Lindungi Generasi Masa Depan, Ibu-Ibu Didorong untuk Menyusui

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 21:21 WIB
loading...
Lindungi Generasi Masa...
Menyusui sangat penting bagi keberlangsungan dan kesehatan bumi serta generasi di masa mendatang. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Pekan Menyusui Sedunia 2020 yang berlangsung pada 1-7 Agustus 2020 memberikan pesan pentingnya menyusui bagi keberlangsungan dan kesehatan bumi serta generasi di masa mendatang. Untuk itu perlu didorong upaya persiapan masa menyusui untuk keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) khususnya di masa pandemi saat ini untuk generasi sehat di masa datang, salah satunya melalui pemanfaatan bahan alam Indonesia sebagai laktagogue.

(Baca juga: BTS Kembali ke Layar Lebar lewat Break the Silence )

Menurut Konselor Laktasi, Dosen & Peneliti Bahan Alam, dan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) & Perkumpulan Profesi Kesehatan Tradisional Komplementer Indonesia (PPKESTRAKI), dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D, dengan menyusui berarti para keluarga mengambil peranan untuk mendukung kesehatan planet dan masyarakatnya.

"Sesuai dengan tema Pekan Menyusui Sedunia 2020, Dukung Menyusui untuk Bumi yang Lebih Sehat, ASI adalah makanan alami yang diproduksi dan diberikan pada konsumennya tanpa mengakibatkan polusi, tanpa kemasan dan limbah. Jika kita mendukung ibu menyusui maka kita juga mengurangi polusi udara, air, dan tanah kita, melindungi generasi muda di masa depan. Menyusui juga menjamin ketahanan pangan bagi generasi muda kita pada kondisi gawat darurat maupun kondisi bencana alam," papar dr. Fenny dalam keterangan resminya, Jumat (7/8).

Karena itu, dr Fenny mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan menyusui khususnya di masa pandemi Covid-19 . "Pandemi Covid-19 menurunkan aktivitas IMD. Di mana kunjungan ibu hamil dibatasi sehingga layanan konseling laktasi sebelum melahirkan yang merupakan salah satu kunci keberhasilan menyusui juga terhambat. Belum lagi ibu melahirkan yang positif Covid-19, yang membuat IMD tidak berjalan karena menghindari kontak erat dengan ibu sehingga menyusui sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi juga tak terlaksana, demikian pula pemberian ASI perah yang sulit terlaksana," terang dr. Fenny.

IMD menurut Guesehat.com, memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan, yaitu sekitar 30 menit sampai 1 jam pasca-persalinan. Dalam proses ini, bayi yang baru saja dilahirkan akan dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya tanpa bantuan siapapun.

Lebih lanjut, dr Fenny mengatakan, masalah lainnya yang juga muncul terkait menyusui adalah kurangnya kepercayaan diri terhadap produksi ASI yang mencukupi bagi buah hati. Karenanya para ibu diharapkan tidak terjebak dengan memberikan makanan selain ASI. "Biasanya, para ibu memilih untuk menggunakan laktagogue untuk meningkatkan produksi ASI, baik berupa bahan alami maupun dari bahan kimia," tambahnya.

"Indonesia adalah negara dengan kekayaan budaya berlimpah, termasuk dalam hal menyusui, setiap daerah memiliki kebijaksanaan lokal yang telah dipercaya dapat meningkatkan keberhasilan menyusui. Ada beberapa bahan alam yang lazim digunakan, misalnya daun katuk, daun torbangun (bangun-bangun), daun kelor, klabet, kacang-kacangan dan berbagai jenis bahan lainnya," ungkap dr. Fenny.

(Baca juga: Tak Perlu Malu Pakai Sepatu Kets Saat Usia Bertambah, Ini Tipsnya )

Beberapa di antara bahan alami itu telah diteliti dan terbukti meningkatkan kadar prolaktin, oksitosin, maupun volume ASI, dan peningkatan berat badan bayi. Selain konsumsi bahan-bahan alam maupun obat yang ditujukan untuk merangsang ASI, ada juga teknik lain yang lazim dilakukan, misalnya dengan akupunktur ataupun pijat laktasi yang juga terbukti efektif meningkatkan produksi ASI. "Namun dari semua itu, kunci peningkatan produksi ASI adalah seringnya para ibu menyusui dan memerah," ujar dr Fenny.

Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) PT Dexa Medica, Dr. Raymond Tjandrawinata mengemukakan, pihaknya mendukung Pekan Menyusui Sedunia sebagai kawal awal kehidupan bagi buah hati sebagai generasi bangsa dan juga bumi sebagai tempat tinggal.

"Kami sebagai lembaga riset, meneliti biodiversitas alam Indonesia untuk dikembangkan menjadi obat-obatan yang bermanfaat bagi manusia. Salah satu biodiversitas alam yang dikembangkan adalah pemanfaatan daun katuk, daun torbangun, dan ikan gabus sebagai ASI booster," kata Dr. Raymond.

Ketiga bahan baku alam tersebut diproses dengan teknologi AFT (Advanced Fractionation Technology), memiliki aktivitas biologis dan memiliki kemurnian tinggi, untuk menghasilkan fraksi bioaktif Galatanol yang merupakan fraksi bioaktif kombinasi dari daun katuk dan daun torbangun, telah terbukti memiliki efek untuk merangsang produksi ASI dalam produk Herba Asimor.

"Herba Asimor terdiri dari daun katuk yang memberikan peningkatan signifikan dalam ekspresi gen prolaktin dan oksitosin, yaitu hormon yang berperan penting dalam proses menyusui sehingga dapat meningkatkan produksi ASI. Sementara daun torbangun dapat meningkatkan kadar prolaktin, serta meningkatkan aktivitas sel epitel dan metabolisme kelenjar susu sehingga produksi ASI meningkat 65% tanpa mengubah kualitas gizi susu," jelas Dr. Raymond.

(Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Batu Ginjal dan Pengobatan Operasi Terkini )

Dr. Raymond menuturkan, kandungan Striatin dalam Herba Asimor, merupakan fraksi bioaktif dari channa striata atau ikan gabus yang dapat meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin sehingga produksi ASI meningkat, mempercepat proses penyembuhan setelah operasi caesar, mempercepat pemulihan dan kekuatan wanita pasca melahirkan, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2094 seconds (0.1#10.140)