Sungai Aare Swiss Kerap Memakan Korban, Insiden Emmeril Khan Mumtadz Bukan yang Pertama

Sabtu, 28 Mei 2022 - 08:30 WIB
loading...
Sungai Aare Swiss Kerap...
Emmeril Khan Mumtadz, anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terseret arus Sungai Aare di Swiss. Insiden yang menimpa Emmeril dilaporkan bukan yang pertama. Foto/Getty Images
A A A
JAKARTA - Emmeril Khan Mumtadz , anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terseret arus Sungai Aare di Swiss. Insiden yang menimpa Emmeril atau yang akrab disapa Eril dilaporkan bukan yang pertama kalinya terjadi.

Faktanya, korban yang meninggal tak hanya wisatawan asing, tapi juga penduduk setempat. Dilansir dari Swissinfo.ch, Sabtu (28/5/2022), berenang di sungai dan danau memang menjadi hiburan musim panas yang populer di Swiss.

Namun, aktivitas ini bisa menjadi sangat berbahaya, terutama bagi warga asing yang belum pernah berenang di sini sebelumnya. Bahkan, jumlah kecelakaan terus meningkat setiap tahun.

Tercatat sebanyak 44 orang meninggal akibat kecelakaan saat berenang di Sungai Aare pada Agustus 2001. Jumlah itu hampir sama dengan total korban tenggelam sepanjang tahun sebelumnya. Di mana 23 meninggal di sungai, dan 12 di danau. Sisanya meninggal di kolam renang.




Swiss Life Saving Society (SLSS) sebelumnya telah memperingatkan bahwa banyak kecelakaan terjadi karena perenang mengabaikan rekomendasi keselamatan. Di sisi lain, cuaca hujan di bulan Juli juga menjadi salah satu faktor kecelakaan tersebut.

Pasalnya, saat cuaca berubah menjadi panas di akhir Juli, sungai-sungai di Swiss menjadi penuh, deras dan berbahaya. SLSS mengatakan, keselamatan perenang juga terancam karena kurangnya penjaga pantai atau sungai.

"Banyak pemerintah daerah yang kehabisan dana atau kesulitan menemukan penjaga pantai profesional dan terlatih. Banyak pemandian umum telah mengurangi jumlah penjaga pantai yang dipekerjakan," kata Direktur SLSS Daniel Frei.

Dikutip dari Thelocal, seorang warga negara Swiss berusia 29 tahun dan seorang warga Spanyol berusia 34 tahun juga menjadi korban sungai ini pada 2015. Keduanya terjatuh dari perahu karet, setelah menabrak tiang jembatan kayu ketika sedang asyik menikmati wisata arung jeram.


Kedua wanita itu tenggelam dalam waktu lama setelah rakitnya bertabrakan dengan penyangga. Kemudian, mereka diselamatkan dari sungai dengan bantuan peserta arung jeram lain dan orang yang lewat, menurut polisi wilayah setempat.

Orang yang lewat sudah mencoba menyadarkan dua wanita tersebut di tepi sungai sebelum petugas penyelamat tiba. Dua ambulans lantas membawa wanita itu ke rumah sakit, di mana mereka kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Melihat banyaknya insiden tersebut, kini patroli selalu berlayar di Rhine selama sepuluh jam setiap hari di musim panas. Pemadam kebakaran, kontrol perbatasan dan polisi pun turut berbagi tugas. Tidak hanya untuk siap siaga dalam keadaan darurat, tetapi juga untuk mencegah kecelakaan sejak awal.

Selain itu, Swiss Lifeguard Association (SLRG) juga sudah mengeluarkan flyer dalam 10 bahasa dan peraturan mengenai berenang di sungai-sungai dan danau, khususnya untuk warga asing. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif, karena polisi tidak mungkin berpatroli di semua danau dan sungai Swiss.


Seperti diberitakan sebelumnya, Emmeril dikabarkan hilang terseret arus Sungai Aare di Kota Bern, Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022 waktu setempat. Sebelum hilang, Emmeril berenang di sungai bersama adik dan kawannya.

Saat ingin naik ke permukaan, Emmeril terseret arus sungai yang cukup deras yang sebelumnya sempat mendapat bantuan dari kawannya. Sampai saat ini, Emmeril belum ditemukan. Sementara Ridwan Kamil langsung bertolak ke Swiss setelah menerima kabar tersebut.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2359 seconds (0.1#10.140)