The Body Shop Support RUU PKS dengan Shoes Art Installation
loading...
A
A
A
JAKARTA - The Body Shop bersama dengan berbagai pihak dan Yayasan Pulih, Magdalene serta Key Opinion Leaders yang memiliki misi dan semangat yang sama dalam penghapusan kekerasan seksual mengajak masyarakat terlibat aktif dengan berpartisipasi melalui donasi di seluruh gerai The Body Shop dan secara online, juga pengumpulan petisi di https://www.tbsfightforsisterhood.co.id/ .
Petisi TBS Fight For Sisterhood 500,000 tanda tangan petisi Stop Sexual Violence dilakukan sampai bulan Maret 2021 agar RUU PKS segera diputus menjadi undang-undang yang sah.
Baca juga : Tampil Berkelas dengan Sepatu Boots Louis Vuitton Nyaman
The Body Shop Indonesia terus memperjuangkan semangat #TBSFightForSisterhood dengan menggelar kampanye bertema Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia: Semua Peduli, Semua Terlindungi Sahkan RUU PKS #TBSFightForSisterhood pada 26 November hingga 10 Desember 2020. Kegiatan tersebut berlokasi di Gedung Komisi Nasional Perempuan.
Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia tersebut adalah konsep seni instalasi yang diinisiasi The Body Shop Indonesia menggunakan media sepatu sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan aspirasi dan dukungan bagi perempuan dan pengesahan RUU PKS menggunakan media berupa sepatu dan pakaian dari publik pendukung dan penyintas mulai tanggal 26 November hingga 10 Desember 2020.
Suzy Hutomo - Owner & Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia mengungkapkan dalam Opening Ceremony Art Installation tentang nilai-nilai yang diangkat oleh The Body Shop sejak awal didirikan oleh seorang aktivis perempuan dari Inggris bernama Anita Roddick yang merupakan seorang visioner dan percaya bahwa perusahaan dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan hidup dan sosial.
Menurut SUzy, Sejak tahun 1992, The Body Shop terus berupaya membawa perubahan-perubahan positif di bidang sosial dan lingkungan hidup selama kurun waktu 28 tahun. The Body Shop tidak hanya dikenal sebagai brand kosmetik, tetapi sebagai feminist brand yang aktif memperjuangkan kesetaraan hak asasi manusia bagi semua, khususnya perempuan dan anak hingga ke ranah hukum.
The Body Shop Indonesia ingin ikut berjuang menyuarakan suara perempuan dan dapat dipercaya sebagai teman seperjuangan para korban dengan membagikan cerita korban kekerasan seksual sebagai bentuk edukasi juga membuka mata kita semua bahwa permasalahan tersebut nyata. Kampanye ini adalah respon atas kondisi kritis bagi perempuan dan anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual dan perlu segera mengambil sikap dan tindakan.
Instalasi seni yang dibangun dari sepatu-sepatu yang dikumpulkan oleh publik dan penyintas yang menyatakan dukungannya pada pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual ini, disiapkan untuk memanfaatkan momentum 16 Hari Tanpa Kekerasan.
Dimulai dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, di mana sepatu-sepatu ini melakukan "unjuk rasa" di depan Gedung DPR-RI, lalu kemudian ditampilkan di di instalasi ini, hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari HAM Internasional.
Ratu Ommaya, Public Relations and Community Manager The Body Shop Indonesia mengungkapkan medium sepatu sangat kuat karena bisa mewakili masyarakat dari beragam unsur, gender, profesi, selera, latar belakang sosial dan ekonomi.
’’Publik yang telah mengirimkan sepatu-sepatu mereka, mewakilkan dukungan mereka pada penyintas kekerasan dan menitipkan suara mereka untuk didengarkan,’’ jelasnya dalam konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu.
Shoes art instalasi ini berpihak pada penyintas dan menggunakan perspektif penyintas. Di dalamnya kita akan melihat berbagai cerita pengalaman sejumlah penyintas kekerasan seksual di Indonesia. Keragaman kasus yang ada dalam narasi instalasi ini tercakup dalam RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, sebagai payung hukum yang kita harapkan dapat segera disahkan.
Dalam instalasi ini seluruh identitas disamarkan. Sangatlah penting bagi semua pihak untuk memberikan ruang aman bagi penyintas, dan pada saat yang sama, tetap bisa mengambil pelajaran dari kasus-kasus yang telah mereka alami.
Instalasi ini ingin dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian publik atas darurat kekerasan seksual di Indonesia. Mengingat bahwa semua bisa menjadi korban. Dan pada setiap korban, ada orangtua, pasangan, saudara, dan sahabat yang juga ikut merasakan kepedihan ketika orang terdekat mereka mengalami kekerasan.
Baca juga : Uniknya, Budaya Betawi di Busana Generasi Milenial
Dian Ina Mahendra - Art Director mengungkapkan dalam shoes art installation tersebut terdapat cerita-cerita yang kemudian akan divisualisasikan dengan simbol sepatu dan pakaian korban serta munculnya area yang khusus diletakkan beberapa sepatu dan pakaian pengirim berdasarkan kategori cerita korban yang mengalami kejadian kekerasan seksual.
