Cara Sederhana Hadirkan Rumah Sejuk
loading...
A
A
A
LAHAN terbatas, kepadatan hunian , dan kondisi bangunan minim sering menjadi penghalang dalam menciptakan rumah sejuk dan nyaman . Salah satu cara mudah mengusir panas di dalam rumah adalah dengan memanfaatkan potensi alam.
Permasalahan rumah sempit tidak hanya terpaku pada pengelolaan tatanan interior, penghawaan atau sirkulasi juga bisa menjadi pemicu utama masalah di rumah mungil. Terlebih lagi rumah yang berada di kawasan dengan iklim tropis dan lembap seperti di Indonesia, udara panas yang masuk ke dalam rumah bukanlah hal baru.
Penggunaan pendingin ruangan, merenovasi dengan menaikkan plafon dianggap menjadi solusi tepat untuk menciptakan udara sejuk di dalam rumah. Padahal penggunaan air conditioner (AC) akan membuat biaya listrik membengkak, sedangkan renovasi rumah dengan skala besar diperlukan dana besar. Lantas, bagaimana caranya menciptakan hunian sejuk dengan cara sederhana?
Arsitek dari Arsitektropis Ariko Andikabina mengatakan, kesalahan desain dalam membangun rumah mungil terletak pada persoalan sirkulasi udara. Intinya adalah menciptakan perbedaan tekanan udara, sehingga udara bisa mengalir, sehingga udara dapat bergerak bebas dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar.
"Menciptakan hunian sejuk dan nyaman bukanlah hal yang sulit, asalkan tahu caranya dan memperhatikan titik yang menjadi fokus masalah utamanya," jelasnya.
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah membiarkan rumah tetap 'bernafas'. Hal ini untuk memberikan udara baru di dalam rumah. Udara panas yang berada di dalam rumah harus dikeluarkan, hal ini layaknya manusia bernafas.
"Sebenarnya kita hanya mengandalkan sifat udara saja sudah bisa menciptakan kesan sejuk. Buatlah celah atau lubang di area atap agar udara yang mengepul di langit-langit dapat keluar dengan leluasa," tambah Ariko.
Tahap kedua yang bisa dilakukan untuk membuat udara di dalam rumah tetap sejuk, yaitu beri bukaan di ruang bawah atap agar hawa panas tidak terperangkap. Hal ini bisa berupa jendela untuk mengalirkan udara ke atap. Cara lain bisa dengan menggunakan bahan insulasi atap berupa lembaran aluminium foil berlapis glass wool.
"Sebagai ambang atas, atap merupakan bagian bangunan yang menerima panas paling besar. Untuk bisa mendapatkan udara yang segar, sebaiknya buat ketinggian minimal 3 meter sehingga volume ruang menjadi besar dan udara mengalir lancar," tambah Ariko.
Selain memberikan bukaan di ruang bawah atap yang tepat, peralatan elektronik dan yang berhubungan dengan sumber listrik akan mengeluarkan panas. Meskipun kontribusinya tidak besar, tanpa disadari barang-barang tersebut membuat suhu ruangan meningkat. Ini juga bisa menimbulkan hawa panas di dalam rumah.
Tetapi, masalah ini bisa disiasati dengan menggunakan barang-barang elektronik yang memang ramah lingkungan. "Saat ini barang elektronik yang ramah lingkungan sudah banyak dijual di pasaran," tutur ‎Ariko.
Penggunaan material yang berasal dari alam bisa membuat hunian menjadi lebih sejuk. Semakin banyak mengunakan bahan primer alam seperti kayu, batu alam, dan bata, maka akan semakin sejuk udara yang ada di dalam ruangan. Bahan-bahan alami di sini seolah memberi ikatan antara bangunan dan alam.
"Material alam tidak mengalami banyak proses dalam pembuatannya sehingga dapat lebih menyatu dengan alam dibandingkan dengan material fabrikasi. Material yang ukurannya lebih tebal dapat membantu meredam suhu panas di dalam ruangan. Semakin tebal ukuran material, semakin lambat material tersebut menghantar panas," jelas Ariko.
Selain itu, semakin lebar teritisan dapat membuat ruang semakin adem dan air hujan tidak akan tampias. Suhu ruangan dapat berkurang karena suhu panas yang berasal dari luar telah diinginkan terlebih dahulu ditritisan sebelum masuk ke dalam rumah. Untuk membuat tritisan, Anda bisa menggunakan atap tambahan yang berdiri sendiri atau bisa juga perpanjangan dari atap utama tanpa dinding.
