Pemberian Booster Vaksin Covid-19 di Indonesia Dimulai Januari 2022

Selasa, 09 November 2021 - 14:13 WIB
loading...
Pemberian Booster Vaksin...
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pemerintah berencana untuk memberikan vaksinasi booster bagi masyarakat Indonesia. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pemerintah berencana untuk memberikan vaksinasi booster bagi masyarakat Indonesia. Namun, vaksinasi booster tersebut baru akan diberikan apabila 50 persen penduduk Indonesia sudah menerima vaksin dosis lengkap (dua kali suntikan).

Saat ini, pemerintah telah berbicara dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan melihat perbandingan dengan negara-negara lain di dunia yang telah memberikan vaksin booster Covid-19.

Isu Ketidakadilan Vaksin Booster Sangat Tinggi di Dunia

Dalam rapat kerja bersama komisi IX DPR, Senin, 8 November 2021, Menkes Budi menjelaskan bahwa isu ketidakadilan mengenai vaksin booster Covid-19 sangat tinggi di dunia dan sensitif. Sebab saat ini masih ada beberapa negara yang masyarakatnya belum menerima vaksin Covid-19.

Baca juga: Menkes Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 di 155 Kabupaten dan Kota Masih Terkontrol

"Banyak yang bilang penduduk Afrika banyak yang belum dapat vaksinasi Covid-19 sementara negara maju sudah diberikan booster. Sehingga isu ketidakadilan sangat tinggi sekali di kalangan dunia terkait dengan vaksinasi Covid-19," kata Menkes Budi.

Alhasil agar bisa menjaga dinamika vaksinasi, Menkes Budi menegaskan bahwa semua negara yang akan memulai vaksinasi booster maka dilakukan setelah 50 persen penduduknya disuntik dua kali vaksinasi (vaksin lengkap).

Dia memperkirakan kondisi tersebut dapat dicapai Indonesia pada Desember 2021, sehingga vaksinasi booster direncanakan dapat dimulai pada Januari 2022.

Menkes menambahkan bahwa saat ini semua negara yang memulai vaksinasi booster, dilakukan sesudah 50 persen pendudukanya divaksin sebanyak dua kali. Terlebih saat ini Indonesia banyak memperoleh sumbangan vaksin dari banyak negara di dunia, sehingga dinamika vaksin harus tetap terjaga. Sebab kalau terlalu cepat memberikan booster, nantinya Indonesia akan dilihat sebagai negara yang tidak memperlihatkan itikad baik untuk attitude dari vaksin.

"Ada banyak juga rakyat kita belum dapat vaksin. Hitung-hitungan kami pada akhir Desember 2021, mungkin 59 persen penduduk bisa dicapai untuk vaksin dua kali sementara 80 persen sudah dapat vaksin pertama. Jadi kondisi tersebut adalah saat yang lebih proper dan tepat untuk memberikan vaksin booster ke depannya," tambahnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2238 seconds (0.1#10.140)