Masih Tertinggal, China Berupaya Keras Kembangkan Vaksin Covid-19
loading...
A
A
A
Tetapi vaksin China yang disetujui WHO tidak sesuai dengan efikasi vaksin mRNA yang lebih dari 90 persen dan digunakan secara luas di AS dan Eropa. Anak perusahaan Sinopharm di Beijing hanya memiliki vaksin dengan 79 persen efikasi dalam melawan penyakit simtomatik, sementara Sinovac 51 persen efektif, menurut WHO.
Mayor Jenderal Chen yang memimpin tim di Akademi Ilmu Kedokteran Militer ikut mengembangkan vaksin dengan perusahaan CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin. Vaksin satu dosis tersebut adalah yang pertama diproduksi oleh tim dan disetujui untuk penggunaan umum pada Februari 2021. CanSino mengatakan vaksin sekali pakai itu 65,28 persen efektif dalam mencegah infeksi bergejala 28 hari setelah vaksinasi. Kesimpulan tersebut diperoleh menurut analisis sementara dari uji klinis fase 3.
Baca juga: Atta Halilintar Perkenalkan Klub Sepak Bolanya, AHHA PS Pati FC
Vaksin tersebut dapat disimpan dan dikirim pada suhu 2-8 derajat Celcius (38-46F). Sehingga lebih mudah diakses, terutama ke daerah dengan kesehatan masyarakat yang kurang terlayani. Vaksin itu dibangun di atas platform teknologi menggunakan vektor virus berbasis adenovirus yang telah dipelajari sejak 2003 dan menghasilkan vaksin Ebola.
Mayor Jenderal Chen yang memimpin tim di Akademi Ilmu Kedokteran Militer ikut mengembangkan vaksin dengan perusahaan CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin. Vaksin satu dosis tersebut adalah yang pertama diproduksi oleh tim dan disetujui untuk penggunaan umum pada Februari 2021. CanSino mengatakan vaksin sekali pakai itu 65,28 persen efektif dalam mencegah infeksi bergejala 28 hari setelah vaksinasi. Kesimpulan tersebut diperoleh menurut analisis sementara dari uji klinis fase 3.
Baca juga: Atta Halilintar Perkenalkan Klub Sepak Bolanya, AHHA PS Pati FC
Vaksin tersebut dapat disimpan dan dikirim pada suhu 2-8 derajat Celcius (38-46F). Sehingga lebih mudah diakses, terutama ke daerah dengan kesehatan masyarakat yang kurang terlayani. Vaksin itu dibangun di atas platform teknologi menggunakan vektor virus berbasis adenovirus yang telah dipelajari sejak 2003 dan menghasilkan vaksin Ebola.
(nug)