Langkah Pasti Menuju Garis Dua, Mild Stimulation dalam IVF Jadi Pilihan Populer
loading...
A
A
A
Berbeda dengan fasilitas klinik fertilitas lainnya yang lebih banyak menggunakan metode IVF biasa, KOIC menggunakan metode Mild Stimulation sebagai layanan unggulan bagi para pasien. Metode mild stimulation mampu mempertahankan keberhasilan perkembangan embrio dan kehamilan, meskipun melakukan pengurangan dosis obat atau hormon untuk menstimulasi produksi sel telur pada indung telur. Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi bertujuan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping komplikasi.
“Metode mild stimulation memungkinkan pasien menjalani program IVF dengan dosis hormon yang lebih rendah, sehingga lebih nyaman, mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), dan meningkatkan kualitas embrio yang dihasilkan, serta menurunkan risiko kejadian keguguran, lahir premature, pre-eklampsia, diabetes melitus gestational saat hamil. Tujuan kami tidak hanya membuat pasien bisa hamil, tapi beyond that, bagaimana pasien bisa hamil sampai cukup bulan tanpa morbiditas dan melahirkan anak yang sehat.
dr. Angga menerangkan, metode ini meniru siklus alami tubuh dengan stimulasi yang lebih ringan, sehingga sel telur yang dihasilkan lebih sehat dan lebih reseptif terhadap implantasi. “Hal ini dapat meningkatkan peluang kehamilan yang sehat dan mengurangi risiko keguguran dibandingkan dengan stimulasi konvensional yang lebih agresif. Metode ini juga minim injeksi. Obat hormon berupa suntikan dosisnya hanya 10% dari metode IVF konsensional. Metode ini lebih unik karena pendekatannya yang lebih alami, dengan intervensi minimal namun tetap efektif. Metode ini juga lebih hemat biaya karena tidak perlu ada intervensi medis yang berlebihan, mengurangi risiko efek samping, serta memungkinkan siklus IVF dilakukan lebih sering dalam waktu yang lebih singkat,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Eko Santoso, SpOG, Spesialis Obgyn Kato Ojin IVF Center menjelaskan terkait syarat dilakukannya metode IVF dengan mild stimulation atau stimulasi minimal di KOIC, “Tidak ada batas usia dan syarat khusus bagi yang akan menjalani metode mild stimulation, intinya tentunya harus pada usia produktif, dan kondisi kesehatan saat pertama kali dilakukan checkup. Yang paling dilihat adalah berapa cadangan telur pada saat memulai program. Terkait usia, ini berkorelasi terhadap cadangan telur, dengan menuanya usia maka cadangan telur akan menurun. Meskipun tidak menutup kemungkinan cadangan telur sudah menurun di usia muda, jika pasien sebelumnya pernah melakukan pembedahan, kemoterapi, ataupun radiasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, justru mild stimulation ini menjadi pilihan bagi pasien dengan cadangan telur rendah. Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi dilakukan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping dan komplikasi bagi pasien. Sedangkan, berdasarkan penjelasan dr. Eko, metode mild stimulation ini minim komplikasi karena adanya pengurangan dosis pemberian obat sehingga tidak akan terlalu memberatkan indung telur untuk bisa menghasilkan banyak sel telur pada saat proses stimulasi, melainkan fokus dalam pembentukan kualitas sel telurnya.
“Namun, seperti pada proses IVF pada umumnya, metode minimal stimulasi juga tidak dapat dilakukan lagi bila kondisi cadangan telur sudah tidak ada sama sekali atau sudah menopause,” tambah dr. Eko.
“Terkait teknis program IVF dengan metode mild stimulation di KOIC, sebelum program IVF dimulai maka akan ada tahapan persiapan selama 1 siklus berupa drug free follow up untuk mengetahui penyebab gangguan kesuburan, bagaimana karakteristik haid, tindakan atau support tertentu apa saja yang diperlukan pasien sebelum dan selama proses program IVF. Secara teknis, metode mild stimulasi akan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dengan sampai akhirnya bisa ovum Pick Up (OPU). Proses stimulasi bisa dimulai bila siklus memenuhi syarat berdasarkan hasil USG dan hormon. Mold stimulation akan dimulai pada hari ke-3 haid dengan obat utama pil oral dan atau injeksi (bisa iya ataupun tidak, sesuai dengan perkembangan telur). Perkembangan telur sendiri dipantau dengan USG dan kadar hormon dalam darah. Dalam kondisi tertentu, perkembangan ini bisa ditriger dengan nasal spray, dan jika sudah siap, akan dilakukan OPU 35 jam setelah itu,” jelasnya.
Ia menjelaskan, proses IVF harus dilakukan dengan kondisi prima agar didapatkan hasil yang maksimal. Tahap persiapan diri bisa dilakukan minimal 2 hingga 4 minggu sebelum memulai program IVF. Yang paling dasar adalah perubahan gaya hidup untuk memastikan pasien dalam kondisi paling sehat . Gaya hidup yang dimaksud meliputi pemilihan makan sehat dengan gizi seimbang, pola tidur yang teratur, menghindari rokok dan alkohol, rutin berolahraga, berusaha menjaga berat badan ideal, serta hindari paparan terhadap radikal bebas, polusi, kimia, dan radioaktif.
