Ini Mitos-Mitos Burung Perkutut yang Berkembang dan Masih Dipercaya di Jawa
loading...
A
A
A
Mitos lain, perkutut disebut menjadi sarana bagi praktik pesugihan. Anggapan ini berkembang seiring dengan kepercayaan bahwa perkutut bisa hidup di dua alam. Mereka yang melakukan pesugihan kutut manggung, maka akan memperoleh perubahan besar dalam hidupnya. Terutama, dalam hal rezeki.
Pesugihan ini mengharuskan para pelakunya untuk memelihara burung perkutut katuranggan. Mereka juga berkewajiban memberikan sesajen dan menghindari pantangan yang diberikan.
Sementara itu, ada 4 jenis burung perkutut yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Keempatnya adalah perkutut songgo ratu, perkutut lurah, perkutut putih, dan perkutut hitam.
Perkutut songgo ratu dipercaya mampu menolak berbagai jenis santet yang mengangkat kewibawaan pemiliknya. Selanjutnya, ada perkutut lurah yang biasa dipelihara oleh mereka dengan kedudukan atau jabatan bonafide.
Sama seperti perkutut songgo ratu, perkutut lurah juga mampu mendongkrak wibawa sang pemilik dan memancarkan auranya. Perkutut lurah mempunyai bulu yang lebih terang di bagian dada.
Perkutut putih juga masuk dalam jajaran perkutut yang dinilai memiliki kekuatan gaib. Sebenarnya, perkutut ini adalah albino yang tidak memiliki pigmen warna kulit. Jadi, seluruh bulunya memiliki warna putih. Masyarakat percaya bahwa perkutut ini bisa melindungi pemiliknya dari beragam bahaya.
Terakhir, ada perkutut hitam. Biasanya, masyarakat Jawa menyebut perkutut ini dengan sebutan kol buntet. Banyak orang percaya bahwa perkutut hitam adalah rajanya perkutut dan mampu membawa keberuntungan untuk si pemilik.
Dalam memelihara perkutut, masyarakat juga tidak boleh sembarangan. Masyarakat percaya bahwa memelihara perkutut haruslah ganjil. Berbagai sumber menyebut, memelihara perkutut dalam jumlah ganjil memiliki tujuan agar pemiliknya memiliki hidup yang berkelanjutan dan dapat berkembang. Meskipun demikian, banyak pula yang percaya bahwa memelihara burung perkutut sangat bebas jumlahnya, baik itu ganjil ataupun genap.
Pesugihan ini mengharuskan para pelakunya untuk memelihara burung perkutut katuranggan. Mereka juga berkewajiban memberikan sesajen dan menghindari pantangan yang diberikan.
Sementara itu, ada 4 jenis burung perkutut yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Keempatnya adalah perkutut songgo ratu, perkutut lurah, perkutut putih, dan perkutut hitam.
Perkutut songgo ratu dipercaya mampu menolak berbagai jenis santet yang mengangkat kewibawaan pemiliknya. Selanjutnya, ada perkutut lurah yang biasa dipelihara oleh mereka dengan kedudukan atau jabatan bonafide.
Sama seperti perkutut songgo ratu, perkutut lurah juga mampu mendongkrak wibawa sang pemilik dan memancarkan auranya. Perkutut lurah mempunyai bulu yang lebih terang di bagian dada.
Perkutut putih juga masuk dalam jajaran perkutut yang dinilai memiliki kekuatan gaib. Sebenarnya, perkutut ini adalah albino yang tidak memiliki pigmen warna kulit. Jadi, seluruh bulunya memiliki warna putih. Masyarakat percaya bahwa perkutut ini bisa melindungi pemiliknya dari beragam bahaya.
Terakhir, ada perkutut hitam. Biasanya, masyarakat Jawa menyebut perkutut ini dengan sebutan kol buntet. Banyak orang percaya bahwa perkutut hitam adalah rajanya perkutut dan mampu membawa keberuntungan untuk si pemilik.
Dalam memelihara perkutut, masyarakat juga tidak boleh sembarangan. Masyarakat percaya bahwa memelihara perkutut haruslah ganjil. Berbagai sumber menyebut, memelihara perkutut dalam jumlah ganjil memiliki tujuan agar pemiliknya memiliki hidup yang berkelanjutan dan dapat berkembang. Meskipun demikian, banyak pula yang percaya bahwa memelihara burung perkutut sangat bebas jumlahnya, baik itu ganjil ataupun genap.
(tsa)