Ini 3 Kunci Utama Cegah Ancaman Gelombang Ketiga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 di Indonesia memiliki pola yang berbeda dengan kebanyakan negara lainnya di dunia. Saat banyak negara lain mengalami lonjakan kasus, Indonesia cenderung mengalami penurunan.
Sebaliknya, ketika negara-negara lain sudah mulai landai, tren kasus di Indonesia mulai terlihat mengalami lonjakan.
Kini,varian Omicron , yang disebut dapat menyebar dengan cepat, menjadi ancaman hantaman gelombang ketiga. Apabila merujuk pada situasi yang terjadi di Afrika Selatan, puncak gelombang ketiga terjadi dalam kurun waktu 37 hari sejak Omicron merebak.
Baca juga: Deddy Corbuzier Ungkap Alasan Tak Bisa Hadiri Pemakaman Laura Anna
Jelang libur akhir tahun, mobilitas masyarakat Indonesia diketahui semakin meningkat.
Berdasarkan Laporan Mobilitas Masyarakat selama Pandemi Covid-19 hingga 25 Desember 2021 yang dirilis Google, terjadi peningkatan pergerakan masyarakat sebesar 10 persen di beberapa tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop jika dibandingkan dengan November 2021.
Berdasar situasi tersebut, seberapa siapkah masyarakat Indonesia menghadapi ancaman third wave dengan Omicron ini?
Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi - FKUI, RSUP Persahabatan, dr. Prasenohadi, Sp.P, KIC, Ph.D, menuturkan, ada tiga kunci utama yang harus dilakukan bersama masyarakat dan pemerintah untuk menghadang ancaman terjadinya third wave di Indonesia.
"Sekali lagi, peningkatan cakupan vaksinasi, menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh dengan meningkatkan gizi, meningkatkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya meningkat imun, jadi hal yang penting dalam mencegah terjadinya gelombang ketiga," jelas dr. Prasenohadi seperti dikutip dari kanal YouTube BNPB, Kamis (30/12/2021).
Dokter ahli tersebut mengingatkan, pandemi Covid-19 adalah masalah bersama. Maka dari itu, kepatuhan semua warga terhadap protokol kesehatan, dan tindakan nyata dari pemerintah jadi kunci penting penanganan pandemi.
Baca juga: Penasaran dengan Keseriusan Pasangan Anda? Yuk, Cari Tahu dengan 4 Cara Berikut Ini
"Kalau masyarakat tetap menjaga prokes, cakupan vaksinasi Covid-19 lebih ditingkatkan. Diharapkan gelombang ketiga enggak terjadi, mudah-mudahan ini tak menjadi kenyataan seperti di Afrika sana. Jadilah agen edukasi untuk masalah Covid-19," pungkasnya.
Lihat Juga: Subvarian Orthrus di Indonesia Diyakini Bergejala Ringan, namun Rawan untuk Kelompok Ini
Sebaliknya, ketika negara-negara lain sudah mulai landai, tren kasus di Indonesia mulai terlihat mengalami lonjakan.
Kini,varian Omicron , yang disebut dapat menyebar dengan cepat, menjadi ancaman hantaman gelombang ketiga. Apabila merujuk pada situasi yang terjadi di Afrika Selatan, puncak gelombang ketiga terjadi dalam kurun waktu 37 hari sejak Omicron merebak.
Baca juga: Deddy Corbuzier Ungkap Alasan Tak Bisa Hadiri Pemakaman Laura Anna
Jelang libur akhir tahun, mobilitas masyarakat Indonesia diketahui semakin meningkat.
Berdasarkan Laporan Mobilitas Masyarakat selama Pandemi Covid-19 hingga 25 Desember 2021 yang dirilis Google, terjadi peningkatan pergerakan masyarakat sebesar 10 persen di beberapa tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop jika dibandingkan dengan November 2021.
Berdasar situasi tersebut, seberapa siapkah masyarakat Indonesia menghadapi ancaman third wave dengan Omicron ini?
Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi - FKUI, RSUP Persahabatan, dr. Prasenohadi, Sp.P, KIC, Ph.D, menuturkan, ada tiga kunci utama yang harus dilakukan bersama masyarakat dan pemerintah untuk menghadang ancaman terjadinya third wave di Indonesia.
"Sekali lagi, peningkatan cakupan vaksinasi, menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh dengan meningkatkan gizi, meningkatkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya meningkat imun, jadi hal yang penting dalam mencegah terjadinya gelombang ketiga," jelas dr. Prasenohadi seperti dikutip dari kanal YouTube BNPB, Kamis (30/12/2021).
Dokter ahli tersebut mengingatkan, pandemi Covid-19 adalah masalah bersama. Maka dari itu, kepatuhan semua warga terhadap protokol kesehatan, dan tindakan nyata dari pemerintah jadi kunci penting penanganan pandemi.
Baca juga: Penasaran dengan Keseriusan Pasangan Anda? Yuk, Cari Tahu dengan 4 Cara Berikut Ini
"Kalau masyarakat tetap menjaga prokes, cakupan vaksinasi Covid-19 lebih ditingkatkan. Diharapkan gelombang ketiga enggak terjadi, mudah-mudahan ini tak menjadi kenyataan seperti di Afrika sana. Jadilah agen edukasi untuk masalah Covid-19," pungkasnya.
Lihat Juga: Subvarian Orthrus di Indonesia Diyakini Bergejala Ringan, namun Rawan untuk Kelompok Ini
(nug)