Kisah Imo Efendy yang Termotivasi Jadi Pelari Gegara Kekurangan Dirinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Imo Efendy, seorang pelari membagikan pengalamannya yang rutin mengikuti lari maraton karena kekurangan dalam dirinya. Olahraga ini dijalani setelah mendapat motivasi dari banyak pihak.
"Basically, aku itu emang suka outdoor. Dari SMP memang suka lari, suka berenang, olahraga outdoor. Cuma belum jadi profesional," kata Imo dalam Podcast Aksi Nyata dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo, Senin (9/10/2023).
Kala itu Imo mendapatkan berbagai komentar yang berhubungan dengan fisiknya. Di mana dia disebut-sebut memiliki tubuh terlalu kurus, dan tidak sedikit yang menyarankan agar rutin olahraga demi kesehatannya.
Kemudian suatu hari, Imo bergabung dengan kelompok meditasi. Di mana dia menemukan suatu perubahan dan kesadaran, bahwa kekurangannya yaitu tubuhnya disebut terlalu kurus bisa dijadikan suatu kelebihan.
"Lalu aku join ke salah satu komunitas meditasi, lalu aku mendapatkan kesadaran mengapa aku nggak manfaatkan kekurang aku yang kurus ini menjadi seorang profesional (pelari)," jelasnya.
Selanjutnya, pria yang berprofesi sebagai makeup artist dan hair stylist ini mencoba mengikuti berbagai kegiatan maraton. Kali pertama dia ikut dalam salah satu ajang lari di Bali. Meskipun treknya cukup sulit, terlebih dirinya adalah seorang pemula, namun Imo dapat melewatinya dengan baik.
Imo menambahkan, bahwa pada dasarnya menjadi pelari bukan hanya sekadar tentang waktu atau olahraga. Akan tetapi melatih kesiapan dan mental serta mengalahkan ego pada diri sendiri, yang mana cukup sulit mengendalikannya.
"Maraton itu tentang mengalahkan ego diri sendiri. Jadi lari itu meditasi berbicara pada diri sendiri," tandasnya.
Lihat Juga: Makna Prosesi Ruwatan yang Dilakukan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Solo, Singgung Nafsu Kuasa
"Basically, aku itu emang suka outdoor. Dari SMP memang suka lari, suka berenang, olahraga outdoor. Cuma belum jadi profesional," kata Imo dalam Podcast Aksi Nyata dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo, Senin (9/10/2023).
Kala itu Imo mendapatkan berbagai komentar yang berhubungan dengan fisiknya. Di mana dia disebut-sebut memiliki tubuh terlalu kurus, dan tidak sedikit yang menyarankan agar rutin olahraga demi kesehatannya.
Kemudian suatu hari, Imo bergabung dengan kelompok meditasi. Di mana dia menemukan suatu perubahan dan kesadaran, bahwa kekurangannya yaitu tubuhnya disebut terlalu kurus bisa dijadikan suatu kelebihan.
"Lalu aku join ke salah satu komunitas meditasi, lalu aku mendapatkan kesadaran mengapa aku nggak manfaatkan kekurang aku yang kurus ini menjadi seorang profesional (pelari)," jelasnya.
Selanjutnya, pria yang berprofesi sebagai makeup artist dan hair stylist ini mencoba mengikuti berbagai kegiatan maraton. Kali pertama dia ikut dalam salah satu ajang lari di Bali. Meskipun treknya cukup sulit, terlebih dirinya adalah seorang pemula, namun Imo dapat melewatinya dengan baik.
Imo menambahkan, bahwa pada dasarnya menjadi pelari bukan hanya sekadar tentang waktu atau olahraga. Akan tetapi melatih kesiapan dan mental serta mengalahkan ego pada diri sendiri, yang mana cukup sulit mengendalikannya.
"Maraton itu tentang mengalahkan ego diri sendiri. Jadi lari itu meditasi berbicara pada diri sendiri," tandasnya.
Lihat Juga: Makna Prosesi Ruwatan yang Dilakukan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Solo, Singgung Nafsu Kuasa
(dra)