Saatnya Lebih Bijak Atur Uang Angpau ketika Tahun Baru Imlek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan yang paling ditunggu oleh masyarakat keturunan Tionghoa di seluruh dunia. Salah satu hal yang mewarnai Imlek adalah berbagi angpau.
Baca juga: Rayakan Imlek, Soraya Larasati Staycation bersama Keluarga
Biasanya, angpau berisi sejumlah uang sebagai hadiah menyambut Tahun Baru Imlek atau perayaan lainnya. Jika Anda termasuk yang menerima angpau, apakah sudah punya rencana akan dimanfaatkan untuk apa angpau tersebut?
'Banjir' angpau memang menyenangkan, tetapi jika tidak bijak mengaturnya maka angpau dapat habis dalam waktu yang cepat.
Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis, Ivan Christian Winatha, M.M., menyarankan agar melihat angpau bukan sebagai dana untuk dihambur-hamburkan, tetapi menjadi dana tambahan atau bonus untuk mencukupi kebutuhan saat ini atau dana cadangan masa depan.
Menurutnya, apabila akan digunakan untuk saat ini, telusuri dulu pengeluaran apa yang harus segera dibayar atau kebutuhan apa yang harus segera dipenuhi dengan memanfaatkan uang angpau sehingga pada masa mendatang.
"Contoh lainnya, dapat digunakan untuk melunasi kartu kredit, membayar tagihan uang kos, membayar cicilan motor, dan lain sebagainya. Namun, jika tidak ada pengeluaran mendesak yang harus dilunasi maka uang angpau sebaiknya jangan digunakan. Jadikan uang angpau tersebut sebagai dana investasi," terang Ivan dalam keterangan resminya, Kamis (11/2).
Hal lainnya disarankan adalah mempraktekkan prinsip Pareto, yaitu 80:20. Artinya, 80% dari dana yang dimiliki untuk biaya hidup saat ini, dan 20% untuk tabungan masa depan.
Prinsip ini sangat baik untuk diterapkan karena dapat melatih kita hidup hemat, tidak boros, serta memiliki kesempatan mempersiapkan masa depan.
Cara paling mudah untuk mulai berbenah keuangan agar dapat mempraktikkan prinsip Pareto adalah menilik kembali kebiasaan dalam melakukan pengeluaran. Lalu pertimbangkan apakah pengeluaran itu bisa ditunda, dibatalkan, atau dikurangi. Contohnya, apakah langganan mendengar musik online adalah keinginan atau kebutuhan. Solusinya, bisa berbagi akun langganan dengan teman sehingga bisa menekan pengeluaran Anda.
Baca juga: Artis-Artis Berdarah Tionghoa Ini Pilih Islam sebagai Agamanya
"Menyempatkan waktu untuk belajar cara menggunakan uang akan membantu kita lepas dari jerat utang, membantu kita tidak terikat pada utang, dan semakin bijak mengelola keuangan. Jika pengeluaran banyak maka gunakan skala prioritas. Dengan demikian, Anda pun jadi tahu mana yang benar merupakan kebutuhan dan mana yang hanya keinginan," tambah Ivan.
Baca juga: Rayakan Imlek, Soraya Larasati Staycation bersama Keluarga
Biasanya, angpau berisi sejumlah uang sebagai hadiah menyambut Tahun Baru Imlek atau perayaan lainnya. Jika Anda termasuk yang menerima angpau, apakah sudah punya rencana akan dimanfaatkan untuk apa angpau tersebut?
'Banjir' angpau memang menyenangkan, tetapi jika tidak bijak mengaturnya maka angpau dapat habis dalam waktu yang cepat.
Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis, Ivan Christian Winatha, M.M., menyarankan agar melihat angpau bukan sebagai dana untuk dihambur-hamburkan, tetapi menjadi dana tambahan atau bonus untuk mencukupi kebutuhan saat ini atau dana cadangan masa depan.
Menurutnya, apabila akan digunakan untuk saat ini, telusuri dulu pengeluaran apa yang harus segera dibayar atau kebutuhan apa yang harus segera dipenuhi dengan memanfaatkan uang angpau sehingga pada masa mendatang.
"Contoh lainnya, dapat digunakan untuk melunasi kartu kredit, membayar tagihan uang kos, membayar cicilan motor, dan lain sebagainya. Namun, jika tidak ada pengeluaran mendesak yang harus dilunasi maka uang angpau sebaiknya jangan digunakan. Jadikan uang angpau tersebut sebagai dana investasi," terang Ivan dalam keterangan resminya, Kamis (11/2).
Hal lainnya disarankan adalah mempraktekkan prinsip Pareto, yaitu 80:20. Artinya, 80% dari dana yang dimiliki untuk biaya hidup saat ini, dan 20% untuk tabungan masa depan.
Prinsip ini sangat baik untuk diterapkan karena dapat melatih kita hidup hemat, tidak boros, serta memiliki kesempatan mempersiapkan masa depan.
Cara paling mudah untuk mulai berbenah keuangan agar dapat mempraktikkan prinsip Pareto adalah menilik kembali kebiasaan dalam melakukan pengeluaran. Lalu pertimbangkan apakah pengeluaran itu bisa ditunda, dibatalkan, atau dikurangi. Contohnya, apakah langganan mendengar musik online adalah keinginan atau kebutuhan. Solusinya, bisa berbagi akun langganan dengan teman sehingga bisa menekan pengeluaran Anda.
Baca juga: Artis-Artis Berdarah Tionghoa Ini Pilih Islam sebagai Agamanya
"Menyempatkan waktu untuk belajar cara menggunakan uang akan membantu kita lepas dari jerat utang, membantu kita tidak terikat pada utang, dan semakin bijak mengelola keuangan. Jika pengeluaran banyak maka gunakan skala prioritas. Dengan demikian, Anda pun jadi tahu mana yang benar merupakan kebutuhan dan mana yang hanya keinginan," tambah Ivan.
(nug)