4 Negara dengan Penyakit Jantung Tertinggi, Nomor Terakhir Kasus Meninggalnya Tembus 65.680 Orang Per Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Negara dengan penyakit jantung tertinggi di dunia sebagian besar berada di Asia Tengah. Mulai dari Turkmenistan hingga Uzbekistan.
Penyakit Jantung atau disebut Kardiovaskular (CVDs) menjadi salah satu sakit penyebab kematian di dunia.
CVDs adalah sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah dan termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung rematik dan kondisi lainnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), faktor risiko perilaku yang paling penting dari penyakit jantung dan stroke adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan tembakau dan penggunaan alkohol yang berbahaya.
Lantas negara mana saja yang tertinggi angka pengidap penyakit jantung?, Berikut penjelasannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Turkmenistan
Negara pertama di dunia dengan persentase 33.63 persen atau 12.401 orang meninggal/tahun. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top penyebab kematian di negara tersebut.
2. Kyrgyzstan
Negara kedua di dunia dengan persentase 37,61 persen atau 12.961 orang meninggal. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top penyebab kematian di negara tersebut.
3. Yaman
Negara ketiga di dunia dengan persentase 22,34 persen atau 35.367 orang meninggal. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top penyebab kematian di negara tersebut.
4. Uzbekistan
Negara keempat di dunia dengan persentase 41,70 persen atau 65.680 orang meninggal. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top di negara tersebut.
Sekadar informasi, seringkali tidak ada gejala penyakit yang mendasari pembuluh darah. Serangan jantung atau stroke mungkin merupakan tanda pertama dari penyakit yang mendasarinya. Gejala serangan jantung meliputi:
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan di tengah dada; dan/atau
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan di lengan, bahu kiri, siku, rahang, atau punggung.
WHO mengatakan bahwa kunci untuk pengurangan penyakit kardiovaskular terletak pada dimasukkannya intervensi manajemen penyakit kardiovaskular dalam paket jaminan kesehatan universal.
Meskipun, di sejumlah besar negara, sistem kesehatan memerlukan investasi dan reorientasi yang signifikan untuk mengelola CVD secara efektif.
Penyakit Jantung atau disebut Kardiovaskular (CVDs) menjadi salah satu sakit penyebab kematian di dunia.
CVDs adalah sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah dan termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung rematik dan kondisi lainnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), faktor risiko perilaku yang paling penting dari penyakit jantung dan stroke adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan tembakau dan penggunaan alkohol yang berbahaya.
Lantas negara mana saja yang tertinggi angka pengidap penyakit jantung?, Berikut penjelasannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Turkmenistan
Negara pertama di dunia dengan persentase 33.63 persen atau 12.401 orang meninggal/tahun. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top penyebab kematian di negara tersebut.
2. Kyrgyzstan
Negara kedua di dunia dengan persentase 37,61 persen atau 12.961 orang meninggal. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top penyebab kematian di negara tersebut.
3. Yaman
Negara ketiga di dunia dengan persentase 22,34 persen atau 35.367 orang meninggal. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top penyebab kematian di negara tersebut.
4. Uzbekistan
Negara keempat di dunia dengan persentase 41,70 persen atau 65.680 orang meninggal. Penyakit Jantung menjadi 50 penyakit top di negara tersebut.
Sekadar informasi, seringkali tidak ada gejala penyakit yang mendasari pembuluh darah. Serangan jantung atau stroke mungkin merupakan tanda pertama dari penyakit yang mendasarinya. Gejala serangan jantung meliputi:
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan di tengah dada; dan/atau
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan di lengan, bahu kiri, siku, rahang, atau punggung.
WHO mengatakan bahwa kunci untuk pengurangan penyakit kardiovaskular terletak pada dimasukkannya intervensi manajemen penyakit kardiovaskular dalam paket jaminan kesehatan universal.
Meskipun, di sejumlah besar negara, sistem kesehatan memerlukan investasi dan reorientasi yang signifikan untuk mengelola CVD secara efektif.
(hri)