Merokok 20 Batang Sehari Bisa Sebabkan Kebutaan

JAKARTA - Merokok berlebihan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan kanke. Namun, sebuah studi baru menemukan bahwa merokok lebih dari 20 batang sehari dapat menyebabkan kebutaan.
Studi yang dilakukan Universitas Rutgers mencatat bahwa merokok tembakau dapat memiliki efek berbahaya pada penglihatan spasial dan warna. (Baca juga: Medical Check Up Mutlak Dilakukan untuk Mencegah Penyakit ).

Dilansir New Indian Express, temuan yang diterbitkan dalam jurnal Psychiatry Research ini mencatat perubahan signifikan dalam visi warna merah-hijau dan biru-kuning perokok. Ini menunjukkan bahwa mengkonsumsi zat-zat dengan bahan kimia neurotoksik, seperti yang ada di dalam rokok, dapat menyebabkan hilangnya penglihatan warna secara keseluruhan.

Perokok berat juga memiliki kemampuan yang berkurang untuk membedakan kontras dan warna dibandingkan dengan mereka tidak merokok. (Baca juga: 8 Operasi Plastik Paling Populer di Korea Selatan ).

"Hasil kami menunjukkan penggunaan rokok yang berlebihan, atau paparan kronis terhadap senyawanya, memengaruhi diskriminasi visual, mendukung keberadaan defisit keseluruhan dalam pemrosesan visual dengan kecanduan tembakau," kata Steven Silverstein dari Rutgers's Behavioral Health Care.

"Asap rokok terdiri dari banyak senyawa yang berbahaya, dan telah dikaitkan dengan pengurangan ketebalan lapisan di otak, dan lesi otak, yang melibatkan area seperti lobus frontal, yang berperan dalam gerakan dan kontrol sukarela pemikiran, dan penurunan aktivitas di area otak yang memproses penglihatan," tambahnya.

Untuk penelitian ini, tim mengamati 71 orang sehat yang merokok kurang dari 15 batang rokok sepanjang hidup mereka dan 63 orang yang merokok lebih dari 20 batang sehari. Para peserta dalam kelompok usia berbeda antara 25 hingga 45 tahun. Temuan penelitian menunjukkan perubahan nyata dalam penglihatan warna merah-hijau dan biru-kuning dari perokok berat.

Studi sebelumnya juga menunjukkan merokok jangka panjang dapat melipatgandakan risiko degenerasi makula terkait usia dan sebagai faktor yang menyebabkan lensa menguning dan peradangan.