Ancaman Stroke Pasien Fibrilasi Atrium

Selasa, 16 Oktober 2018 - 10:01 WIB
Ancaman Stroke Pasien Fibrilasi Atrium
Ancaman Stroke Pasien Fibrilasi Atrium
A A A
FIBRILASI atrium (FA) merupakan kelainan irama jantung yang berupa detak jantung tidak reguler. Penderita FA memiliki risiko lima kali lebih tinggi mengalami stroke dibanding kan orang tanpa FA.

Prevalensi FA meningkat di Asia, diperkirakan sekitar 72 juta orang menderita FA pada tahun 2050. Di Indonesia akan terjadi peningkatan populasi usia lanjut, yaitu dari 7,74% (tahun 2000) menjadi 28,68% pada tahun 2050.

“Maka, angka kejadian FA juga akan meningkat secara signifikan. Hal ini terjadi karena prevalensi FA meningkat menurut usia dan FA lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita,” beber dr Daniel Tanubudi SpJP(K).

FA menyebabkan bekuan darah di jantung yang bila lepas ke sirkulasi sistemik sehingga dapat menyebabkan stroke. Kelumpuhan merupakan bentuk kecacatan yang sering dijumpai pada kasus stroke dengan FA.

Di Indonesia, sekitar 37% pasien FA dengan usia kurang dari 75 tahun. Adapun stroke iskemik merupakan gejala pertama yang didapati. Jumlah penderita stroke di Indonesia juga mengalami peningkatan.

Data survei kesehatan tahun 1990-an, jumlah penderita stroke adalah 2 per 1.000 penduduk, pada Riskesdas 2007 meningkat menjadi 8,3 per 1.000 penduduk dan pada Riskesdas 2013 menunjukkan peningkatan jumlah penderita stroke menjadi 12,1 per 1.000 penduduk.

Peningkatan juga terjadi pada angka kematian akibat stroke. Berdasarkan data Survei Kementerian Kesehatan 2014, sebesar 21,1% kematian di Indonesia disebabkan stroke dan merupakan penyakit penyebab kematian nomor 1 di Indonesia.

FA terjadi akibat gangguan sinyal listrik pada serambi jantung sehingga bergetar dan tak berfungsi baik. Pada keadaan seperti ini, darah terkumpul di atrium dan membentuk bekuan darah yang dapat lepas dan menuju otak sehingga berakibat stroke.

Selain itu, FA berakibat gagal jantung yang menyebabkan cepat lelah, pusing, dan sesak napas. FA merupakan kondisi progresif. Jika tidak diobati, maka dapat memperburuk kondisi kesehatan.

Bila penderita FA mengalami stroke, biasanya mengalami keparahan dan disabilitas yang lebih berat dibandingkan pasien stroke tanpa FA. FA juga berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular lain, seperti hipertensi, gagal jantung, penyakit jantung koroner, hipertiroid, diabetes melitus, obesitas, penyakit jantung bawaan seperti defek septum atrium, kardiomiopati, penyakit ginjal kronis maupun penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Kabar baiknya, pemberian obat Rivaroxaban dapat menurunkan angka kejadian stroke dengan tingkat perdarahan mayor rendah. Studi pertama kali terkait hal ini, dilakukan di 10 negara Asia terkait keamanan Rivaroxaban bagi pasien FA di Asia termasuk Indonesia.

Hasil studi XANAP menunjukkan tingkat perdarahan mayor yang rendah 1,5% per tahun bagi pasien FA yang diterapi dengan Rivaroxaban berdasarkan real-world practice.

Hasil studi XANAP yang positif melengkapi hasil uji klinis fase III yang menunjukkan profil keamanan penggunaan Rivaroxaban bagi pasien risiko tinggi dengan berbagai komorbiditas.

Terkait pentingnya hasil studi XANAP bagi pasien dengan FA di Indonesia, dr Mohammad Kurniawan SpS(K), dokter peneliti utama di Indonesia, mengatakan, “Pada XANAP, tingkat perdarahan mayor pasien yang diobati dengan Rivaroxaban rendah, yaitu 1,5% per tahun."

Secara khusus, tingkat perdarahan gastrointestinal (GI) dan perdarahan intrakranial (otak) yang fatal relatif rendah, yaitu masing-masing 0,5% dan 0,7% per tahun. Tingkat stroke juga rendah pada 1,7% per tahun.

Hal ini menegaskan kembali keefektifan Rivaroxaban dalam mencegah stroke terkait AF. Lebih dari 96% pasien yang diobati dengan Rivaroxaban dalam penelitian ini tidak mengalami perdarahan mayor, stroke/emboli sistemik (SE), atau kematian karena penyebab apa pun.

Penelitian ini melibatkan pasien lanjut usia dengan berbagai tingkat risiko stroke, berbagai penyakit penyerta medis yang signifikan, termasuk gagal jantung, hipertensi, diabetes melitus, stroke/SE/serangan iskemik transien dan infark miokard.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2703 seconds (0.1#10.140)