Cegah Stunting, BKKBN Terus Berupaya Tingkatkan Kualitas Hidup Keluarga Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap 29 Juni menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas keluarga di Indonesia. Tahun ini, Harganas pun mengangkat tema Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), mengungkapkan bahwa Harganas merupakan momen penting untuk memperkuat ikatan keluarga dan menyuarakan pentingnya kebutuhan gizi terhadap masyarakat Indonesia.
"Namun, penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia harus dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas, sehingga diperlukan adanya kolaborasi dan partisipasi dari lintas sektor, termasuk sektor swasta yaitu PT Nestle Indonesia," papar Hasto Wardoyo di Jakarta baru-baru ini.
Menurutnya, BKKBN bersama Nestle Indonesia memberikan intervensi dan pendidikan gizi serta pengembangan masyarakat untuk mengatasi stunting di Indonesia.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 24,4% menjadi 21,6% .
Sementara itu, guna mendukung terwujudnya keluarga bebas stunting, Nestle Indonesia melakukan intervensi gizi dan edukasi melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sepanjang Agustus-Desember 2022.
"Program DASHAT yang sudah kami lakukan ini berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 23%, meningkatkan status gizi sebesar 50%, peningkatan pengetahuan gizi ibu, rata-rata kecukupan zat gizi mikro (Kalsium, Zat Besi, dan Zink), dan skor keanekaragaman pangan secara signifikan," terang Direktur Corporate Affairs PT Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu.
Selain itu, terus dlakukan juga edukasi pada orang tua melalui program Dancow FortiGro Aku dan Kau Siap Sekolah (ADKSS) sejak 2016, yang telah menjangkau lebih dari 530.000 ibu di 3.700 sekolah dan pemukiman, serta menjangkau hingga 100 kota dan kabupaten di Indonesia.
"Kami berharap melalui rangkaian kegiatan ini dapat membantu pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting nasional, serta menjadikan masyarakat Indonesia memiliki pemahaman mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang tepat bagi anak sehingga dapat memilih makanan sehat agar terhindar dari malnutrisi yang merupakan penyebab stunting," pungkas Sufintri Rahayu.
Lihat Juga: Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), mengungkapkan bahwa Harganas merupakan momen penting untuk memperkuat ikatan keluarga dan menyuarakan pentingnya kebutuhan gizi terhadap masyarakat Indonesia.
"Namun, penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia harus dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas, sehingga diperlukan adanya kolaborasi dan partisipasi dari lintas sektor, termasuk sektor swasta yaitu PT Nestle Indonesia," papar Hasto Wardoyo di Jakarta baru-baru ini.
Menurutnya, BKKBN bersama Nestle Indonesia memberikan intervensi dan pendidikan gizi serta pengembangan masyarakat untuk mengatasi stunting di Indonesia.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 24,4% menjadi 21,6% .
Sementara itu, guna mendukung terwujudnya keluarga bebas stunting, Nestle Indonesia melakukan intervensi gizi dan edukasi melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sepanjang Agustus-Desember 2022.
"Program DASHAT yang sudah kami lakukan ini berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 23%, meningkatkan status gizi sebesar 50%, peningkatan pengetahuan gizi ibu, rata-rata kecukupan zat gizi mikro (Kalsium, Zat Besi, dan Zink), dan skor keanekaragaman pangan secara signifikan," terang Direktur Corporate Affairs PT Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu.
Selain itu, terus dlakukan juga edukasi pada orang tua melalui program Dancow FortiGro Aku dan Kau Siap Sekolah (ADKSS) sejak 2016, yang telah menjangkau lebih dari 530.000 ibu di 3.700 sekolah dan pemukiman, serta menjangkau hingga 100 kota dan kabupaten di Indonesia.
"Kami berharap melalui rangkaian kegiatan ini dapat membantu pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting nasional, serta menjadikan masyarakat Indonesia memiliki pemahaman mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang tepat bagi anak sehingga dapat memilih makanan sehat agar terhindar dari malnutrisi yang merupakan penyebab stunting," pungkas Sufintri Rahayu.
Lihat Juga: Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
(hri)