Lesti Kejora Gelar Ngebakan Siraman Adat Sunda, Ini Filosofinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lesti Kejora menggelar acara siraman hari ini, Rabu (18/8). Mengusung adat Sunda , siraman yang juga dikenal sebagai Ngebakan memiliki filosofi yang mendalam.
Ada kepercayaan di tengah masyarakat bahwa calon pengantin yang baru menyelesaikan siraman, segala noda di masa lalu akan luruh. Dengan begitu, kedua calon pengantin kembali bersih menyambut hari baru di kehidupan rumah tangganya.
Menurut laporan ilmiah yang diterbitkan di Repositori Universitas Sumatera Utara, upacara siraman secara kasat mata artinya memandikan. Tapi di balik itu, terdapat makna yang terkandung di dalamnya.
"Secara filosofis, siraman dimaksudkan sebagai upaya penyucian diri lahir-batin sebelum memasuki mahligai perkawinan. Awalnya siraman adat Sunda tidak mengandung unsur musik, tapi setelah mengalami perkembangan dan inovasi, siraman adat Sunda menampilkan musik kecapi suling sebagai ilustrasi musik," terang laporan tersebut.
Siraman bisanya dilakukan dengan tata cara yang khusus. Berikut alurnya.
1. Ngecagkeun aisan
Calon pengantin wanita keluar kamar dengan digendong atau diais - bahasa Sunda. Menurut beberapa sumber, prosesi ini bermakna tanggung jawab orang tua kepada anaknya.
2. Ngaras
Setelah itu, calon pengantin melakukan sungkeman dan membasuh kaki kedua orang tua sebagai simbol penghormatan dan permohonan izin.
3. Pencampuran air siraman
Ada kepercayaan di tengah masyarakat bahwa calon pengantin yang baru menyelesaikan siraman, segala noda di masa lalu akan luruh. Dengan begitu, kedua calon pengantin kembali bersih menyambut hari baru di kehidupan rumah tangganya.
Menurut laporan ilmiah yang diterbitkan di Repositori Universitas Sumatera Utara, upacara siraman secara kasat mata artinya memandikan. Tapi di balik itu, terdapat makna yang terkandung di dalamnya.
"Secara filosofis, siraman dimaksudkan sebagai upaya penyucian diri lahir-batin sebelum memasuki mahligai perkawinan. Awalnya siraman adat Sunda tidak mengandung unsur musik, tapi setelah mengalami perkembangan dan inovasi, siraman adat Sunda menampilkan musik kecapi suling sebagai ilustrasi musik," terang laporan tersebut.
Siraman bisanya dilakukan dengan tata cara yang khusus. Berikut alurnya.
1. Ngecagkeun aisan
Calon pengantin wanita keluar kamar dengan digendong atau diais - bahasa Sunda. Menurut beberapa sumber, prosesi ini bermakna tanggung jawab orang tua kepada anaknya.
2. Ngaras
Setelah itu, calon pengantin melakukan sungkeman dan membasuh kaki kedua orang tua sebagai simbol penghormatan dan permohonan izin.
3. Pencampuran air siraman