“Metode mild stimulation memungkinkan pasien menjalani program IVF dengan dosis hormon yang lebih rendah, sehingga lebih nyaman, mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), dan meningkatkan kualitas embrio yang dihasilkan, serta menurunkan risiko kejadian keguguran, lahir premature, pre-eklampsia, diabetes melitus gestational saat hamil. Tujuan kami tidak hanya membuat pasien bisa hamil, tapi beyond that, bagaimana pasien bisa hamil sampai cukup bulan tanpa morbiditas dan melahirkan anak yang sehat.
dr. Angga menerangkan, metode ini meniru siklus alami tubuh dengan stimulasi yang lebih ringan, sehingga sel telur yang dihasilkan lebih sehat dan lebih reseptif terhadap implantasi. “Hal ini dapat meningkatkan peluang kehamilan yang sehat dan mengurangi risiko keguguran dibandingkan dengan stimulasi konvensional yang lebih agresif. Metode ini juga minim injeksi. Obat hormon berupa suntikan dosisnya hanya 10% dari metode IVF konsensional. Metode ini lebih unik karena pendekatannya yang lebih alami, dengan intervensi minimal namun tetap efektif. Metode ini juga lebih hemat biaya karena tidak perlu ada intervensi medis yang berlebihan, mengurangi risiko efek samping, serta memungkinkan siklus IVF dilakukan lebih sering dalam waktu yang lebih singkat,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Eko Santoso, SpOG, Spesialis Obgyn Kato Ojin IVF Center menjelaskan terkait syarat dilakukannya metode IVF dengan mild stimulation atau stimulasi minimal di KOIC, “Tidak ada batas usia dan syarat khusus bagi yang akan menjalani metode mild stimulation, intinya tentunya harus pada usia produktif, dan kondisi kesehatan saat pertama kali dilakukan checkup. Yang paling dilihat adalah berapa cadangan telur pada saat memulai program. Terkait usia, ini berkorelasi terhadap cadangan telur, dengan menuanya usia maka cadangan telur akan menurun. Meskipun tidak menutup kemungkinan cadangan telur sudah menurun di usia muda, jika pasien sebelumnya pernah melakukan pembedahan, kemoterapi, ataupun radiasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, justru mild stimulation ini menjadi pilihan bagi pasien dengan cadangan telur rendah. Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi dilakukan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping dan komplikasi bagi pasien. Sedangkan, berdasarkan penjelasan dr. Eko, metode mild stimulation ini minim komplikasi karena adanya pengurangan dosis pemberian obat sehingga tidak akan terlalu memberatkan indung telur untuk bisa menghasilkan banyak sel telur pada saat proses stimulasi, melainkan fokus dalam pembentukan kualitas sel telurnya.
“Namun, seperti pada proses IVF pada umumnya, metode minimal stimulasi juga tidak dapat dilakukan lagi bila kondisi cadangan telur sudah tidak ada sama sekali atau sudah menopause,” tambah dr. Eko.
“Terkait teknis program IVF dengan metode mild stimulation di KOIC, sebelum program IVF dimulai maka akan ada tahapan persiapan selama 1 siklus berupa drug free follow up untuk mengetahui penyebab gangguan kesuburan, bagaimana karakteristik haid, tindakan atau support tertentu apa saja yang diperlukan pasien sebelum dan selama proses program IVF. Secara teknis, metode mild stimulasi akan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dengan sampai akhirnya bisa ovum Pick Up (OPU). Proses stimulasi bisa dimulai bila siklus memenuhi syarat berdasarkan hasil USG dan hormon. Mold stimulation akan dimulai pada hari ke-3 haid dengan obat utama pil oral dan atau injeksi (bisa iya ataupun tidak, sesuai dengan perkembangan telur). Perkembangan telur sendiri dipantau dengan USG dan kadar hormon dalam darah. Dalam kondisi tertentu, perkembangan ini bisa ditriger dengan nasal spray, dan jika sudah siap, akan dilakukan OPU 35 jam setelah itu,” jelasnya.
Ia menjelaskan, proses IVF harus dilakukan dengan kondisi prima agar didapatkan hasil yang maksimal. Tahap persiapan diri bisa dilakukan minimal 2 hingga 4 minggu sebelum memulai program IVF. Yang paling dasar adalah perubahan gaya hidup untuk memastikan pasien dalam kondisi paling sehat . Gaya hidup yang dimaksud meliputi pemilihan makan sehat dengan gizi seimbang, pola tidur yang teratur, menghindari rokok dan alkohol, rutin berolahraga, berusaha menjaga berat badan ideal, serta hindari paparan terhadap radikal bebas, polusi, kimia, dan radioaktif.
Lihat Juga :