Awas! Kesepian Picu Penyakit Jantung hingga Diabetes, Jomblo Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kesepian bisa memicu berbagai penyakit mematikan seperti penyakit jantung hingga diabetes tipe 2. Kesepian bahkan disebut sebagai epidemi diam-diam yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari empat orang dewasa yang lebih tua mengalami isolasi sosial. Meskipun sebagian orang lebih suka menyendiri, isolasi jangka panjang atau hidup dalam kesendirian dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kesendirian dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, yang memengaruhi umur panjang dan kualitas hidup. Berikut ini adalah bagaimana menyendiri dapat membahayakan kesehatan Anda dilansir dari Times of India, Rabu (15/1/2025).
Kesendirian dapat meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan jantung seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Ketika orang merasa terisolasi, tingkat stres mereka sering meningkat, yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan peradangan.
Faktor-faktor ini membebani jantung, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada 2018, isolasi sosial dan kesepian dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi (masing-masing 32 persen) dan penyakit jantung koroner (29 persen). Penelitian juga menunjukkan bahwa kesepian memicu perilaku seperti pola makan yang buruk dan kurang olahraga, yang selanjutnya memperburuk risiko kardiovaskular.
Kesepian yang berkepanjangan dikaitkan dengan kebiasaan yang tidak sehat,m. Termasuk makan berlebihan, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan pola tidur yang terganggu, yang semuanya berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2.
Isolasi sosial juga dapat memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah karena stres kronis, sehingga meningkatkan kemungkinan resistensi insulin.
Kesepian merupakan penyebab utama masalah kesehatan mental. Hal ini dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Menurut sebuah studi yang dilakukan pada 2024, kesepian dan kurangnya dukungan sosial dan emosional dikaitkan dengan depresi dan stres.
Orang yang hidup sendiri atau merasa terputus secara sosial sering mengalami perasaan tidak berharga dan sedih, yang dapat berubah menjadi depresi klinis. Interaksi sosial bertindak sebagai penyangga terhadap stres, ketidakhadiran mereka memperparah kecemasan dan tekanan emosional.
Kesepian telah dikaitkan dengan penurunan kognitif dan risiko demensia yang lebih tinggi. Penelitian mengungkapkan bahwa individu yang terisolasi sering mengalami penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir yang lebih cepat.
Kurangnya rangsangan sosial dapat mengurangi aktivitas saraf, sehingga melemahkan koneksi di otak yang penting untuk kesehatan kognitif.
Kesepian kronis dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi. Hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Studi 2018 juga menunjukkan bahwa kesepian memiliki dampak yang sama terhadap kematian seperti merokok atau obesitas. Mengatasi kesepian bukan hanya tentang kesejahteraan mental, tetapi tentang memperpanjang harapan hidup.
Memahami risiko kesehatan yang terkait dengan rasa kesepian merupakan langkah awal yang penting, tetapi mengambil tindakan juga sama pentingnya. Perkuat hubungan sosial Anda dengan bergabung dengan kelompok masyarakat, menjalin kembali persahabatan lama, atau menekuni hobi yang dapat mempererat hubungan.
Mencari bantuan profesional, seperti terapi atau konseling, juga dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengelola perasaan terisolasi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari empat orang dewasa yang lebih tua mengalami isolasi sosial. Meskipun sebagian orang lebih suka menyendiri, isolasi jangka panjang atau hidup dalam kesendirian dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kesendirian dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, yang memengaruhi umur panjang dan kualitas hidup. Berikut ini adalah bagaimana menyendiri dapat membahayakan kesehatan Anda dilansir dari Times of India, Rabu (15/1/2025).
Kesepian Picu Penyakit Jantung hingga Diabetes
1. Penyakit Jantung dan Stroke
Kesendirian dapat meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan jantung seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Ketika orang merasa terisolasi, tingkat stres mereka sering meningkat, yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan peradangan.
Faktor-faktor ini membebani jantung, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada 2018, isolasi sosial dan kesepian dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi (masing-masing 32 persen) dan penyakit jantung koroner (29 persen). Penelitian juga menunjukkan bahwa kesepian memicu perilaku seperti pola makan yang buruk dan kurang olahraga, yang selanjutnya memperburuk risiko kardiovaskular.
2. Diabetes Tipe 2
Kesepian yang berkepanjangan dikaitkan dengan kebiasaan yang tidak sehat,m. Termasuk makan berlebihan, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan pola tidur yang terganggu, yang semuanya berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2.
Isolasi sosial juga dapat memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah karena stres kronis, sehingga meningkatkan kemungkinan resistensi insulin.
3. Gangguan Kesehatan Mental
Kesepian merupakan penyebab utama masalah kesehatan mental. Hal ini dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Menurut sebuah studi yang dilakukan pada 2024, kesepian dan kurangnya dukungan sosial dan emosional dikaitkan dengan depresi dan stres.
Orang yang hidup sendiri atau merasa terputus secara sosial sering mengalami perasaan tidak berharga dan sedih, yang dapat berubah menjadi depresi klinis. Interaksi sosial bertindak sebagai penyangga terhadap stres, ketidakhadiran mereka memperparah kecemasan dan tekanan emosional.
4. Demensia dan Penurunan Kognitif
Kesepian telah dikaitkan dengan penurunan kognitif dan risiko demensia yang lebih tinggi. Penelitian mengungkapkan bahwa individu yang terisolasi sering mengalami penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir yang lebih cepat.
Kurangnya rangsangan sosial dapat mengurangi aktivitas saraf, sehingga melemahkan koneksi di otak yang penting untuk kesehatan kognitif.
5. Memperpendek Umur
Kesepian kronis dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi. Hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Studi 2018 juga menunjukkan bahwa kesepian memiliki dampak yang sama terhadap kematian seperti merokok atau obesitas. Mengatasi kesepian bukan hanya tentang kesejahteraan mental, tetapi tentang memperpanjang harapan hidup.
Memahami risiko kesehatan yang terkait dengan rasa kesepian merupakan langkah awal yang penting, tetapi mengambil tindakan juga sama pentingnya. Perkuat hubungan sosial Anda dengan bergabung dengan kelompok masyarakat, menjalin kembali persahabatan lama, atau menekuni hobi yang dapat mempererat hubungan.
Mencari bantuan profesional, seperti terapi atau konseling, juga dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengelola perasaan terisolasi.
(dra)