Tak Semua Penyintas Covid-19 Miliki Antibodi, Ini Penjelasan Pakar Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pakar Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i mengungkap fakta menarik terkait penyintas Covid-19 .
Ia menegaskan bahwa seperempat penyintas Covid-19 atau orang yang baru sembuh, kekebalan tubuhnya cenderung tidak muncul atau not responder.
Melalui akun Instagram pribadinya @dr.fajriaddai, Senin (1/11/2021), ia menyebutkan bahwa fakta tersebut baru di rilis dalam jurnal Nature belum lama ini. Penelitian tersebut melibatkan 7.200 lebih penelitian di Inggris.
Terdapat sekiranya tiga golongan penyintas Covid-19, yang mungkin responder antibodinya tidak muncul meski pernah terinfeksi.
1. Lanjut usia (lansia).
2. Ketika terinfeksi Covid-19 gejalanya ringan.
3. Angka CT Valuenya memang tinggi, atau jumlah virusnya saat seseorang terinfeksi rendah.
"Itulah sebabnya, penyintas Covid-19 sebaiknya tetap divaksin. Sebab seseorang tidak tahu apakah mereka masuk golongan respon atau tidak respon. Dan antibodi tersebut juga tidak diukur secara rutin," terang dr. Fajri dalam penjelasannya.
Ia menambahkan bahwa penelitian tersebut tidak mengukur pabrik antibodi atau sel memori seseorang. Sehingga kemungkinan antibodinya tetap ada.
Selain itu, penelitian ini juga mengestimasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya reinfeksi setelah antibodi seseorang muncul.
"Kurang lebih 1,5 sampai 2 tahun. Intinya penyintas Covid-19 harus tetap divaksin, karena sudah sangat jelas manfaatnya," tuntasnya.
Lihat Juga: Studi Ungkap Penyintas Covid-19 Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2, Begini Respons Kemenkes
Ia menegaskan bahwa seperempat penyintas Covid-19 atau orang yang baru sembuh, kekebalan tubuhnya cenderung tidak muncul atau not responder.
Melalui akun Instagram pribadinya @dr.fajriaddai, Senin (1/11/2021), ia menyebutkan bahwa fakta tersebut baru di rilis dalam jurnal Nature belum lama ini. Penelitian tersebut melibatkan 7.200 lebih penelitian di Inggris.
Terdapat sekiranya tiga golongan penyintas Covid-19, yang mungkin responder antibodinya tidak muncul meski pernah terinfeksi.
1. Lanjut usia (lansia).
2. Ketika terinfeksi Covid-19 gejalanya ringan.
3. Angka CT Valuenya memang tinggi, atau jumlah virusnya saat seseorang terinfeksi rendah.
"Itulah sebabnya, penyintas Covid-19 sebaiknya tetap divaksin. Sebab seseorang tidak tahu apakah mereka masuk golongan respon atau tidak respon. Dan antibodi tersebut juga tidak diukur secara rutin," terang dr. Fajri dalam penjelasannya.
Ia menambahkan bahwa penelitian tersebut tidak mengukur pabrik antibodi atau sel memori seseorang. Sehingga kemungkinan antibodinya tetap ada.
Selain itu, penelitian ini juga mengestimasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya reinfeksi setelah antibodi seseorang muncul.
"Kurang lebih 1,5 sampai 2 tahun. Intinya penyintas Covid-19 harus tetap divaksin, karena sudah sangat jelas manfaatnya," tuntasnya.
Lihat Juga: Studi Ungkap Penyintas Covid-19 Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2, Begini Respons Kemenkes
(hri)