Viral Kata Tumis Singkatan dari Tuang Minyak Sedikit, Benarkah? Ini Penjelasan Ivan Lanin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Buddies, media sosial belakangan ramai dengan asal mula penyebutan kata tumis, yakni singkatan dari "tuang minyak sedikit". singkatan ini menuai pro dan kontra dari warganet. Beberapa warganet mengaku baru mengetahui arti tersebut. Namun banyak pula yang meragukan bahwa tumis adalah sebuah akronim.
Lalu apakah benar tumis singkatan dari "tuang minyak sedikit"?Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti tumis bukan merupakan singkatan. Melainkan, masakan (dari sayur dan sebagainya) yang digoreng dengan sedikit minyak. Tumis sendiri adalah bahasa Melayu yang sudah ada sejak dulu. Sehingga arti tumis "tuang minyak sedikit" hanyalah kepanjangan yang dicari – cari, istilahnya bakronim atau keratabasa.
Bakronim atau keratabasa adalah mengartikan kata sebagai singkatan, biasanya hal ini untuk leucon atau permainan kata. Menurut pencinta bahasa, Ivan Lanin kepanjangan ini bukan yang sesungguhnya alias bohong.
“Yang bikin gemas sebenarnya belakangan ini kan sering muncul tuh, yang namanya istilah kerennya itu bakronim. Bakronim itu kebalikannya akronim. Jadi kita punya kata, kemudian kata itu diterjemahkan sebagai sebuah singkatan. Contohnya perkedel itu persatuan kentang dan telur. Terus waktu itu ada yang bilang tol, tax on location itu bohong. Namanya bakronim atau keratabasa. Jadi itu kepanjangan yang dicari-cari,” ujar Ivan.
Ivan menyayangkan banyak akun besar atau media terpercaya yang justru mengabarkan tentang bakronim. Menurutnya hal ini bisa berbahaya karena membuat masyarakat jadi percaya bahwa bakronim tersebut adalah arti kata yang sesungguhnya.
“Masalahnya itu banyak akun yang arus utama mainstream, yang kemudian mengabarkan itu. Nah itu kan bahaya istilahnya itu disinformasi, menyampaikan disinformasi kepada masyarakat itu yang kemudian bikin saya sebel sekarang. Kalau menurut saya itu selain kaidah bahasa ada juga masalah informasi kebahasaan. ketika misalnya ada sebuah media massa yang menulis, umur berapa kamu tahu bahwa perkedel adalah kependekan dari Persatuan tentang dan telur? itu kan bakal meledak dan banyak orang yang belum tahu kan.
Banyak Juga : 10 Makanan yang Harus Dihindari saat Sahur, Nomor 7 Bisa Bikin Cepat Lapar
Nah padahal itu bohong, itu kemudian yang menurut saya juga sekarang menjadi masalah orang itu cenderung mencari konten, tanpa berusaha untuk meneliti kebenaran konten tersebut,” lanjut Ivan.
Selain kata tumis, bakronim yang sempat viral lainnya adalah kidal “kiri dari lahir” dan benci “benar – benar cinta” tentunya singkatan ini bukan yang sebenarnya ya Buddies, hanya lelucon biasa.
Lalu apakah benar tumis singkatan dari "tuang minyak sedikit"?Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti tumis bukan merupakan singkatan. Melainkan, masakan (dari sayur dan sebagainya) yang digoreng dengan sedikit minyak. Tumis sendiri adalah bahasa Melayu yang sudah ada sejak dulu. Sehingga arti tumis "tuang minyak sedikit" hanyalah kepanjangan yang dicari – cari, istilahnya bakronim atau keratabasa.
Bakronim atau keratabasa adalah mengartikan kata sebagai singkatan, biasanya hal ini untuk leucon atau permainan kata. Menurut pencinta bahasa, Ivan Lanin kepanjangan ini bukan yang sesungguhnya alias bohong.
“Yang bikin gemas sebenarnya belakangan ini kan sering muncul tuh, yang namanya istilah kerennya itu bakronim. Bakronim itu kebalikannya akronim. Jadi kita punya kata, kemudian kata itu diterjemahkan sebagai sebuah singkatan. Contohnya perkedel itu persatuan kentang dan telur. Terus waktu itu ada yang bilang tol, tax on location itu bohong. Namanya bakronim atau keratabasa. Jadi itu kepanjangan yang dicari-cari,” ujar Ivan.
Ivan menyayangkan banyak akun besar atau media terpercaya yang justru mengabarkan tentang bakronim. Menurutnya hal ini bisa berbahaya karena membuat masyarakat jadi percaya bahwa bakronim tersebut adalah arti kata yang sesungguhnya.
“Masalahnya itu banyak akun yang arus utama mainstream, yang kemudian mengabarkan itu. Nah itu kan bahaya istilahnya itu disinformasi, menyampaikan disinformasi kepada masyarakat itu yang kemudian bikin saya sebel sekarang. Kalau menurut saya itu selain kaidah bahasa ada juga masalah informasi kebahasaan. ketika misalnya ada sebuah media massa yang menulis, umur berapa kamu tahu bahwa perkedel adalah kependekan dari Persatuan tentang dan telur? itu kan bakal meledak dan banyak orang yang belum tahu kan.
Banyak Juga : 10 Makanan yang Harus Dihindari saat Sahur, Nomor 7 Bisa Bikin Cepat Lapar
Nah padahal itu bohong, itu kemudian yang menurut saya juga sekarang menjadi masalah orang itu cenderung mencari konten, tanpa berusaha untuk meneliti kebenaran konten tersebut,” lanjut Ivan.
Selain kata tumis, bakronim yang sempat viral lainnya adalah kidal “kiri dari lahir” dan benci “benar – benar cinta” tentunya singkatan ini bukan yang sebenarnya ya Buddies, hanya lelucon biasa.
(wur)