Bahayanya Anemia untuk Perempuan Indonesia, Begini Cara Mencegahnya
Kamis, 22 Desember 2022 - 21:15 WIB
JAKARTA - Di Indonesia, prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) tertinggi pada ibu hamil. Penyakit karena kekurangan nutrisi yang umum terjadi di dunia, termasuk Indonesia, ini seharusnya tidak perlu terjadi asalkan para ibu memenuhi asupan zat besi harian mereka.
ADB pada kehamilan tidak hanya berdampak negatif pada ibu tetapi juga pada bayi. Namun faktanya, dua dari lima orang Indonesia mengalami ADB. Semua berisiko terkena ADB, dari bayi sampai lansia.
"Bayi berisiko mengalami ADB 39%, anak-anak 27%, remaja 32%, wanita usia reproduktif 18%, lansia 42%, dan tertinggi pada ibu hamil, yaitu 49% atau 5 dari 10 ibu hamil mengalami ADB," kata Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RS Siloam Manado dr. Grace Imelda Thungari, Sp.OG saat Instagram Live GoodTalkSeries baru-baru ini, sebuah kolaborasi antara Good Doctor dan P&G Health.
"Secara umum, ADB akan menurunkan daya tahan tubuh, menurunkan daya pikir, kurang bersemangat, dan kurang produktif, sedangkan ibu hamil yang ADB berisiko mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang kecil atau bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)," sambungnya.
Anemia, dijelaskan dr. Grace adalah jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin dalam tubuh yang menurun hingga di bawah normal. Kekurangan sel darah merah ini disebabkan kekurangan zat besi. Sekitar 62% orang yang mengalami anemia disebabkan kekurangan zat besi.
"Zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin (Hb) pada sel darah merah. Hemoglobin diperlukan untuk mengangkut oksigen dan apabila jumlah sel darah merah terlalu sedikit atau hemoglobin tidak mencukupi, akan terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh," jelas dr. Grace.
WHO juga menyatakan bahwa anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius yang terutama mempengaruhi anak-anak dan ibu hamil. Dilansir dari gooddoctor.co.id, selama kehamilan, tubuh membutuhkan zat besi dua kali lipat lebih banyak. Kebutuhan zat besi meningkat karena selama kehamilan volume darah yang diperlukan meningkat 30% hingga 50%.
Tubuh membutuhkan lebih banyak darah untuk dapat membawa oksigen untuk ibu dan calon bayi. Anemia saat hamil muda dan pada trimester kedua juga dapat meningkatkan risiko kehilangan darah selama persalinan dan membuat tubuh lebih sulit untuk melawan infeksi.
ADB pada kehamilan tidak hanya berdampak negatif pada ibu tetapi juga pada bayi. Namun faktanya, dua dari lima orang Indonesia mengalami ADB. Semua berisiko terkena ADB, dari bayi sampai lansia.
"Bayi berisiko mengalami ADB 39%, anak-anak 27%, remaja 32%, wanita usia reproduktif 18%, lansia 42%, dan tertinggi pada ibu hamil, yaitu 49% atau 5 dari 10 ibu hamil mengalami ADB," kata Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RS Siloam Manado dr. Grace Imelda Thungari, Sp.OG saat Instagram Live GoodTalkSeries baru-baru ini, sebuah kolaborasi antara Good Doctor dan P&G Health.
"Secara umum, ADB akan menurunkan daya tahan tubuh, menurunkan daya pikir, kurang bersemangat, dan kurang produktif, sedangkan ibu hamil yang ADB berisiko mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang kecil atau bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)," sambungnya.
Anemia, dijelaskan dr. Grace adalah jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin dalam tubuh yang menurun hingga di bawah normal. Kekurangan sel darah merah ini disebabkan kekurangan zat besi. Sekitar 62% orang yang mengalami anemia disebabkan kekurangan zat besi.
"Zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin (Hb) pada sel darah merah. Hemoglobin diperlukan untuk mengangkut oksigen dan apabila jumlah sel darah merah terlalu sedikit atau hemoglobin tidak mencukupi, akan terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh," jelas dr. Grace.
WHO juga menyatakan bahwa anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius yang terutama mempengaruhi anak-anak dan ibu hamil. Dilansir dari gooddoctor.co.id, selama kehamilan, tubuh membutuhkan zat besi dua kali lipat lebih banyak. Kebutuhan zat besi meningkat karena selama kehamilan volume darah yang diperlukan meningkat 30% hingga 50%.
Tubuh membutuhkan lebih banyak darah untuk dapat membawa oksigen untuk ibu dan calon bayi. Anemia saat hamil muda dan pada trimester kedua juga dapat meningkatkan risiko kehilangan darah selama persalinan dan membuat tubuh lebih sulit untuk melawan infeksi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda