10 Film Palestina Terbaik, Nomor 5 Sempat Dikecam Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Film Palestina terbaik sangat beragam. Di tengah konflik yang berkelanjutan, negara ini telah melahirkan banyak kisah inspiratif dan indah yang dituangkan dalam sebuah film menarik.
Selama beberapa dekade terakhir, warga Palestina telah menggunakan seni sinema dan pembuatan film untuk mengabadikan kisah keluarga, teman, dan anggota komunitas lainnya. Film Palestina bisa menjadi rekomendasi tontonan untuk dinikmati.
Tertarik untuk menontonnya? Berikut film Palestina terbaik dilansir dari Imdb, Senin (9/10/2023).
Foto/Imdb
Film bergenre keluarga ini ditulis sekaligus disutradarai oleh Ameen Nayfeh. Film yang berdurasi 1 jam 37 menit ini dapat menjadi rekomendasi film yang dapat ditonton bersama keluarga.
200 Meters tentang seorang pria bernama Mustafa yang tinggal berjauhan dengan keluarganya yang dipisahkan oleh tembok perbatasasan Israel. Istrinya yang bernama Salwa dan anak-anaknya merupakan warga negara Israel. Mustafa menolak untuk tinggal bersama keluarganya di Israel karena dia merasa hukum yang berlaku di Israel tidak adil.
Sehingga suatu hari, Mustafa mendapatkan kabar bahwa putra kesayangannya sakit sehingga dia yang seharusnya menempuh jarak 200 meter kini menjadi perjalanan sepanjang 200 kilometer. Pengorbanan seorang ayah sangat tergambarkan di film ini.
Foto/Imdb
Film ini bertemakan cinta dan pengkhianatan yang ditulis dan disutradarai oleh Hany Abu-Assad. Film Omar mendapatkan nominasi Academy Award. Film ini bercerita tentang seorang pemuda Palestina bernama Omar.
Dia bekerja sebagai seorang informan setelah merasa ditipu untuk mengakui kesalahannya di sebuah asosiasi usai terjadi pembunuhan tentara Israel. Omar pun terjebak dalam keadaan yang sulit antara harus tetap idealis dalam membela negaranya atau realistis menyelamatkan diri sendiri.
Foto/Imdb
Film ini merupakan sebuah bentuk satiran semi-autobiografi yang berceritakan tentang kehidupan keluarga di Palestina pada 1948. Tema film ini mengangkat tentang percintaaan, kekeluargaan, dan peperangan. Elia Suleimen merupakan penulis sekaligus sutradara dari film ini.
Film tersebut terinspirasi dari sebuah catatan harian perjuangan seorang ayah. Di dalam catatan harian tersebut tertulis bagaimana kisah pilu keluarga yang dipaksa untuk pergi meninggalkan Palestina. Di dalam film ini juga menggambarkan masyarakat Palestina yang memilih menetap namun dicap sebagai orang Israel-Arab yang hidup sebagai minoritas di negara sendiri.
Foto/Imdb
Kisah dalam film ini menyajikan tentang persahabatan kedua warga Palestina yaitu bernama Said dan Khaled yang menetap di Nablus, Tepi Barat. Mereka mempunyai kehidupan yang berlika-liku sebagai montir mobil di sebuah bengkel yang kecil.
Selama bekerja di tempat tersebut, mereka merasa tidak tercukupi. Sehingga akhirnya mereka menerima tawaran untuk menjadi pelaku bom bunuh diri di Tel Aviv, Israel. Film ini ditulis oleh Hany Abu-Assad, Bero Beyer, dan Pierre Hodgson.
Sedangkan sutradara film ini adalah Hany Abu-Assad. Film ini juga mendapatkan apresisasi berkat kesuksesannya di beberapa festival film kancah internasional.
Foto/Imdb
Film yang tayang di Netflix ini mengisahkan tentang seorang gadis asal Palestina yang tumbuh dewasa di saat pergolakan kekerasan pada 1948. Pada tahun ini adalah saat di mana Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Menurut Israel, isi dari film Farha memutarbalikkan sejarah dan harus diboikot.
Farha menceritakan perempuan usia 14 tahun yang melarikan diri dari desa terpencil dan pergi merantau ke kota untuk menjadi seorang guru. Namun, dia mengalami kendala karena adanya gejolak dari Arab dan Yahudi di Palestina.
Meskipun mendapat kecaman dari Israel, film ini mendapatkan nominasi resmi Yordanian Academy Awards yang ke-95. Dari tayangan film ini juga membuka perspektif narasi sejarah yang lebih luas lagi untuk khalayak luar seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Foto/Imdb
Film yang berdurasi selama 1 jam 40 menit ini merupakan karya dari sutradara sekaligus penulis yang bernama Hany Abu-Assad dan Sameh Zoabi. Film ini dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang yang sudah tidak punya gairah lagi untuk meraih cita-citanya.
The Idol menceritakan perjuangan seorang pemuda asal Gaza yang bernama Mohammed yang mencoba meraih impiannya menjadi seorang penyanyi. Dia memilki suara emas sehingga berusaha untuk mengembangkan kualitas vokalnya dan mengikuti ajang lomba bernyanyi yaitu Arab Idol.
Namun, dalam meraih impiannya bukanlah perjalanan yang mulus. Mohammed kehilangan sahabatnya sehingga mengalami kesedihan yang mendalam. Meskipun demikian, dia tetap mencoba peruntungannya dalam mengikuti ajang lomba nyanyi. Tetapi dia harus meninggalkan Gaza dan harus mencari cara bagaimana meninggalkan Gaza tanpa visa.
Foto/Imdb
Film yang bergenre drama komedi ini ditulis, disutradarai, dan diperankan oleh Elia Suleiman. Film ini menjelaskan bagaimana perjalanan Elia Suleiman dalam meninggalkan negara asalnya yaitu Palestina.
Perjalanannya tersebut demi membuktikan bahwa Palestina merupakan negara tertinggal dibandingkan negara besar lainnya. Dia menyusuri Paris, Perancis hingga New York, Amerika Serikat.
Film ini terpilih untuk bersaing mendapatkan Palme d’Or I Festival Film Cannes 2019. Film ini juga terpilih menjadi perwakilan Palestina dalam Film Fitur Internasional Terbaik di Academy Awards ke-92.
Foto/Imdb
Film berdurasi 1 jam 27 menit ini mengusung genre romantis. Film ini masuk ke dalam kategori Film Fitur Internasional Terbaik dalam Academy Awards ke-93 di tahun 2021.
Gaza Mon Amour menceritakan seorang pria paruh baya berumur 60 tahun bernama Issa yang diam-diam jatuh cinta kepada seorang wanita pekerja pasar yang bernama Siham. Ketika Issa menjala ikan, dia menemukan patung lingga kuno Apollo.
Namun, dia menyembunyikan barang temuannya tersebut. Issa menganggap barang tersebut merupakan sebuah harta karun yang dapat merubah nasibnya. Uniknya, rasa percaya dirinya mulai tumbuh dan akhirnya dia memutuskan untuk mendekati Siham.
Foto/Imdb
Film pendek ini berdurasi selama 24 menit dan bertemakan drama keluarga. Kisah dari film ini bermula ketika tiba hari ulang tahun pernikahan antara Yusef dan istrinya.
Yusef dan putrinya yang masih kecil pergi ke Tepi Barat untuk membelikan hadiah bagi istrinya. Namun, dalam perjalanan menuju tempat perbelanjaan membutuhkan perjuangan karena terdapat jalan yang terpisah dan para tentara di pos pemeriksaan,
Foto/Imdb
Film Palestina yang digarap oleh Maha Haj ini mengangkat tema komedi dan drama keluarga. Mediterranean Fever menceritakan seorang laki-laki yang bernama Waleed berusia 40 tahun yang tinggal di Haifa, Palestina bersama dengan istri dan anak-anaknya.
Waleed berusaha mengejar kariernya dalam menulis meskipun menderita depresi kronis. Dia menjalin kekerabatan dengan tetangganya yang merupakan seorang penjahat kriminal dengan merencanakan sebuah rencana yang tersembunyi.
Namun, persahabatan mereka berubah dan terjadi hal yang tak terduga. Sehingga membawa mereka ke dalam perjalanan pertemuan yang kelam.
MG/Stevhani Tobing
Selama beberapa dekade terakhir, warga Palestina telah menggunakan seni sinema dan pembuatan film untuk mengabadikan kisah keluarga, teman, dan anggota komunitas lainnya. Film Palestina bisa menjadi rekomendasi tontonan untuk dinikmati.
Tertarik untuk menontonnya? Berikut film Palestina terbaik dilansir dari Imdb, Senin (9/10/2023).
Film Palestina Terbaik
1. 200 Meters (2020)
Foto/Imdb
Film bergenre keluarga ini ditulis sekaligus disutradarai oleh Ameen Nayfeh. Film yang berdurasi 1 jam 37 menit ini dapat menjadi rekomendasi film yang dapat ditonton bersama keluarga.
200 Meters tentang seorang pria bernama Mustafa yang tinggal berjauhan dengan keluarganya yang dipisahkan oleh tembok perbatasasan Israel. Istrinya yang bernama Salwa dan anak-anaknya merupakan warga negara Israel. Mustafa menolak untuk tinggal bersama keluarganya di Israel karena dia merasa hukum yang berlaku di Israel tidak adil.
Sehingga suatu hari, Mustafa mendapatkan kabar bahwa putra kesayangannya sakit sehingga dia yang seharusnya menempuh jarak 200 meter kini menjadi perjalanan sepanjang 200 kilometer. Pengorbanan seorang ayah sangat tergambarkan di film ini.
2. Omar (2013)
Foto/Imdb
Film ini bertemakan cinta dan pengkhianatan yang ditulis dan disutradarai oleh Hany Abu-Assad. Film Omar mendapatkan nominasi Academy Award. Film ini bercerita tentang seorang pemuda Palestina bernama Omar.
Dia bekerja sebagai seorang informan setelah merasa ditipu untuk mengakui kesalahannya di sebuah asosiasi usai terjadi pembunuhan tentara Israel. Omar pun terjebak dalam keadaan yang sulit antara harus tetap idealis dalam membela negaranya atau realistis menyelamatkan diri sendiri.
3. The Time That Remains (2009)
Foto/Imdb
Film ini merupakan sebuah bentuk satiran semi-autobiografi yang berceritakan tentang kehidupan keluarga di Palestina pada 1948. Tema film ini mengangkat tentang percintaaan, kekeluargaan, dan peperangan. Elia Suleimen merupakan penulis sekaligus sutradara dari film ini.
Film tersebut terinspirasi dari sebuah catatan harian perjuangan seorang ayah. Di dalam catatan harian tersebut tertulis bagaimana kisah pilu keluarga yang dipaksa untuk pergi meninggalkan Palestina. Di dalam film ini juga menggambarkan masyarakat Palestina yang memilih menetap namun dicap sebagai orang Israel-Arab yang hidup sebagai minoritas di negara sendiri.
4. Paradise Now (2005)
Foto/Imdb
Kisah dalam film ini menyajikan tentang persahabatan kedua warga Palestina yaitu bernama Said dan Khaled yang menetap di Nablus, Tepi Barat. Mereka mempunyai kehidupan yang berlika-liku sebagai montir mobil di sebuah bengkel yang kecil.
Selama bekerja di tempat tersebut, mereka merasa tidak tercukupi. Sehingga akhirnya mereka menerima tawaran untuk menjadi pelaku bom bunuh diri di Tel Aviv, Israel. Film ini ditulis oleh Hany Abu-Assad, Bero Beyer, dan Pierre Hodgson.
Sedangkan sutradara film ini adalah Hany Abu-Assad. Film ini juga mendapatkan apresisasi berkat kesuksesannya di beberapa festival film kancah internasional.
5. Farha (2021)
Foto/Imdb
Film yang tayang di Netflix ini mengisahkan tentang seorang gadis asal Palestina yang tumbuh dewasa di saat pergolakan kekerasan pada 1948. Pada tahun ini adalah saat di mana Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Menurut Israel, isi dari film Farha memutarbalikkan sejarah dan harus diboikot.
Farha menceritakan perempuan usia 14 tahun yang melarikan diri dari desa terpencil dan pergi merantau ke kota untuk menjadi seorang guru. Namun, dia mengalami kendala karena adanya gejolak dari Arab dan Yahudi di Palestina.
Meskipun mendapat kecaman dari Israel, film ini mendapatkan nominasi resmi Yordanian Academy Awards yang ke-95. Dari tayangan film ini juga membuka perspektif narasi sejarah yang lebih luas lagi untuk khalayak luar seperti Amerika Serikat dan Eropa.
6. The Idol (2015)
Foto/Imdb
Film yang berdurasi selama 1 jam 40 menit ini merupakan karya dari sutradara sekaligus penulis yang bernama Hany Abu-Assad dan Sameh Zoabi. Film ini dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang yang sudah tidak punya gairah lagi untuk meraih cita-citanya.
The Idol menceritakan perjuangan seorang pemuda asal Gaza yang bernama Mohammed yang mencoba meraih impiannya menjadi seorang penyanyi. Dia memilki suara emas sehingga berusaha untuk mengembangkan kualitas vokalnya dan mengikuti ajang lomba bernyanyi yaitu Arab Idol.
Namun, dalam meraih impiannya bukanlah perjalanan yang mulus. Mohammed kehilangan sahabatnya sehingga mengalami kesedihan yang mendalam. Meskipun demikian, dia tetap mencoba peruntungannya dalam mengikuti ajang lomba nyanyi. Tetapi dia harus meninggalkan Gaza dan harus mencari cara bagaimana meninggalkan Gaza tanpa visa.
7. It Must Be Heaven (2019)
Foto/Imdb
Film yang bergenre drama komedi ini ditulis, disutradarai, dan diperankan oleh Elia Suleiman. Film ini menjelaskan bagaimana perjalanan Elia Suleiman dalam meninggalkan negara asalnya yaitu Palestina.
Perjalanannya tersebut demi membuktikan bahwa Palestina merupakan negara tertinggal dibandingkan negara besar lainnya. Dia menyusuri Paris, Perancis hingga New York, Amerika Serikat.
Film ini terpilih untuk bersaing mendapatkan Palme d’Or I Festival Film Cannes 2019. Film ini juga terpilih menjadi perwakilan Palestina dalam Film Fitur Internasional Terbaik di Academy Awards ke-92.
8. Gaza Mon Amour (2020)
Foto/Imdb
Film berdurasi 1 jam 27 menit ini mengusung genre romantis. Film ini masuk ke dalam kategori Film Fitur Internasional Terbaik dalam Academy Awards ke-93 di tahun 2021.
Gaza Mon Amour menceritakan seorang pria paruh baya berumur 60 tahun bernama Issa yang diam-diam jatuh cinta kepada seorang wanita pekerja pasar yang bernama Siham. Ketika Issa menjala ikan, dia menemukan patung lingga kuno Apollo.
Namun, dia menyembunyikan barang temuannya tersebut. Issa menganggap barang tersebut merupakan sebuah harta karun yang dapat merubah nasibnya. Uniknya, rasa percaya dirinya mulai tumbuh dan akhirnya dia memutuskan untuk mendekati Siham.
9. The Present (2020)
Foto/Imdb
Film pendek ini berdurasi selama 24 menit dan bertemakan drama keluarga. Kisah dari film ini bermula ketika tiba hari ulang tahun pernikahan antara Yusef dan istrinya.
Yusef dan putrinya yang masih kecil pergi ke Tepi Barat untuk membelikan hadiah bagi istrinya. Namun, dalam perjalanan menuju tempat perbelanjaan membutuhkan perjuangan karena terdapat jalan yang terpisah dan para tentara di pos pemeriksaan,
10. Mediterranean Fever (2022)
Foto/Imdb
Film Palestina yang digarap oleh Maha Haj ini mengangkat tema komedi dan drama keluarga. Mediterranean Fever menceritakan seorang laki-laki yang bernama Waleed berusia 40 tahun yang tinggal di Haifa, Palestina bersama dengan istri dan anak-anaknya.
Waleed berusaha mengejar kariernya dalam menulis meskipun menderita depresi kronis. Dia menjalin kekerabatan dengan tetangganya yang merupakan seorang penjahat kriminal dengan merencanakan sebuah rencana yang tersembunyi.
Namun, persahabatan mereka berubah dan terjadi hal yang tak terduga. Sehingga membawa mereka ke dalam perjalanan pertemuan yang kelam.
MG/Stevhani Tobing
(dra)