Putri Nurul Arifin Meninggal di Usia Muda karena Serangan Jantung, Apa Kemungkinan Penyebabnya?
loading...
A
A
A
"Jadi, orang-orang mulai rajin berolahraga tapi mereka tidak melakukan pre-cardiac untuk menentukan olahraga yang pas dengan kondisi tubuh seperti apa," kata dr Arora, dikutip dari laman Times of India.
Alhasil, sambungnya, mereka berolahraga di gym, angkat beban, tapi tidak memerhatikan bagaimana kesehatan jantungnya.
Buruknya lagi, sudah mereka olahraga tanpa ada ahli kesehatan yang mendampingi, tak sedikit yang menambahkan suplemen yang tidak baik dan dipergunakan dengan tidak bijak.
Kesemuanya itu menyebabkan jantung jadi tidak sehat. "Salah satu dampaknya bisa aritmia," tambah dr Arora.
Lebih lanjut, dr Sudhir Pillai, Konsultan Kardiologi RS Hinduja, Mahim, Mumbai, India, menambahkan, ketika seseorang berusia 20 tahunan, katakan begitu, mereka latihan ekstra keras, mereka perlahan-lahan mengembangkan penyumbatan yang dapat diabaikan karena peningkatan kolesterol atau faktor genetik lain.
"Namun, ketika orang tersebut menghadapi stres akut, mengalami aktivitas fisik yang signifikan tanpa persiapan atau stres biologis seperti infeksi, pengerahan tenaga yang ekstra pada jantung, itu menyebabkan gumpalan terbentuk di dekat penyumbatan yang sudah ada, dan akhirnya bisa serangan jantung," tambahnya.
Lihat Juga: 5 Mitos dan Fakta Pertolongan Pertama, Benarkah Orang yang Serangan Jantung Harus Dibaringkan?
Alhasil, sambungnya, mereka berolahraga di gym, angkat beban, tapi tidak memerhatikan bagaimana kesehatan jantungnya.
Buruknya lagi, sudah mereka olahraga tanpa ada ahli kesehatan yang mendampingi, tak sedikit yang menambahkan suplemen yang tidak baik dan dipergunakan dengan tidak bijak.
Kesemuanya itu menyebabkan jantung jadi tidak sehat. "Salah satu dampaknya bisa aritmia," tambah dr Arora.
Lebih lanjut, dr Sudhir Pillai, Konsultan Kardiologi RS Hinduja, Mahim, Mumbai, India, menambahkan, ketika seseorang berusia 20 tahunan, katakan begitu, mereka latihan ekstra keras, mereka perlahan-lahan mengembangkan penyumbatan yang dapat diabaikan karena peningkatan kolesterol atau faktor genetik lain.
"Namun, ketika orang tersebut menghadapi stres akut, mengalami aktivitas fisik yang signifikan tanpa persiapan atau stres biologis seperti infeksi, pengerahan tenaga yang ekstra pada jantung, itu menyebabkan gumpalan terbentuk di dekat penyumbatan yang sudah ada, dan akhirnya bisa serangan jantung," tambahnya.
Lihat Juga: 5 Mitos dan Fakta Pertolongan Pertama, Benarkah Orang yang Serangan Jantung Harus Dibaringkan?
(tsa)