Mengapa Keturunan Tioanghoa dan Arab Lebih Banyak di Indonesia Dibandingkan Belanda? Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Mereka kebanyakan tinggal di pulau Jawa (pulau terpadat dan ibu kota Jakarta) dan Sumatera. Komunitas terbesar ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Pekalongan, Solo, dan Palembang.
Pada masa kemerdekaan Indonesia, terjadi dorongan politik yang dipimpin oleh kelompok-kelompok seperti Persaturan Arab Indonesia. Tujuan utama mereka adalah untuk menghapus ikatan dengan dunia Arab dan lebih mengidentifikasi diri dengan Indonesia.
Orang Arab Indonesia telah mempertahankan banyak aspek budaya Arab. Islam sangat lazim di kalangan masyarakat, hingga 98% mempraktikkan iman (dibandingkan dengan 88% dari populasi umum).
Namun, dari sekian lama bangsa Belanda menjajah Indonesia, mengapa sangat jarang keturunannya ada di Tanah Air? Bahkan, kalah jauh populasinya dengan kerurunan Arab dan Tionghoa di Indonesia.
Rupanya, hal itu lantaran adanya pengusiran bangsa Belanda yang terjadi di Indonesia. Pemerintah Indonesia bahkan meminta perwakikan diplomatik Belanda untuk segera menutup kantor-kantor konsulatnya di seluruh Indonesia.
Alhasil, gertakan tersebut membuat orang-orang di Indonesia merasa terancam. Sehingga banyak yang mendaftarkan diri untuk dievakuasi agar keluar dari Indonesia.
Sejumlah fasilitas umum bahkan mulai menolak melayani para kaum Belanda yang hadir, mulai dari hotel, bioskop hingga tempat-tempat umum lainnya.
Tak hanya itu, masyarakat Belanda pun merasa terancam karena maraknya teror-teror dan vandalisme yang menimpa mereka. Jelas, kejadian tersebut membuat mereka tak nyaman dan memutuskan untuk keluar dari Indonesia.
Setelah mendaftar, mereka akan berangkat pulang ke Belanda dengan biaya pribadi. Namun, untuk masyarakat Belanda yang berada di kalangan menengah ke bawah, mendapat bantuan biaya perjalanan dari Pemerintah RI, menuju Australia atau Singapura.
Pada masa kemerdekaan Indonesia, terjadi dorongan politik yang dipimpin oleh kelompok-kelompok seperti Persaturan Arab Indonesia. Tujuan utama mereka adalah untuk menghapus ikatan dengan dunia Arab dan lebih mengidentifikasi diri dengan Indonesia.
Orang Arab Indonesia telah mempertahankan banyak aspek budaya Arab. Islam sangat lazim di kalangan masyarakat, hingga 98% mempraktikkan iman (dibandingkan dengan 88% dari populasi umum).
Mengapa Tak Banyak Keturunan Belanda di Indonesia?
Indonesia dijajah oleh Belanda selama 300 tahun lebih. Banyak peninggalan dari Belanda seperti bangunan dan infrastruktur yang masih berdiri di Indonesia.Namun, dari sekian lama bangsa Belanda menjajah Indonesia, mengapa sangat jarang keturunannya ada di Tanah Air? Bahkan, kalah jauh populasinya dengan kerurunan Arab dan Tionghoa di Indonesia.
Rupanya, hal itu lantaran adanya pengusiran bangsa Belanda yang terjadi di Indonesia. Pemerintah Indonesia bahkan meminta perwakikan diplomatik Belanda untuk segera menutup kantor-kantor konsulatnya di seluruh Indonesia.
Alhasil, gertakan tersebut membuat orang-orang di Indonesia merasa terancam. Sehingga banyak yang mendaftarkan diri untuk dievakuasi agar keluar dari Indonesia.
Diboikot di Indonesia
Sikap antipati masyarakat Indonesia juga menjadi alasan orang Belanda semakin gelisah tinggal di Indonesia. Bahkan, kehadiran orang Belanda di muka umum juga mulai diboikot di Jakarta.Sejumlah fasilitas umum bahkan mulai menolak melayani para kaum Belanda yang hadir, mulai dari hotel, bioskop hingga tempat-tempat umum lainnya.
Tak hanya itu, masyarakat Belanda pun merasa terancam karena maraknya teror-teror dan vandalisme yang menimpa mereka. Jelas, kejadian tersebut membuat mereka tak nyaman dan memutuskan untuk keluar dari Indonesia.
Orang Belanda Minta Dievakuasi
Setelah ketidaknyamanan yang bangsa Belanda rasakan, akhirnya mereka berbondong-bondong meminta dievakuasi. Mereka secara suka rela mendaftarkan diri untuk keluar dari Indonesia.Setelah mendaftar, mereka akan berangkat pulang ke Belanda dengan biaya pribadi. Namun, untuk masyarakat Belanda yang berada di kalangan menengah ke bawah, mendapat bantuan biaya perjalanan dari Pemerintah RI, menuju Australia atau Singapura.
(hri)