Mengungkap Keistimewaan di Balik Kelezatan Daging Wagyu Jepang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siapa tak tergoda oleh kelezatan daging wagyu khas kuliner Jepang. Namun, tahukah Anda cerita di balik kenikmatan daging ini?
Wagyu berasal dari empat spesies sapi langka di Jepang, yaitu Japanese Black, Japanese Polled, Japanese Brown, dan Japanese SH Horn atau percampuran di antaranya. Proses pembudidayaan wagyu tidak semudah yang dibayangkan. Untuk mendapatkan kualitas terbaik, sapi-sapi ini harus hidup dalam kondisi yang sangat spesifik.
Pertama, mereka tidak boleh mengalami stres dan harus senantiasa merasakan kebahagiaan. Sapi yang bahagia, diyakini akan menghasilkan daging yang lebih lembut dan beraroma.
Aspek nutrisi juga menjadi perhatian utama dalam pemeliharaan sapi wagyu. Mereka diberi pakan berkualitas tinggi, termasuk rumput segar yang memenuhi standar tertentu. Tujuan dari panjang rumput ini adalah untuk memastikan agar sapi tidak terlalu lama mengunyah, sehingga kesehatan dan kualitas daging tetap terjaga.
Peternakan tempat sapi wagyu dibudidayakan pun menjadi kunci kesuksesan. Suasana di peternakan harus dijaga agar tetap tenang, dengan pencahayaan yang diatur sedemikian rupa untuk memastikan kondisi kesehatan sapi tetap optimal. Tak hanya itu, sapi wagyu kadang-kadang perlu mendapatkan perawatan ekstra, seperti penyisiran rambut dan pijatan, untuk menjaga keadaan psikologis mereka tetap rileks.
Semua upaya ini diambil untuk memastikan kualitas daging wagyu yang dihasilkan mencapai standar tertinggi. Karena itu, tidak mengherankan kalau harga daging wagyu dengan kualitas terbaik bisa mencapai angka yang fantastis, mencapai Rp8 juta per kilogram.
Di balik setiap irisannya yang menggoda lidah, daging wagyu membawa cerita tentang komitmen peternak Jepang dalam merawat dan menghormati binatang ini. Keunikan proses budidayanya menciptakan pengalaman kuliner yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghargai perjalanan panjang dari peternak hingga ke piring kita.
Jadi, setiap suap wagyu bukan hanya mencicipi cita rasa, melainkan juga menggali sejarah dari sepotong daging yang istimewa. MG/Galih Rio Rivaldo
Wagyu berasal dari empat spesies sapi langka di Jepang, yaitu Japanese Black, Japanese Polled, Japanese Brown, dan Japanese SH Horn atau percampuran di antaranya. Proses pembudidayaan wagyu tidak semudah yang dibayangkan. Untuk mendapatkan kualitas terbaik, sapi-sapi ini harus hidup dalam kondisi yang sangat spesifik.
Pertama, mereka tidak boleh mengalami stres dan harus senantiasa merasakan kebahagiaan. Sapi yang bahagia, diyakini akan menghasilkan daging yang lebih lembut dan beraroma.
Aspek nutrisi juga menjadi perhatian utama dalam pemeliharaan sapi wagyu. Mereka diberi pakan berkualitas tinggi, termasuk rumput segar yang memenuhi standar tertentu. Tujuan dari panjang rumput ini adalah untuk memastikan agar sapi tidak terlalu lama mengunyah, sehingga kesehatan dan kualitas daging tetap terjaga.
Peternakan tempat sapi wagyu dibudidayakan pun menjadi kunci kesuksesan. Suasana di peternakan harus dijaga agar tetap tenang, dengan pencahayaan yang diatur sedemikian rupa untuk memastikan kondisi kesehatan sapi tetap optimal. Tak hanya itu, sapi wagyu kadang-kadang perlu mendapatkan perawatan ekstra, seperti penyisiran rambut dan pijatan, untuk menjaga keadaan psikologis mereka tetap rileks.
Semua upaya ini diambil untuk memastikan kualitas daging wagyu yang dihasilkan mencapai standar tertinggi. Karena itu, tidak mengherankan kalau harga daging wagyu dengan kualitas terbaik bisa mencapai angka yang fantastis, mencapai Rp8 juta per kilogram.
Di balik setiap irisannya yang menggoda lidah, daging wagyu membawa cerita tentang komitmen peternak Jepang dalam merawat dan menghormati binatang ini. Keunikan proses budidayanya menciptakan pengalaman kuliner yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghargai perjalanan panjang dari peternak hingga ke piring kita.
Jadi, setiap suap wagyu bukan hanya mencicipi cita rasa, melainkan juga menggali sejarah dari sepotong daging yang istimewa. MG/Galih Rio Rivaldo
(tsa)