Kebiasaan Batuk Dustin Tiffani Nyaris Bikin Pernikahannya dengan Ditha Rizky Amalia Gagal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komika Dustin Tiffani baru saja menikah dengan content creator Ditha Rizky Amalia. Rupanya, pernikahan itu nyaris terhambat akibat kebiasaan batuk Dustin yang sulit dikendalikan.
Dustin Tiffani yang kerap mendapat cuan dari batuk yang menjadi ciri khasnya, kali ini malah mendapat batu sandungan. Dustin bahkan sempat bertengkar di depan publik dan nyaris putus dengan Ditha, yang ketika itu sudah menjadi tunangannya, akibat kebiasaan batuknya. Padahal ketika itu keduanya tengah tampil sebagai bintang tamu di Podcast Warung Kopi (PWK).
Setelah viral, insiden di podcast tersebut sempat memancing tanggapan sejumlah dokter yang berusaha menjelaskan fenomena batuk itu. Bahkan akhirnya Dustin membuat video klarifikasi publik dan permohonan maaf kepada Ditha di kanal media sosialnya.
Dustin menjelaskan, meskipun sering dianggap membawa cuan, namun kebiasaan batuk ini sebenarnya mengganggu kegiatan personal maupun profesionalnya, karena tak jarang batuk tersebut muncul dan sulit dikendalikan di momen-momen penting. Seperti saat meeting dengan klien atau bahkan ketika tampil di depan publik.
“Karena merasa terganggu, saya sudah pernah memeriksakan ke dokter. Dokter menjelaskan bahwa batuk bisa jadi disebabkan faktor eksternal seperti polusi, asap rokok, atau perubahan musim yang memang sedang terjadi,” ungkap Dustin.
Usai pertengkarannya dengan Ditha, Dustin Tiffani pun menyimak konten-konten kesehatan dari sejumlah dokter yang mengomentari insiden batuknya.
Di konten-konten kesehatan dr. Rudi Margono, dr. Luh Putu Swastiyani Purnami, SpPD, dan dr. Muslim Kasim, M.Sc, Sp.THT-K umumnya menyebutkan bahwa batuk bisa jadi lebih dari sekadar gangguan ringan jika tidak ditangani secara tepat. Batuk yang sudah parah dan terjadi dalam kurun waktu lama dapat membuat tubuh merasa tidak nyaman, mengganggu pekerjaan dan interaksi sosial, mengganggu istirahat, bahkan menjadi gangguan kesehatan tertentu.
Dokter Rudi Margono, dokter umum sekaligus content creator menjelaskan, batuk fisik sebenarnya refleks bawaan yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari benda asing.
“Batuk bisa dikaitkan dengan berbagai macam kondisi klinis dan penyebab. Dengan demikian, batuk harus dievaluasi dan ditangani sebagai masalah penting hingga ditemukan penyebab yang tidak berbahaya. Sebagian besar kasus batuk fisik akut harus ditangani secara empiris dan fokus pada penghilang gejala. Ini termasuk tindakan pendukung seperti mengonsumsi obat batuk OTC yang bisa dibeli di apotek atau toko obat,” terang dr. Rudi Margono.
Beberapa penyebab batuk fisik akut di antaranya infeksi saluran pernapasan atas yang bisa disebabkan virus, bakteri maupun bahan iritan lain. Umumnya kerap terjadi saat perubahan cuaca, terpapar asap rokok, polusi, dan faktor lain. Sebagian besar batuk akan mereda dalam jangka waktu satu sampai dua minggu, tergantung kondisi tubuh penderita.
“Jika Anda batuk, tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat batuk OTC yang dijual di apotek dan toko obat dengan mengikuti cara yang dicantumkan dalam kemasan. Seperti yang dilakukan Dustin di podcast ini sudah benar, karena dengan mengonsumsi obat batuk OTC dalam kemasan sachet yang mengandung bahan seperti guaifenesin, dextromethorphan, dan chlorpheniramine maleate, dia dapat meredam batuk yang mengganggu. Tetapi tetap waspadai batuk yang berkepanjangan, jika sudah berlangsung dua minggu dan belum sembuh juga, segera periksakan ke dokter,” kata dr. Rudi Margono.
Dustin sendiri mengaku sudah mencatat dan mulai menjalankan masukan para dokter tersebut.
“Saya sudah ikuti saran dokter dan mulai makin tertib menghindari faktor-faktor pemicu batuk, seperti paparan polusi, asap rokok, minuman dan udara AC yang terlalu dingin. Sebagai pertolongan pertama, saya minum obat batuk dalam kemasan sachet sekali minum yaitu Komix, yang saya biasa beli di apotek atau toko obat, agar bisa langsung merasa plong, hangat dan berkurang gejala batuknya," ujar Dustin.
Menanggapi pilihan Dustin untuk meredakan gejala batuk dengan obat OTC, dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe mengajak agar masyarakat bijak memilih obat batuk OTC yang mengandung bahan-bahan yang bisa meredakan batuk dengan efektif.
“Pilih obat batuk OTC dengan kandungan yang dapat meredakan batuk berdahak, batuk akibat alergi, maupun batuk kering, supaya penggunaan obat lebih efektif. Karena itu perhatikan apakah obat batuk OTC yang Anda pilih mengandung guaifenesin, yang bisa meredakan batuk berdahak, chlorpheniramine maleate sebagai antihistamin untuk batuk alergi, dan dekstrometorfan untuk mengatasi batuk kering," pungkas dr. Elizabeth Angelina.
