Menyusui Merupakan Investasi Terbaik untuk Kelangsungan Hidup dan Tingkatkan Kesehatan
loading...
A
A
A
Muhadjir memaparkan, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, angka bayi yang berusia 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif turun dari angka 68,7 persen pada 2018 menjadi 65,8 persen pada 2019. Dan pada 2020 turun ke angka 53,9 persen.
"Kondisi ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk kampanye pentingnya ASI eksklusif dan terus mendorong semua pihak untuk memberi dukungan kepada para Ibu untuk memberi ASI Eksklusif. Karena praktik menyusui secara optimal sesuai rekomendasi dapat mencegah lebih dari 823 ribu kematian anak dan 20 ribu kematian ibu setiap tahun," paparnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA, Agustina Erni menyatakan ASI eksklusif adalah cara terbaik untuk memenuhi gizi anak sekaligus upaya pemenuhan hak anak untuk mendapat status kesehatan tertinggi.
"Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah sejak 2016 melalukan sosialisasi ASI ekslusif bagi anak dan keluarga sebagai pelopor dan pelapor. Tahun 2017, Kementerian PPA telah beri bantuan sarana prasarana ruang ASI di 29 provinsi dengan sararan fasilitas umum seperti pasar, pelabuhan, dan termina," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk kesetaraaan gender dalam menyusui telah diatur dalam Permen PPPA nomor 3 tahun 2010, Tentang penerapan 10 langkah keberhasilan menyusui. Permen ini memuat dukungan semua pihak yaitu suami, keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan dalam proses menyusui.
Baca juga: Tenang Saja, Semua Target Sasaran Vaksinasi Bakal Kebagian Vaksin
Co-Founder Komunitas Ayah ASI, A Rahmat Hidayat mengatakan, pihaknya melakukan gerakan sosial untuk para ayah mendukung istri dalam memberi ASI untuk bayi mereka. "Sederhana bagi para suami untuk memberi dukungan kepada istri. Cukup istri senang, tenang, dan kenyang itu bikin ASI lancar," ucapnya.
Lihat Juga: Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
"Kondisi ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk kampanye pentingnya ASI eksklusif dan terus mendorong semua pihak untuk memberi dukungan kepada para Ibu untuk memberi ASI Eksklusif. Karena praktik menyusui secara optimal sesuai rekomendasi dapat mencegah lebih dari 823 ribu kematian anak dan 20 ribu kematian ibu setiap tahun," paparnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA, Agustina Erni menyatakan ASI eksklusif adalah cara terbaik untuk memenuhi gizi anak sekaligus upaya pemenuhan hak anak untuk mendapat status kesehatan tertinggi.
"Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah sejak 2016 melalukan sosialisasi ASI ekslusif bagi anak dan keluarga sebagai pelopor dan pelapor. Tahun 2017, Kementerian PPA telah beri bantuan sarana prasarana ruang ASI di 29 provinsi dengan sararan fasilitas umum seperti pasar, pelabuhan, dan termina," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk kesetaraaan gender dalam menyusui telah diatur dalam Permen PPPA nomor 3 tahun 2010, Tentang penerapan 10 langkah keberhasilan menyusui. Permen ini memuat dukungan semua pihak yaitu suami, keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan dalam proses menyusui.
Baca juga: Tenang Saja, Semua Target Sasaran Vaksinasi Bakal Kebagian Vaksin
Co-Founder Komunitas Ayah ASI, A Rahmat Hidayat mengatakan, pihaknya melakukan gerakan sosial untuk para ayah mendukung istri dalam memberi ASI untuk bayi mereka. "Sederhana bagi para suami untuk memberi dukungan kepada istri. Cukup istri senang, tenang, dan kenyang itu bikin ASI lancar," ucapnya.
Lihat Juga: Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
(nug)