Waspada Penyakit Mematikan

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Bahkan, serangan jantung tidak hanya diderita oleh orang berusia lanjut, usia produktif pun bisa ikut terserang penyakit mematikan ini. Salah satunya karena pekerja usia produktif cenderung memiliki waktu kerja panjang, bekerja di belakang meja (sedikit bergerak), tidak mengonsumsi makanan sehat. Makanan cepat saji memiliki peran cukup besar menyebabkan penyakit jantung pada usia muda. (Baca juga: Covid-19 Lima Kali Lebih Mematikan Dibanding Virus Flu)

Putri menjelaskan, pola hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi olahan makanan yang banyak mengandung tepung dan gula, dan stres memiliki peran cukup besar menyebabkan penyakit jantung pada usia muda. "Bahkan ada yang usianya 35 tahun terkena serangan mendadak. Jumlahnya juga cukup mengkhawatirkan, mencapai 1,4 juta jiwa," tambahnya.

Data di atas menunjukkan, penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan jumlah rasio kematian cukup mengkhawatirkan. Salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan penyakit jantung yaitu kolesterol tinggi, merokok, stres, diabetes, tekanan darah tinggi, abdominal obesitas (perut yang besar), tidak berolahraga, serta kurang mengonsumsi sayuran dan buah. Itu sebabnya pencegahan penyakit ini harus terus dilakukan.

Jenis penyakit jantung bukan hanya koroner. Salah satu yang paling banyak diidap adalah kelainan irama jantung (atrial fibrilasi), yaitu kelainan atrium yang membesar akibat hipertensi, kelainan katup jantung atau jantung lemah, dan kelainan genetika. Gejala yang paling mudah dikenali detak jantung yang tidak teratur secara tiba-tiba, meski seseorang tidak sedang menjalani aktivitas tertentu. (Baca juga: Tsunami Setinggi 80 Meter Pernah Menerjang Ambon pada Tahun 1674)

"Detak jantung ini bisa cepat, lambat, atau kombinasi cepat dan lambat. Kalau detak jantung 120 per menit dalam kondisi tidak ada aktivitas harus diwaspadai karena detak jantung ideal orang dewasa sekitar 60 sampai 100 per menit. Gangguan irama jantung cepat biasanya ditandai dengan sesak nafas dan cepat lelah. Jika detaknya lambat, biasanya disertai mau pingsan dan kehilangan kesadaran sementara. Ciri ini harus diwaspadai karena itu salah satu dari gejala serangan jantung," ujar spesialis jantung Antono Sutandar.

Jika pada kasus atrial fibrilasi karena adanya kelainan genetik, jantung koroner lebih disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner yang membuat jantung kekurangan oksigen dan nutrisi untuk memompa darah. Penyempitan atau penyumbatan ini terjadi karena adanya proses penumpukan lemak di dinding pembuluh darah yang berlangsung secara bertahap.

Mengatasi penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan pemasangan stent (percutaneous coronary intervention) atau yang biasa dikenal dengan pemasangan ring. Hal ini dilakukan untuk melebarkan penyempitan pembuluh darah koroner dan tindakan ini harus dilakukan melalui kateterisasi. "Jumlah stent‎ yang dipasang bergantung pada kondisi penyempitan pembuluh darah pasien. Tindakan ini bisa dilakukan ketika obat-obatan sudah tidak bisa melebarkan pembuluh darah yang menyempit," papar Antono. (Baca juga: Diterima PayPal, Harga Bitcoin Ugal-ugalan)

Namun, pada kondisi di mana jumlah pembuluh darah yang menyempit terlalu banyak, Antono menganjurkan tindakan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) untuk membuat pembuluh darah baru. Nantinya pembuluh darah baru akan melewati pembuluh darah koroner yang menyempit sehingga otot-otot jantung mendapat pasokan darah yang cukup untuk kebutuhan kerja jantung.

Walau hampir semua keadaan penyempitan di pembuluh darah koroner dapat dilakukan pemasangan ring, namun ada kondisi ‎tertentu yang membuat pasien lebih disarankan melakukan operasi bypass. "Kalau pasang ring lebih dari tiga kali biayanya mahal, risiko pemasangannya juga sama dengan operasi baypass. Dalam jangka panjang juga hasilnya lebih baik bypass, terutama jika pasien memiliki penyakit hipertensi atau diabetes," paparnya.

Sementara itu, pada pasien yang hanya memiliki satu sumbatan darah yang pendek disarankan untuk memasang ring. Biaya pemasangan ring sekarang sekitar Rp80 juta. "Kisaran segitu, tapi bervariasi. Bisa lebih mahal kalau ring yang dipasang lebih dari satu atau tingkat kesulitannya tinggi hingga butuh alat lebih banyak atau kondisi klinisnya berat, misalnya sedang mengalami serangan jantung," katanya. (Baca juga: Mobilnya Dipasang Bom, Ulama Top Suriah Meninggal)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1902 seconds (0.1#10.140)