Apa Sih yang Dilakukan Ibu Milenial Selama DiRumahAja

Senin, 27 April 2020 - 11:45 WIB
loading...
Apa Sih yang Dilakukan...
Guesehat, sebuah platform kesehatan yang juga melahirkan Teman Bumil, aplikasi untuk ibu milenial Indonesia, mencoba menggali dan mencari tahu kegiatan para ibu rumah tangga selama masa pandemi dan menjalani kegiatan di rumah. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Guesehat, sebuah platform kesehatan yang juga melahirkan Teman Bumil, aplikasi untuk ibu milenial Indonesia, mencoba menggali dan mencari tahu kegiatan para ibu rumah tangga selama masa pandemi dan menjalani kegiatan di rumah.

Teman Bumil melakukan polling pada 25-30 Maret 2020 dan diikuti hampir 8.000 partisipan yang diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: ibu yang stay at home (ibu yang banyak menghabiskan waktu di rumah), ibu bekerja di kantor, dan ibu yang bekerja dari rumah.

Polling ini bertujuan untuk memahami perubahan perilaku para ibu rumah tangga selama pandemi Covid-19 berkaitan dengan imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing. Ternyata, selama #DiRumahAja, kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh ketiga kelompok ibu adalah membersihkan rumah (22%) dan membuka media sosial (19%). Sekitar 80% peserta polling mengaku menghabiskan waktu minimal 30 menit setiap hari untuk melihat media sosial. Bahkan, ada beberapa yang menghabiskan waktu di atas 6 jam per hari.

Pada saat #DiRumahAja, ibu yang bekerja di kantor memanfaatkan waktu istirahat lebih banyak dibandingkan ibu tipe lainnya. Mereka juga banyak membaca berita dan menonton TV. Dalam hal mengurus anak, presentase Stay at Home Mums sedikit lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Adapun informasi yang paling banyak dicari oleh ketiga kelompok ibu adalah mengenai cara pencegahan Covid-19 (29%).

Selain cara pencegahan, para ibu juga mencari edukasi terkait Covid-19 (23%). Sementara itu dari sesi Instagram Live yang dilakukan oleh Guesehat maupun Teman Bumil yang menghadirkan dr. Jaka Pradipta, spesialis paru, menunjukkan sebagian besar peserta menanyakan cara mencegah penularan virus SARS-Cov2, penyebab Covid-19. Misalnya, apakah berjemur bisa mengurangi penularan coronavirus.

Menurut dr. Jaka, sebenarnya berjemur bertujuan tidak semata-mata membunuh virus corona. “Waktu yang ideal berjemur adalah jam 10 pagi. Di waktu inilah, kita bisa mendapatkan asupan vitamin D gratis secara alami karena tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin D dengan sendirinya. Apalagi makanan kaya vitamin D sangat terbatas. Dengan asupan vitamin yang semakin lengkap, daya tahan tubuh juga semakin kuat dan diharapkan bisa tahan dari penularan infeksi virus corona,” jelas dr. Jaka.

Pertanyaan lain adalah kekhawatiran memesan makanan menggunakan ojek online. Mungkinkah pembungkus makanannya terkontaminasi? Menurut dr. Jaka, memperlakukan makanan melalui pesan antar sebenarnya mudah. “Sejak awal kita janjian dulu sama abang ojolnya untuk taruh makanan di tempat yang ditentukan di depan rumah. Setelah itu ambil kemasan atau plastik makanan. Segera buang kemasan ke tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan sabun pakai air yang mengalir. Setelah itu baru kita bisa makan,” jelas dokter dari RS Dharmais ini.

Terkait suplemen, memang suplemen dapat memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan guna menunjang kesehatan dan daya tahan tubuh. Akan tetapi, bukan berarti hal tersebut dapat mencegah penularan virus secara langsung. Kita tetap harus mengonsumsi makanan yang bergizi setiap hari, termasuk sayuran dan buah-buahan. Kandungan gizi dari makanan, seperti protein, serat, vitamin, atau mineral, memiliki peran lebih besar dalam mendukung sistem imun tubuh. (Sri Noviarni)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)