Lihat Juga: Profil dan Biodata Lee Jin Ho, Komedian Korea yang Pinjam Uang Jimin BTS Gegara Judi Online
Dustin Tiffani yang kerap mendapat cuan dari batuk yang menjadi ciri khasnya, kali ini malah mendapat batu sandungan. Dustin bahkan sempat bertengkar di depan publik dan nyaris putus dengan Ditha, yang ketika itu sudah menjadi tunangannya, akibat kebiasaan batuknya. Padahal ketika itu keduanya tengah tampil sebagai bintang tamu di Podcast Warung Kopi (PWK).
Setelah viral, insiden di podcast tersebut sempat memancing tanggapan sejumlah dokter yang berusaha menjelaskan fenomena batuk itu. Bahkan akhirnya Dustin membuat video klarifikasi publik dan permohonan maaf kepada Ditha di kanal media sosialnya.
Dustin menjelaskan, meskipun sering dianggap membawa cuan, namun kebiasaan batuk ini sebenarnya mengganggu kegiatan personal maupun profesionalnya, karena tak jarang batuk tersebut muncul dan sulit dikendalikan di momen-momen penting. Seperti saat meeting dengan klien atau bahkan ketika tampil di depan publik.
“Karena merasa terganggu, saya sudah pernah memeriksakan ke dokter. Dokter menjelaskan bahwa batuk bisa jadi disebabkan faktor eksternal seperti polusi, asap rokok, atau perubahan musim yang memang sedang terjadi,” ungkap Dustin.
Usai pertengkarannya dengan Ditha, Dustin Tiffani pun menyimak konten-konten kesehatan dari sejumlah dokter yang mengomentari insiden batuknya.
Di konten-konten kesehatan dr. Rudi Margono, dr. Luh Putu Swastiyani Purnami, SpPD, dan dr. Muslim Kasim, M.Sc, Sp.THT-K umumnya menyebutkan bahwa batuk bisa jadi lebih dari sekadar gangguan ringan jika tidak ditangani secara tepat. Batuk yang sudah parah dan terjadi dalam kurun waktu lama dapat membuat tubuh merasa tidak nyaman, mengganggu pekerjaan dan interaksi sosial, mengganggu istirahat, bahkan menjadi gangguan kesehatan tertentu.
Dokter Rudi Margono, dokter umum sekaligus content creator menjelaskan, batuk fisik sebenarnya refleks bawaan yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari benda asing.
“Batuk bisa dikaitkan dengan berbagai macam kondisi klinis dan penyebab. Dengan demikian, batuk harus dievaluasi dan ditangani sebagai masalah penting hingga ditemukan penyebab yang tidak berbahaya. Sebagian besar kasus batuk fisik akut harus ditangani secara empiris dan fokus pada penghilang gejala. Ini termasuk tindakan pendukung seperti mengonsumsi obat batuk OTC yang bisa dibeli di apotek atau toko obat,” terang dr. Rudi Margono.
Beberapa penyebab batuk fisik akut di antaranya infeksi saluran pernapasan atas yang bisa disebabkan virus, bakteri maupun bahan iritan lain. Umumnya kerap terjadi saat perubahan cuaca, terpapar asap rokok, polusi, dan faktor lain. Sebagian besar batuk akan mereda dalam jangka waktu satu sampai dua minggu, tergantung kondisi tubuh penderita.
“Jika Anda batuk, tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat batuk OTC yang dijual di apotek dan toko obat dengan mengikuti cara yang dicantumkan dalam kemasan. Seperti yang dilakukan Dustin di podcast ini sudah benar, karena dengan mengonsumsi obat batuk OTC dalam kemasan sachet yang mengandung bahan seperti guaifenesin, dextromethorphan, dan chlorpheniramine maleate, dia dapat meredam batuk yang mengganggu. Tetapi tetap waspadai batuk yang berkepanjangan, jika sudah berlangsung dua minggu dan belum sembuh juga, segera periksakan ke dokter,” kata dr. Rudi Margono.
Dustin sendiri mengaku sudah mencatat dan mulai menjalankan masukan para dokter tersebut.
“Saya sudah ikuti saran dokter dan mulai makin tertib menghindari faktor-faktor pemicu batuk, seperti paparan polusi, asap rokok, minuman dan udara AC yang terlalu dingin. Sebagai pertolongan pertama, saya minum obat batuk dalam kemasan sachet sekali minum yaitu Komix, yang saya biasa beli di apotek atau toko obat, agar bisa langsung merasa plong, hangat dan berkurang gejala batuknya," ujar Dustin.
Menanggapi pilihan Dustin untuk meredakan gejala batuk dengan obat OTC, dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe mengajak agar masyarakat bijak memilih obat batuk OTC yang mengandung bahan-bahan yang bisa meredakan batuk dengan efektif.
“Pilih obat batuk OTC dengan kandungan yang dapat meredakan batuk berdahak, batuk akibat alergi, maupun batuk kering, supaya penggunaan obat lebih efektif. Karena itu perhatikan apakah obat batuk OTC yang Anda pilih mengandung guaifenesin, yang bisa meredakan batuk berdahak, chlorpheniramine maleate sebagai antihistamin untuk batuk alergi, dan dekstrometorfan untuk mengatasi batuk kering," pungkas dr. Elizabeth Angelina.
Lihat Juga: Profil dan Biodata Lee Jin Ho, Komedian Korea yang Pinjam Uang Jimin BTS Gegara Judi Online
(tsa)