’’Shoes Art Installation juga diharapkan mampu menggerakkan hati para konseptor legislasi di DPR untuk segera mengesahkan RUU PKS yang selama ini kita nantikan,’’ jelasnya.
Petisi TBS Fight For Sisterhood 500,000 tanda tangan petisi Stop Sexual Violence dilakukan sampai bulan Maret 2021 agar RUU PKS segera diputus menjadi undang-undang yang sah.
Baca juga : Tampil Berkelas dengan Sepatu Boots Louis Vuitton Nyaman
The Body Shop Indonesia terus memperjuangkan semangat #TBSFightForSisterhood dengan menggelar kampanye bertema Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia: Semua Peduli, Semua Terlindungi Sahkan RUU PKS #TBSFightForSisterhood pada 26 November hingga 10 Desember 2020. Kegiatan tersebut berlokasi di Gedung Komisi Nasional Perempuan.
Shoes Art Installation The Body Shop Indonesia tersebut adalah konsep seni instalasi yang diinisiasi The Body Shop Indonesia menggunakan media sepatu sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan aspirasi dan dukungan bagi perempuan dan pengesahan RUU PKS menggunakan media berupa sepatu dan pakaian dari publik pendukung dan penyintas mulai tanggal 26 November hingga 10 Desember 2020.
Suzy Hutomo - Owner & Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia mengungkapkan dalam Opening Ceremony Art Installation tentang nilai-nilai yang diangkat oleh The Body Shop sejak awal didirikan oleh seorang aktivis perempuan dari Inggris bernama Anita Roddick yang merupakan seorang visioner dan percaya bahwa perusahaan dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan hidup dan sosial.
Menurut SUzy, Sejak tahun 1992, The Body Shop terus berupaya membawa perubahan-perubahan positif di bidang sosial dan lingkungan hidup selama kurun waktu 28 tahun. The Body Shop tidak hanya dikenal sebagai brand kosmetik, tetapi sebagai feminist brand yang aktif memperjuangkan kesetaraan hak asasi manusia bagi semua, khususnya perempuan dan anak hingga ke ranah hukum.
The Body Shop Indonesia ingin ikut berjuang menyuarakan suara perempuan dan dapat dipercaya sebagai teman seperjuangan para korban dengan membagikan cerita korban kekerasan seksual sebagai bentuk edukasi juga membuka mata kita semua bahwa permasalahan tersebut nyata. Kampanye ini adalah respon atas kondisi kritis bagi perempuan dan anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual dan perlu segera mengambil sikap dan tindakan.
Instalasi seni yang dibangun dari sepatu-sepatu yang dikumpulkan oleh publik dan penyintas yang menyatakan dukungannya pada pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual ini, disiapkan untuk memanfaatkan momentum 16 Hari Tanpa Kekerasan.
Dimulai dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, di mana sepatu-sepatu ini melakukan "unjuk rasa" di depan Gedung DPR-RI, lalu kemudian ditampilkan di di instalasi ini, hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari HAM Internasional.
Ratu Ommaya, Public Relations and Community Manager The Body Shop Indonesia mengungkapkan medium sepatu sangat kuat karena bisa mewakili masyarakat dari beragam unsur, gender, profesi, selera, latar belakang sosial dan ekonomi.
’’Publik yang telah mengirimkan sepatu-sepatu mereka, mewakilkan dukungan mereka pada penyintas kekerasan dan menitipkan suara mereka untuk didengarkan,’’ jelasnya dalam konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu.
Shoes art instalasi ini berpihak pada penyintas dan menggunakan perspektif penyintas. Di dalamnya kita akan melihat berbagai cerita pengalaman sejumlah penyintas kekerasan seksual di Indonesia. Keragaman kasus yang ada dalam narasi instalasi ini tercakup dalam RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, sebagai payung hukum yang kita harapkan dapat segera disahkan.
Dalam instalasi ini seluruh identitas disamarkan. Sangatlah penting bagi semua pihak untuk memberikan ruang aman bagi penyintas, dan pada saat yang sama, tetap bisa mengambil pelajaran dari kasus-kasus yang telah mereka alami.
Instalasi ini ingin dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian publik atas darurat kekerasan seksual di Indonesia. Mengingat bahwa semua bisa menjadi korban. Dan pada setiap korban, ada orangtua, pasangan, saudara, dan sahabat yang juga ikut merasakan kepedihan ketika orang terdekat mereka mengalami kekerasan.
Baca juga : Uniknya, Budaya Betawi di Busana Generasi Milenial
Dian Ina Mahendra - Art Director mengungkapkan dalam shoes art installation tersebut terdapat cerita-cerita yang kemudian akan divisualisasikan dengan simbol sepatu dan pakaian korban serta munculnya area yang khusus diletakkan beberapa sepatu dan pakaian pengirim berdasarkan kategori cerita korban yang mengalami kejadian kekerasan seksual.
’’Shoes Art Installation juga diharapkan mampu menggerakkan hati para konseptor legislasi di DPR untuk segera mengesahkan RUU PKS yang selama ini kita nantikan,’’ jelasnya.
(sal)