ditambahkan dengan papaya, gula pasir, kayu manis, cengkeh. Setelah semuanya tersedia diolah menjadi selai, kemudian selai yang biasanya dipadukan dengan kue semprong yang terbuat dari tepung.
Uniknya lagi, begitu melimpahnya buah jeruk siam Gunuang Omeh, masyarakat setempat juga dijadikan makanan ikan dewa. Pengunjung desa Sarugo dapat memetik buah jeruk dan sekaligun bisa memberikan ikan dewa yang ada di sungai yang mengelilingi desa wisata Seribu Gonjong.
tulis komentar anda