Bahayanya Anemia untuk Perempuan Indonesia, Begini Cara Mencegahnya
Kamis, 22 Desember 2022 - 21:15 WIB
Bahkan, anemia yang lebih parah dapat menempatkan bayi pada risiko yang lebih tinggi untuk anemia di kemudian hari pada masa bayi. Anemia defisiensi zat besi pada bayi juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan saraf. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat memicu kelainan perilaku dan daya ingat.
Orang yang ADB akan merasa lemah, letih, lesu, sulit konsentrasi, kadang sesak napas, pusing, tangan kaki terasa dingin, dan insomnia yang paling sering dialami ibu hamil. Sementara itu, gejala yang terlihat adalah pucat yang terlihat dari konjungtiva, kuku rapuh atau berbentuk sendok, bibir pecah-pecah dan sering luka, dan rambut rontok.
"Para ibu atau remaja putri yang merasakan gejala anemia dapat langsung berkonsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis dalam waktu 24 jam di mana pun mereka berada melalui aplikasi Good Doctor. Sekalipun tidak merasakan gejala, apabila membutuhkan rekomendasi diet sehat yang menyenangkan agar terhindar dari anemia, aplikasi Good Doctor juga menyediakan Klinik Gizi Klinis secara khusus dengan dokter spesialis gizi klinis yang tepercaya," papar Medical Manager PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Ega Bonar Bastari.
"Kemudahan ini membantu para perempuan yang sibuk beraktivitas, berkarier, dan mengurus keluarga untuk senantiasa menjaga kesehatan mereka. Sebagai penyedia layanan kesehatan terpadu berbasis teknologi, Good Doctor siap untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia, termasuk untuk mencegah dan menanggulangi anemia," tambahnya.
Namun, untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar hemoglobin. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa ibu hamil dikatakan anemia apabila kandungan Hb < 11 gr/dl. Zat besi merupakan mineral di dalam tubuh yang sebenarnya bisa diperoleh dari makanan sehari-hari.
Misalnya, daging sapi tanpa lemak, daging ayam, telur ayam, ikan salmon, brokoli, kacang-kacangan, bayam, tahu, sereal, dan buah-buahan yang mengandung vitamin C. Apabila tidak mencukupi harus diberikan suplemen penambah zat besi. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat sehingga harus diberikan suplemen.
“Untuk mencegah anemia pada ibu hamil, pada trimester awal kehamilan, ibu hamil wajib mengecek kadar Hb. Setelah itu, ibu hamil harus minum suplemen zat besi. WHO merekomendasikan suplemen zat besi untuk remaja dan perempuan dewasa sebanyak 30—60 mg zat besi ditambah asam folat 400 mikrogram,” ujar dr. Grace.
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dan remaja putri mendapat perhatian serius dari Pemerintah Indonesia. Sejak 1990, Pemerintah telah meluncurkan Program Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi besi serta menjadi salah satu intervensi spesifik dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Orang yang ADB akan merasa lemah, letih, lesu, sulit konsentrasi, kadang sesak napas, pusing, tangan kaki terasa dingin, dan insomnia yang paling sering dialami ibu hamil. Sementara itu, gejala yang terlihat adalah pucat yang terlihat dari konjungtiva, kuku rapuh atau berbentuk sendok, bibir pecah-pecah dan sering luka, dan rambut rontok.
Baca Juga
"Para ibu atau remaja putri yang merasakan gejala anemia dapat langsung berkonsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis dalam waktu 24 jam di mana pun mereka berada melalui aplikasi Good Doctor. Sekalipun tidak merasakan gejala, apabila membutuhkan rekomendasi diet sehat yang menyenangkan agar terhindar dari anemia, aplikasi Good Doctor juga menyediakan Klinik Gizi Klinis secara khusus dengan dokter spesialis gizi klinis yang tepercaya," papar Medical Manager PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Ega Bonar Bastari.
"Kemudahan ini membantu para perempuan yang sibuk beraktivitas, berkarier, dan mengurus keluarga untuk senantiasa menjaga kesehatan mereka. Sebagai penyedia layanan kesehatan terpadu berbasis teknologi, Good Doctor siap untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia, termasuk untuk mencegah dan menanggulangi anemia," tambahnya.
Namun, untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar hemoglobin. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa ibu hamil dikatakan anemia apabila kandungan Hb < 11 gr/dl. Zat besi merupakan mineral di dalam tubuh yang sebenarnya bisa diperoleh dari makanan sehari-hari.
Misalnya, daging sapi tanpa lemak, daging ayam, telur ayam, ikan salmon, brokoli, kacang-kacangan, bayam, tahu, sereal, dan buah-buahan yang mengandung vitamin C. Apabila tidak mencukupi harus diberikan suplemen penambah zat besi. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat sehingga harus diberikan suplemen.
“Untuk mencegah anemia pada ibu hamil, pada trimester awal kehamilan, ibu hamil wajib mengecek kadar Hb. Setelah itu, ibu hamil harus minum suplemen zat besi. WHO merekomendasikan suplemen zat besi untuk remaja dan perempuan dewasa sebanyak 30—60 mg zat besi ditambah asam folat 400 mikrogram,” ujar dr. Grace.
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dan remaja putri mendapat perhatian serius dari Pemerintah Indonesia. Sejak 1990, Pemerintah telah meluncurkan Program Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi besi serta menjadi salah satu intervensi spesifik dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Lihat Juga :
tulis komentar anda