Jadi, tertarik untuk membawa suasana rumah yang nyaman tanpa merasakan hawa panas di dalamnya? Selamat mencoba. (Aprilia S Andyna)
Permasalahan rumah sempit tidak hanya terpaku pada pengelolaan tatanan interior, penghawaan atau sirkulasi juga bisa menjadi pemicu utama masalah di rumah mungil. Terlebih lagi rumah yang berada di kawasan dengan iklim tropis dan lembap seperti di Indonesia, udara panas yang masuk ke dalam rumah bukanlah hal baru.
Penggunaan pendingin ruangan, merenovasi dengan menaikkan plafon dianggap menjadi solusi tepat untuk menciptakan udara sejuk di dalam rumah. Padahal penggunaan air conditioner (AC) akan membuat biaya listrik membengkak, sedangkan renovasi rumah dengan skala besar diperlukan dana besar. Lantas, bagaimana caranya menciptakan hunian sejuk dengan cara sederhana?
Arsitek dari Arsitektropis Ariko Andikabina mengatakan, kesalahan desain dalam membangun rumah mungil terletak pada persoalan sirkulasi udara. Intinya adalah menciptakan perbedaan tekanan udara, sehingga udara bisa mengalir, sehingga udara dapat bergerak bebas dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar.
"Menciptakan hunian sejuk dan nyaman bukanlah hal yang sulit, asalkan tahu caranya dan memperhatikan titik yang menjadi fokus masalah utamanya," jelasnya.
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah membiarkan rumah tetap 'bernafas'. Hal ini untuk memberikan udara baru di dalam rumah. Udara panas yang berada di dalam rumah harus dikeluarkan, hal ini layaknya manusia bernafas.
"Sebenarnya kita hanya mengandalkan sifat udara saja sudah bisa menciptakan kesan sejuk. Buatlah celah atau lubang di area atap agar udara yang mengepul di langit-langit dapat keluar dengan leluasa," tambah Ariko.
Tahap kedua yang bisa dilakukan untuk membuat udara di dalam rumah tetap sejuk, yaitu beri bukaan di ruang bawah atap agar hawa panas tidak terperangkap. Hal ini bisa berupa jendela untuk mengalirkan udara ke atap. Cara lain bisa dengan menggunakan bahan insulasi atap berupa lembaran aluminium foil berlapis glass wool.
"Sebagai ambang atas, atap merupakan bagian bangunan yang menerima panas paling besar. Untuk bisa mendapatkan udara yang segar, sebaiknya buat ketinggian minimal 3 meter sehingga volume ruang menjadi besar dan udara mengalir lancar," tambah Ariko.
Selain memberikan bukaan di ruang bawah atap yang tepat, peralatan elektronik dan yang berhubungan dengan sumber listrik akan mengeluarkan panas. Meskipun kontribusinya tidak besar, tanpa disadari barang-barang tersebut membuat suhu ruangan meningkat. Ini juga bisa menimbulkan hawa panas di dalam rumah.
Tetapi, masalah ini bisa disiasati dengan menggunakan barang-barang elektronik yang memang ramah lingkungan. "Saat ini barang elektronik yang ramah lingkungan sudah banyak dijual di pasaran," tutur ‎Ariko.
Penggunaan material yang berasal dari alam bisa membuat hunian menjadi lebih sejuk. Semakin banyak mengunakan bahan primer alam seperti kayu, batu alam, dan bata, maka akan semakin sejuk udara yang ada di dalam ruangan. Bahan-bahan alami di sini seolah memberi ikatan antara bangunan dan alam.
"Material alam tidak mengalami banyak proses dalam pembuatannya sehingga dapat lebih menyatu dengan alam dibandingkan dengan material fabrikasi. Material yang ukurannya lebih tebal dapat membantu meredam suhu panas di dalam ruangan. Semakin tebal ukuran material, semakin lambat material tersebut menghantar panas," jelas Ariko.
Selain itu, semakin lebar teritisan dapat membuat ruang semakin adem dan air hujan tidak akan tampias. Suhu ruangan dapat berkurang karena suhu panas yang berasal dari luar telah diinginkan terlebih dahulu ditritisan sebelum masuk ke dalam rumah. Untuk membuat tritisan, Anda bisa menggunakan atap tambahan yang berdiri sendiri atau bisa juga perpanjangan dari atap utama tanpa dinding.
Jadi, tertarik untuk membawa suasana rumah yang nyaman tanpa merasakan hawa panas di dalamnya? Selamat mencoba. (Aprilia S Andyna)
(wan)