Studi Terbaru: 96 Persen Anak Penyintas Covid-19 Punya Antibodi Setidaknya 7 Bulan

Senin, 21 Maret 2022 - 11:45 WIB
loading...
Studi Terbaru: 96 Persen Anak Penyintas Covid-19 Punya Antibodi Setidaknya 7 Bulan
Studi terbaru yang dilakukan oleh The University of Texas Health di Houston menyebut bahwa anak-anak yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 mengembangkan antibodi sirkulasi alami yang bertahan setidaknya selama tujuh bulan. Foto/FamVeld
A A A
JAKARTA - Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh The University of Texas Health di Houston menyebut bahwa anak-anak yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 mengembangkan antibodi sirkulasi alami yang bertahan setidaknya selama tujuh bulan.

Studi menunjukkan bahwa sementara 96 persen dari mereka yang terinfeksi Covid-19 terus memiliki antibodi hingga tujuh bulan kemudian, lebih dari setengah (58 persen) sampel negatif untuk antibodi yang diinduksi infeksi pada pengukuran ketiga dan terakhir mereka.

"Temuan ini kami kumpulkan dari anak-anak yang terinfeksi Covid-19 dengan apakah seorang anak tidak menunjukkan gejala, tingkat keparahan gejala, ketika mereka memiliki virus, memiliki berat badan yang sehat atau mengalami obesitas, atau berdasarkan jenis kelamin. Itu sama untuk semua orang," kata peneliti Sarah Messiah seperti dikutip dari Times Now News pada Senin (21/3/2022).

Untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal 'Pediatrics', tim memeriksa data dari 218 anak-anak di seluruh negara bagian Texas antara usia 5 dan 19 tahun yang terdaftar dalam survei Texas CARES yang dimulai pada Oktober 2020 untuk menilai antibodi Covid-19.



Status Para sukarelawan yang mendaftar untuk penelitian ini memberi para peneliti tiga pengambilan darah terpisah. Sampel dikumpulkan sebelum peluncuran vaksin dan selama varian Delta dan Omicron.

Hingga saat ini, para peneliti telah menyelesaikan tiga fase penelitian yang berbeda. Peneliti mengatakan bahwa hasilnya hanyalah langkah untuk memahami dampak virus pada anak-anak.

"Hingga saat ini, 14 juta anak di AS telah di tes positif terkena virus," tukasnya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2093 seconds (0.1#10.140)