Jaga Imun Tubuh Selama Puasa Dengan Sahur yang Tepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama berpuasa di bulan Suci Ramadhan, imun tubuh harus tetap dijaga agar bisa menghindari wabah Virus Corona yang menjadi pandemi.
Untuk hal itu saat santap sahur dibutuhkan nutrisi yang tepat. Sahur memang menjadi waktu yang penting saat kita ingin menjalankan ibadah puasa. Pasalnya, di waktu ini, tubuh akan mempersiapkan cadangan energi lebih besar untuk kita melakukan aktivitas sehari-hari.
Apalagi masyarakat muslim di Indonesia bakal menjalankan puasa kurang lebih 14 jam sehingga tentu membutuhkan persiapan energi.
Namun, tidak semua orang paham soal aturan sahur yang tepat sehingga menjadi mudah lemas serta sulit berkonsentrasi. Nah, persiapan sahur seperti apa yang baik untuk tubuh dan dianjurkan oleh para ahli selama puasa Ramadhan, terutama selama pandemi Covid-19?
Akademisi dan Praktisi Gizi Dr Tirta Prawita Sari, menjelaskan, diperlukan konsumsi menu sahur yang bergizi seimbang agar imunitas tubuh tetap terjaga selama pandemi Covid-19. Dalam hal ini makanan sahur dianjurkan mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral sehingga tubuh terlindungi dari paparan virus.
"Kurangi asupan karbohidrat sederhana seperti sirup dan gula. Hindari pula gorengan, makanan lemak jenuh yang tinggi. Penuhi kebutuhan protein. Sumber protein terbaik adalah white meat seperti unggas, ikan, dan telur," jelas Dr Tirta dalam acara yang membahas "Puasa: Sehat dan Menyehatkan", Rabu (22/4).
Sementara, sumber vitamin dan mineral bisa diperoleh dari sayur serta buah-buahan berwarna. Di sisi lain, saat sahur pastikan pula Anda tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Idealnya, konsumsi makanan secukupnya, namun makanan yang masuk ke tubuh harus bergizi seimbang dan yang terpenting adalah hindari gula serta lemak tinggi.
"Saat sahur kita jangan merasa akan berpuasa, lalu harus makan banyak. Makanlah secukupnya dan hindari makanan-makanan berlemak tinggi," kata Dr Tirta.
Hal senada diungkapkan Ahli Gizi Prof Hardinsyah. Untuk jenis makanannya, dosen Institut Pertanian Bogor tersebut mengimbau kita mengonsumsi menu yang kaya serat. Sayur dan buah-buahan misalnya. Makanan yang tinggi serat lambat dicerna sehingga kita akan merasa kenyang lebih lama.
"Sayur asem itu bagus seratnya. Ada jagung, melinjo, gori atau nangka. Seratnya bagus untuk memperlambat pencernaan. Saya sarankan tidak makan yang manis dan bergula karena akan cepat habis di sahur. Upayakan berserat, yang fresh. Setengah buah pisang dan jeruk," ungkap Prof Hardinsyah.
"Kalau sudah terasa kenyang, stop. Biasakan mengukur diri, kalau sudah kenyang itu stop makan. Kalau punya kebiasaan cegukan, minum di tengah makan. Upayakan ini minuman penutup, kalau bisa 3 gelas lebih baik," lanjutnya.
Di sisi lain, Prof Hardinsyah memaparkan idealnya bangun sahur adalah setengah jam atau 30 menit sebelum makan untuk mempersiapkan lambung menerima makanan.
"Sebelum sahur, bangun setengah jam sebelumnya. Kalau yang wanita ya lebih awal lagi karena biasanya harus mempersiapkan makanan sahur. Gunakan waktu untuk mempersiapkan lambung biar nggak kaget dan tidak kena inflamasi halus di lambung. Jadi beri kesempatan lambung bergerak," pungkasnya.
Untuk hal itu saat santap sahur dibutuhkan nutrisi yang tepat. Sahur memang menjadi waktu yang penting saat kita ingin menjalankan ibadah puasa. Pasalnya, di waktu ini, tubuh akan mempersiapkan cadangan energi lebih besar untuk kita melakukan aktivitas sehari-hari.
Apalagi masyarakat muslim di Indonesia bakal menjalankan puasa kurang lebih 14 jam sehingga tentu membutuhkan persiapan energi.
Namun, tidak semua orang paham soal aturan sahur yang tepat sehingga menjadi mudah lemas serta sulit berkonsentrasi. Nah, persiapan sahur seperti apa yang baik untuk tubuh dan dianjurkan oleh para ahli selama puasa Ramadhan, terutama selama pandemi Covid-19?
Akademisi dan Praktisi Gizi Dr Tirta Prawita Sari, menjelaskan, diperlukan konsumsi menu sahur yang bergizi seimbang agar imunitas tubuh tetap terjaga selama pandemi Covid-19. Dalam hal ini makanan sahur dianjurkan mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral sehingga tubuh terlindungi dari paparan virus.
"Kurangi asupan karbohidrat sederhana seperti sirup dan gula. Hindari pula gorengan, makanan lemak jenuh yang tinggi. Penuhi kebutuhan protein. Sumber protein terbaik adalah white meat seperti unggas, ikan, dan telur," jelas Dr Tirta dalam acara yang membahas "Puasa: Sehat dan Menyehatkan", Rabu (22/4).
Sementara, sumber vitamin dan mineral bisa diperoleh dari sayur serta buah-buahan berwarna. Di sisi lain, saat sahur pastikan pula Anda tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Idealnya, konsumsi makanan secukupnya, namun makanan yang masuk ke tubuh harus bergizi seimbang dan yang terpenting adalah hindari gula serta lemak tinggi.
"Saat sahur kita jangan merasa akan berpuasa, lalu harus makan banyak. Makanlah secukupnya dan hindari makanan-makanan berlemak tinggi," kata Dr Tirta.
Hal senada diungkapkan Ahli Gizi Prof Hardinsyah. Untuk jenis makanannya, dosen Institut Pertanian Bogor tersebut mengimbau kita mengonsumsi menu yang kaya serat. Sayur dan buah-buahan misalnya. Makanan yang tinggi serat lambat dicerna sehingga kita akan merasa kenyang lebih lama.
"Sayur asem itu bagus seratnya. Ada jagung, melinjo, gori atau nangka. Seratnya bagus untuk memperlambat pencernaan. Saya sarankan tidak makan yang manis dan bergula karena akan cepat habis di sahur. Upayakan berserat, yang fresh. Setengah buah pisang dan jeruk," ungkap Prof Hardinsyah.
"Kalau sudah terasa kenyang, stop. Biasakan mengukur diri, kalau sudah kenyang itu stop makan. Kalau punya kebiasaan cegukan, minum di tengah makan. Upayakan ini minuman penutup, kalau bisa 3 gelas lebih baik," lanjutnya.
Di sisi lain, Prof Hardinsyah memaparkan idealnya bangun sahur adalah setengah jam atau 30 menit sebelum makan untuk mempersiapkan lambung menerima makanan.
"Sebelum sahur, bangun setengah jam sebelumnya. Kalau yang wanita ya lebih awal lagi karena biasanya harus mempersiapkan makanan sahur. Gunakan waktu untuk mempersiapkan lambung biar nggak kaget dan tidak kena inflamasi halus di lambung. Jadi beri kesempatan lambung bergerak," pungkasnya.
(agn)