Pentingnya Mengetahui Efek Puasa Intermiten, Bisa Merusak Suasana Hati

Selasa, 14 Juli 2020 - 16:03 WIB
loading...
Pentingnya Mengetahui Efek Puasa Intermiten, Bisa Merusak Suasana Hati
Jika Anda berencana mencoba puasa intermiten, penting untuk mengetahui bagaimana efek diet ini yang tidak hanya pada tubuh, tetapi juga pikiran. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Puasa intermiten telah menjadi pusat perhatian untuk sementara waktu. Diet ini telah mendapatkan popularitas luar biasa karena beberapa manfaat yang diperoleh, dari penurunan berat badan, peningkatan tingkat energi, peningkatan metabolisme, kesehatan usus yang lebih baik hingga penurunan peradangan.

Jika Anda juga berencana untuk mencoba puasa intermiten , penting untuk mengetahui bagaimana efek diet ini yang tidak hanya pada tubuh, tetapi juga pikiran. Seperti dilansir Times of India, berikut ini beberapa efek psikologis puasa intermiten.

1. Bisa mengacaukan suasana hati
Apakah Anda merasa kesal atau marah jika Anda tidak makan tepat waktu? Jika itu yang terjadi pada Anda, sangat mungkin bahwa puasa intermiten dapat membuat perubahan nyata dalam suasana hati Anda.

Sementara, penurunan kadar gula darah dapat berdampak buruk bagi orang-orang yang menderita diabetes. Ada hormon yang disebut neuropeptide Y yang menandakan orang menjadi lebih agresif ketika mereka benar-benar lapar. Namun, begitu Anda terbiasa, Anda tidak akan mengalami perubahan suasana hati.

2. Merasa lebih cemas
Semakin banyak kortisol dalam tubuh, semakin besar kemungkinan Anda akan merasa stres. Asupan makanan yang dibatasi dapat meningkatkan hormon stres kortisol, yang dapat membuat seseorang cemas dan stres. (Baca juga: Ingin Jantung Anda Sehat? Hindari Beberapa Makanan Ini ).

Selain itu, kadar kortisol yang tinggi dalam tubuh juga terkait dengan penyimpanan lemak dalam tubuh, yang mengalahkan tujuan mengikuti diet.

3. Merasa lelah
Sebuah penelitian menemukan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan kualitas tidur, sementara penelitian lain mengklaim hal itu dapat menyebabkan masalah dengan tidur.

Puasa dapat mengurangi jumlah tidur REM (tidur nyenyak di mana tubuh pulih). Ini terjadi karena kenaikan kortisol dan insulin saat puasa, kata sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal Nature and Science of Sleep.

Karena Anda mungkin makan jauh sebelum tidur, itu bisa menyulitkan Anda tidur dengan perut kosong. Dan kita semua tahu kesehatan mental secara keseluruhan bergantung pada tidur yang cukup.

4. Merasa kesepian
Sangat mungkin bahwa jika Anda tidak dapat makan selama periode tertentu, hal itu dapat memengaruhi situasi sosial dengan keluarga dan teman yang melibatkan makanan. Kehilangan keluarga dan teman-teman dapat menyebabkan perasaan isolasi sosial dan kesepian. Hal itu berdasarkan American Psychological Association.

Menurut National Eating Disorders Association, melewatkan hubungan sosial karena pembatasan diet adalah gejala khas dari anoreksia.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2824 seconds (0.1#10.140)