Menkes Budi Ungkap Alasan Kenapa Indonesia Harus Gercep dalam Proses Vaksinasi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 di Indonesia dilakukan secara bertahap, mulai dari tenaga kesehatan yang dianggap sebagai kelompok rentan, dilanjutkan dengan pekerja publik, lansia, dan masyarakat umum. Dijadwalkan hingga Maret 2022, total sasaran keseluruhan pelaksanaan vaksin Covid-19 di Indonesia mencapai 181.554.465.
Baca juga: Cegah Sakit Jantung Sejak Dini dengan Rutin Medical Check-up
Pada 27 Januari lalu, pemerintah telah melakukan vaksinasi tahap kedua. Sebelumnya vaksinasi tahap pertama yang menyasar nakes telah dilakukan 13 Januari 2021. Ini semua merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan herd immunity sebagai langkah untuk memutus mata rantai Covid-19 di Tanah Air.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia harus bergerak cepat dalam proses vaksinasi. Pasalnya, sampai saat ini belum ada yang tahu berapa lama kekebalan vaksin itu bekerja, karena memang belum ada negara yang selesai secara lengkap dalam melakukan uji klinis tahap ketiganya.
"Kita tidak tahu apakah ini seperti vaksin meningitis yang hanya 2 tahun kekebalannya atau seperti vaksin hepatitis yang bisa lebih lama, atau vaksin influenza yang hanya bisa bertahan 12 bulan saja," ungkap Menkes Budi dalam Webinar Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit yang disiarkan langsung MNC Portal Indonesia, Sabtu (30/1/2021).
Meski demikian, Indonesia menggunakan cara secara konservatif dengan mengambil waktu 12 bulan sebagai batas kekebalan tubuh pasca divaksin. Oleh sebab itu diharapkan dalam waktu 12 bulan, sebanyak 70 persen rakyat Indonesia bisa selesai mendapatkan vaksin.
Baca juga: Ultah, Maia Estianty Dikado Jam Tangan Seharga Apartemen
"Banyak orang yang menyadari vaksinasi untuk menjaga diri sendiri. Ini salah karena program ini untuk mencapai herd immunity. Sebanyak 70 persen rakyat Indonesia usia di atas 18 tahun kita harapkan memiliki kekebalan. Akibatnya virus ini tidak bisa menjalar dan menular ke orang-orang yang kebal. Dengan demikian laju penularan dan epideminya bisa kita tekan," kata Menkes Budi.
Baca juga: Cegah Sakit Jantung Sejak Dini dengan Rutin Medical Check-up
Pada 27 Januari lalu, pemerintah telah melakukan vaksinasi tahap kedua. Sebelumnya vaksinasi tahap pertama yang menyasar nakes telah dilakukan 13 Januari 2021. Ini semua merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan herd immunity sebagai langkah untuk memutus mata rantai Covid-19 di Tanah Air.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia harus bergerak cepat dalam proses vaksinasi. Pasalnya, sampai saat ini belum ada yang tahu berapa lama kekebalan vaksin itu bekerja, karena memang belum ada negara yang selesai secara lengkap dalam melakukan uji klinis tahap ketiganya.
"Kita tidak tahu apakah ini seperti vaksin meningitis yang hanya 2 tahun kekebalannya atau seperti vaksin hepatitis yang bisa lebih lama, atau vaksin influenza yang hanya bisa bertahan 12 bulan saja," ungkap Menkes Budi dalam Webinar Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit yang disiarkan langsung MNC Portal Indonesia, Sabtu (30/1/2021).
Meski demikian, Indonesia menggunakan cara secara konservatif dengan mengambil waktu 12 bulan sebagai batas kekebalan tubuh pasca divaksin. Oleh sebab itu diharapkan dalam waktu 12 bulan, sebanyak 70 persen rakyat Indonesia bisa selesai mendapatkan vaksin.
Baca juga: Ultah, Maia Estianty Dikado Jam Tangan Seharga Apartemen
"Banyak orang yang menyadari vaksinasi untuk menjaga diri sendiri. Ini salah karena program ini untuk mencapai herd immunity. Sebanyak 70 persen rakyat Indonesia usia di atas 18 tahun kita harapkan memiliki kekebalan. Akibatnya virus ini tidak bisa menjalar dan menular ke orang-orang yang kebal. Dengan demikian laju penularan dan epideminya bisa kita tekan," kata Menkes Budi.
(nug)