Lika-liku Permainan dalam Berkencan Berakhir di 2022 Berdasarkan para Single Indonesia
Jum'at, 16 Desember 2022 - 10:17 WIB
2. Nilai positif jadi poin plus. Walaupun sebelumnya lebih dikenal sebagai emoji untuk simbol parkir, P telah beralih fungsi menjadi emoji yang merepresentasikan Pushing P dan menjadi trending emoji nomor 1 secara global di Tinder pada tahun ini.
Merupakan pergeseran yang menarik dari tren emoji di tahun-tahun sebelumnya, para member beralih ke P untuk membuat orang lain tahu nilai positif yang mereka cari. Di Indonesia, para member paling banyak menggunakan emoji hantu dan mata berkedip, serta kilauan.
3. Dinner biasa mulai ditinggalkan. Aktivitas yang dilakukan saat pandemi nampaknya akan bertahan. Tinder member di Indonesia memilih ‘Jalan-jalan’ (74%), ‘Nge-date ke Acara Musik’ (21%), dan ‘Kulineran’ (57%) sebagai aktivitas first date favorit mereka. Kemudian ‘Olahraga Outdoor’ (27%) sebagai aktivitas nge-date saat musim panas.
Mereka mencari aktivitas yang lebih autentik untuk saling mengenal satu sama lain, nggak hanya dinner bareng saja. Ada juga ide ngedate seru lainnya yang jadi tren global di Tinder, antara lain, Camping, BBQ-an, mencoba hal-hal baru, dan kuliner kaki lima.
4. Humoris, fresh, dan apa adanya itu menarik banget. Selera humor menjadi hal yang paling dicari para member dari calon match mereka. 73% anak muda (global) mengaku mereka mencari orang yang punya keinginan jelas dan berpenampilan bersih. Saat ditanya kriteria paling penting dari pasangan, mereka memprioritaskan kualitas berbasis nilai, seperti loyalitas (79%), saling menghargai (78%), dan berpikiran terbuka (61%) dibandingkan fisik (56%).
Sama halnya di Indonesia, para single juga melihat banyak hal di luar mindset lama ‘bibit, bebet, bobot’. Mereka mencari calon pasangan yang punya pemikiran terbuka dan bisa menerima (79%), dapat dipercaya (68%), dan bisa berbagi selera humor yang sama (64%).
5. Pandangan terhadap isu sosial bisa mempengaruhi hubungan. Tiga perempat (75%) lajang mencari pasangan yang menghargai dan mengamati isu sosial. Aktivisme dan Hak Pemilih menjadi dua Minat yang meningkat masing-masing sebanyak 84% dan 37% pada profil member Tinder global di tahun ini.
6. Memamerkan unsur nostalgia. Banyak para lajang yang terinspirasi era 90an, terlihat dari peningkatan Minat (Interest) yang dipasang di profil Tinder mereka seperti Anak 90an, Anime, hingga Sneakers. Bahkan lagu jadul favorit yakni ‘Running Up That Hill’ oleh Kate Bush, kembali naik menjadi top 10 lagu pilihan Spotify Anthem di profil Tinder.1 Tinder juga terinspirasi dari tren berkencan di tahun 90an, yakni Blind Date, yang menjadi salah satu fitur Tinder.
Fitur ini menghubungkan para member sebelum memperlihatkan profil mereka satu sama lain, dan telah digunakan sebanyak 200,000 kali rata-rata setiap harinya. Beberapa tahun terakhir terasa sulit, dan nampaknya para lajang berusaha mencari pasangan yang autentik dengan vibes yang oke seperti zaman sebelum ada smartphone.
Merupakan pergeseran yang menarik dari tren emoji di tahun-tahun sebelumnya, para member beralih ke P untuk membuat orang lain tahu nilai positif yang mereka cari. Di Indonesia, para member paling banyak menggunakan emoji hantu dan mata berkedip, serta kilauan.
3. Dinner biasa mulai ditinggalkan. Aktivitas yang dilakukan saat pandemi nampaknya akan bertahan. Tinder member di Indonesia memilih ‘Jalan-jalan’ (74%), ‘Nge-date ke Acara Musik’ (21%), dan ‘Kulineran’ (57%) sebagai aktivitas first date favorit mereka. Kemudian ‘Olahraga Outdoor’ (27%) sebagai aktivitas nge-date saat musim panas.
Mereka mencari aktivitas yang lebih autentik untuk saling mengenal satu sama lain, nggak hanya dinner bareng saja. Ada juga ide ngedate seru lainnya yang jadi tren global di Tinder, antara lain, Camping, BBQ-an, mencoba hal-hal baru, dan kuliner kaki lima.
4. Humoris, fresh, dan apa adanya itu menarik banget. Selera humor menjadi hal yang paling dicari para member dari calon match mereka. 73% anak muda (global) mengaku mereka mencari orang yang punya keinginan jelas dan berpenampilan bersih. Saat ditanya kriteria paling penting dari pasangan, mereka memprioritaskan kualitas berbasis nilai, seperti loyalitas (79%), saling menghargai (78%), dan berpikiran terbuka (61%) dibandingkan fisik (56%).
Sama halnya di Indonesia, para single juga melihat banyak hal di luar mindset lama ‘bibit, bebet, bobot’. Mereka mencari calon pasangan yang punya pemikiran terbuka dan bisa menerima (79%), dapat dipercaya (68%), dan bisa berbagi selera humor yang sama (64%).
5. Pandangan terhadap isu sosial bisa mempengaruhi hubungan. Tiga perempat (75%) lajang mencari pasangan yang menghargai dan mengamati isu sosial. Aktivisme dan Hak Pemilih menjadi dua Minat yang meningkat masing-masing sebanyak 84% dan 37% pada profil member Tinder global di tahun ini.
6. Memamerkan unsur nostalgia. Banyak para lajang yang terinspirasi era 90an, terlihat dari peningkatan Minat (Interest) yang dipasang di profil Tinder mereka seperti Anak 90an, Anime, hingga Sneakers. Bahkan lagu jadul favorit yakni ‘Running Up That Hill’ oleh Kate Bush, kembali naik menjadi top 10 lagu pilihan Spotify Anthem di profil Tinder.1 Tinder juga terinspirasi dari tren berkencan di tahun 90an, yakni Blind Date, yang menjadi salah satu fitur Tinder.
Fitur ini menghubungkan para member sebelum memperlihatkan profil mereka satu sama lain, dan telah digunakan sebanyak 200,000 kali rata-rata setiap harinya. Beberapa tahun terakhir terasa sulit, dan nampaknya para lajang berusaha mencari pasangan yang autentik dengan vibes yang oke seperti zaman sebelum ada smartphone.
tulis komentar anda