Wajah Ideal dengan Reshape, Relift & Contouring

Rabu, 17 Januari 2018 - 10:38 WIB
Wajah Ideal dengan Reshape, Relift & Contouring
Wajah Ideal dengan Reshape, Relift & Contouring
A A A
JAKARTA - Tren penggunaan media sosial dan keinginan untuk memiliki kontur wajah ideal membuat perempuan melakukan berbagai perawatan.

Perawatan reshape, relift , dan contouring menjadi solusi yang tepat. Deputy CEO Markplus Jacky Mussry menyebutkan, penggunaan media sosial meningkatkan self-esteem dan social acceptance seseorang di masyarakat. Hal ini membuat orang-orang dalam berbagai generasi tersebut melakukan prosedur perawatan kecantikan.

“Dulu pasien yang datang ke klinik kecantikan umurnya di atas 40 tahun. Pada tiga tahun terakhir ini kebutuhan untuk mengubah bentuk wajah juga datang dari generasi yang lebih muda. Filler bibir dan hidung didominasi oleh pelanggan yang lebih muda. Terlihat, segmen umur konsumen dari industri estetika kini lebih luas,” ujar Jacky, saat ditemui di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Kamis (11/1/2018) lalu.

Di sisi lain, menurut Jacky, pada tahun 2018 para dokter di industri kecantikan haruslah melakukan dua hal, yaitu meningkatkan attraction dan curiosity di masyarakat. Kedua hal ini dilakukan dengan dua pendekatan, yakni human spirit dan digitalization.

“Dua hal tersebut dilakukan karena pasien pada industri kecantikan akan mudah terpicu untuk memakai produk yang membuat mereka tertarik dan menimbulkan rasa ingin tahu,” ujar Jacky. Menurut Jacky, pendekatan human spirit dilakukan untuk memberikan fokus kepada manusianya.

Sementara itu, pada era yang tanpa batas ini, tentunya digitalization menjadi salah satu pendekatan pemain industri kecantikan untuk memenangi pasar.

Sementara itu, menurut dr Lanny Juniarti DiplAAAM, Founder & Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic Group, apabila pada dua tahun yang lalu demand di industri estetika yang diminati adalah bentuk wajah V-shape karena tren foto selfie, kini seiring perkembangan teknologi dari berbagai platform media sosial, orang-orang bahkan ingin lebih dari sekadar V-shape. Bukan sekadar bentuk wajah V-shape yang kini diinginkan masyarakat.

Namun, menurut dr Lanny, sekarang lebih kepada bagaimana agar tampilan dan kontur wajah seseorang menjadi lebih ideal secara keseluruhan.

“Hal itulah yang mendasari terjadinya tren reshape, relift, dan countoring pada tahun 2018 ini,” kata dr Lanny. Lebih rinci, dr Lanny menerangkan, reshape yaitu prosedur membentuk kembali struktur wajah sehingga menjadi lebih ideal. Terutama wajah bagian bawah agar terlihat lebih V-shape.

Adapun relift adalah mengencangkan kembali kulit kendur, terutama di wajah bagian bawah yang tampilan garis rahangnya tidak sempurna. Sementara contouring merupakan langkah pembentukan wajah untuk mengembalikan bentuk ideal dan proporsional.

Wajah yang proporsional dinilai dari setiap segmen agar terlihat sempurna secara 3 dimensi. Dokter Lanny menjelaskan, terdapat pula empat jenis tipe orang yang melakukan untuk reshape, relift, dan countoring ini.

Tipe pertama, positive ageing, merupakan tipe orang yang ingin mengatasi masalah penuaan, membuat tampilan wajah lebih muda, terutama untuk mengatasi kehilangan volume di wajah, menghilangkan kerutan atau mengencangkan kulit.

“Tipe yang kedua adalah transformation, yakni tipe orang yang ingin menyempurnakan bentuk wajahnya, misalnya yang terlihat chubby menjadi lebih tirus dan lebih ideal,” ujar dokter Lanny.

Tipe yang ketiga, menurut Dokter Lanny, adalah beautyfication. Tipe orang ini ingin terlihat lebih cantik dan bentuk wajahnya lebih proporsional. Keempat adalah tipe correction, yaitu orang yang bentuk wajahnya kurang simetris.

Orang dengan tipe ini ingin melakukan perawatan agar kontur wajahnya menjadi lebih ideal. Guna membantu orang-orang mendapatkan tampilan dan kontur wajah ideal tersebut, perawatan reshape, relift, dan contouring dilakukan dengan prosedur minimal invasif.

“Minimal invasif menjadi tren secara global. Kebutuhan orang yang ingin melakukan tindakan tanpa bedah semakin meningkat. Hal itu didasari karena teknologi yang juga semakin beragam,” ujar Dokter Lanny.

Menurut dr Lanny, saat ini perempuan lebih memilih perawatan yang dilakukan dengan mesin, seperti laser atau radio frekuensi yang merupakan prosedur yang minim invasif. Contoh perawatan noninvasif lainnya seperti botox, filler, dan tanam benang. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7150 seconds (0.1#10.140)