Popok Generasi Baru vs Popok Konvensional, Ini Bedanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ruam popok adalah salah satu permasalahan kulit yang umum terjadi pada anak, terutama yang berusia 0-3 tahun. Penyebab utamanya adalah penyerapan popok yang kurang maksimal, sehingga popok menjadi lembab dan pada akhirnya menyebabkan ruam pada si kecil.
Popok sekali pakai yang sering ditemukan di pasaran cenderung mudah menggumpal, tidak menyerap dengan merata, dan tebal. Tak hanya membuat popok berat dan tidak nyaman, hal ini juga dapat menimbulkan rasa panas, iritasi, dan ruam di kulit bayi.
Beruntung, para orangtua saat ini sudah tak perlu khawatir dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh popok sekali pakai. Setelah melalui perkembangan dan penelitian yang intensif, popok generasi baru dengan struktur inti Super Absorbent Polymers (SAP) telah hadir.
Popok ini dirancang agar lebih nyaman dan antiiritasi untuk si buah hati. Yang membedakan popok generasi baru dengan popok konvensional adalah:
1. Ketebalan
Popok konvensional memiliki bahan dasar pulp kayu, dengan susunan tanpa stratifikasi dan partisi. Faktor ini membuat popok konvensional memiliki ukuran yang lebih tebal, mudah berubah bentuk, dan memiliki struktur yang lebih longgar.
Jika dibandingkan, popok konvensional yang memiliki ketebalan antara 2,5 mm-4 mm, sedangkan popok generasi baru ini hanya 1,66 mm, sangat tipis. Ditambah dengan struktur desain permukaannya yang 3D, dapat mengurangi kontak dengan kulit sehingga mengurangi terjadinya ruam popok.
Struktur 3D ini dapat meningkatkan sirkulasi udara sampai 60% sehingga popok tidak mudah lembab, karena sebagian besar ruam disebabkan oleh pantat bayi yang tidak cukup kering. Hal ini membuat si kecil dapat beraktivitas lebih nyaman dan dapat beristirahat di malam hari tanpa terganggu.
2. Daya Serap
Daya serap popok sangat berpengaruh terhadap kesehatan kulit bayi, terutama di daerah selangkangan. Maka itu penting untuk mencari popok dengan daya serap maksimal.
Popok sekali pakai yang sering ditemukan di pasaran cenderung mudah menggumpal, tidak menyerap dengan merata, dan tebal. Tak hanya membuat popok berat dan tidak nyaman, hal ini juga dapat menimbulkan rasa panas, iritasi, dan ruam di kulit bayi.
Beruntung, para orangtua saat ini sudah tak perlu khawatir dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh popok sekali pakai. Setelah melalui perkembangan dan penelitian yang intensif, popok generasi baru dengan struktur inti Super Absorbent Polymers (SAP) telah hadir.
Popok ini dirancang agar lebih nyaman dan antiiritasi untuk si buah hati. Yang membedakan popok generasi baru dengan popok konvensional adalah:
1. Ketebalan
Popok konvensional memiliki bahan dasar pulp kayu, dengan susunan tanpa stratifikasi dan partisi. Faktor ini membuat popok konvensional memiliki ukuran yang lebih tebal, mudah berubah bentuk, dan memiliki struktur yang lebih longgar.
Jika dibandingkan, popok konvensional yang memiliki ketebalan antara 2,5 mm-4 mm, sedangkan popok generasi baru ini hanya 1,66 mm, sangat tipis. Ditambah dengan struktur desain permukaannya yang 3D, dapat mengurangi kontak dengan kulit sehingga mengurangi terjadinya ruam popok.
Struktur 3D ini dapat meningkatkan sirkulasi udara sampai 60% sehingga popok tidak mudah lembab, karena sebagian besar ruam disebabkan oleh pantat bayi yang tidak cukup kering. Hal ini membuat si kecil dapat beraktivitas lebih nyaman dan dapat beristirahat di malam hari tanpa terganggu.
2. Daya Serap
Daya serap popok sangat berpengaruh terhadap kesehatan kulit bayi, terutama di daerah selangkangan. Maka itu penting untuk mencari popok dengan daya serap maksimal.